Analisis Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

klausa sebelumnya. Selain terdapat lebih dari satu klausa, kalimat tersebut juga terdapat kata dan yang menunjukkan hubungan koordinasi antarklausa. Kalimat 6 terbentuk dari empat klausa yaitu S-P-O, S-P-KET, S-P-O dan S-P-O. Seperti halnya contoh 5, kalimat tersebut juga terdapat klausa yangdihilangkan subjeknya. Kalimat tersebut terdapat kata dan yang digunakan sebagai hubungan koordinasi antarklausa. Setiap klausa yang membentuk kalimat tersebut dapat berdiri sendiri. Pada kalimat 7 terdiri dari empat klausa yaitu S-P-O-KET, S-P-KET, S- P-O, dan S-P-O. Hubungan antarklausa pada kalimat tersebut ditandai dengan konjungsi lalu, dan dan. Setiap klausa pada kalimat tersebut dapat beridiri sendiri. b. Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang hubungan antarklausanya memiliki hubungan tidak sedrajat, terdapat satu klausa yang menjadi bagian dari klausa lainnya. Pada karangan guru masih terdapat penggunaan penanda hubungan subordinasi yang tidak tepat, namun masih dapat dikategorikan sebagai kalimat majemuk bertingkat. Berikut contoh kalimat majemuk bertingkat. Selengkapnya lihat di Lampiran 8 Ketika turun dari taxi, ia berjumpa dengan 4 orang teman : P KET KET S P PEL Sandre, Andi, Karo, dan John Kode 1.6 9 Mobil itu lalu melewati dihadapan mereka S P O maka Doni bergegas menumpang mobil Kode 6.8 S P O KET 10 Sebelum ia berngkat ke sekolah ia berpamitan dulu S P KET KET S P dengan kedua orang tuanya. Kode 9.4 KET Kalimat 8, 9 dan 10 menunjukkan bahwa kalimat majemuk memiliki hubungan antarklausa yang tidak sedrajat. Terdapat satu klausa yang menjadi bagian dari klausa lain yang disebut denngan klausa anak. Unsur pengisi keterangan pada kalimat 8 berupa klausa turun dari taxi dan dihubungkan dengan hubungan subordinasi ketika. Pada kalimat 9 unsur pengisi keterangan diisi oleh klausa Doni bergegas menumpang mobil dan dihubngkan dengan penanda subordinasi maka. Pada kalimat tersebut terdapat pula kata lalu yang fungsinya sebagai penghubung antarklausa setara tetapi karena penggunaannya tidak tepat, kata tersebut tidak diperhitungkan sebagai penanda hubungan antarklausa. Sama seperti kedua contoh sebelumnya, unsur pengisi keterangan pada kalimat 10 juga berupa klausa dan ditandai dengan penanda hubungan subordinatif ketika. Klausa yang mengisi keterangan pada kalimat tersebut adalah ia berngkat ke sekolah. c. Kalimat Majemuk Campuran Kalimat dalam karangan narasi guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua, jenis kalimat majemuk yang paling banyak digunakan adalah kalimat majemuk campuran. Kalimat majmuk campuran merupakan gabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk campuran yang digunakan guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua, terdiri dari beberapa klausa dan mengandung banyak informasi. Berikut contoh kalimat majemuk campuran. Selengkapnya lihat di lampiran 11 Sebelum Beni ke sekolah Beni sarapan pagi terlebih dahulu S P KET S P KET KET dan tidak lupa menyikat giginya. Kode 4.5 KET P O 12 Setelah diberikan arahan lalu disuruh anak-anak muridnya P O KET P PEL masuk sekolah dan adakan kegiatan belajar mengajar. Kode 5.5 KET P PEL 13 Setibanya disekolah mobil berhenti KET S P sambil memberi salam pada ibunya dan ia keluar P O KET KET S P dari mobil dan menuju sekolah bersama teman-teman lainya. KET P O KET Kode 15.8 Kalimat 11 terdapat klausa anak dan klausa induk yang memiliki kedudukan setara. Kalimat tersebut terdiri dari dua klausa setara yaitu KET-S-P- KET-KET dan S-KET-P-O. Sementara itu, unsur pengisi keterangan pada salah satu klausa tersebut adalah semuah klausa S-P. Kalimat tersebut juga terdapat penanda hubunagan koordinasi dan, dan penanda hubungan subordinasi ketika. Pada kalimat 12 terdapat klausa anak dan klausa induk yang memilliki kedudukan setara. Kalimat tersebut terdiri dari dari dua klausa induk yang berpola KET-P-PEL-KET dan P-PEL, serta terdapat pula penanda hubuangan koordinasi dan dan lalu. Dalam kalimat tersebut terdapat pula klausa anak yang terlihat pada unsur pengisi keterangan yaitu klausa diberikan arahan, serta terdapat penanda hubungan subordinasi setelah. Jika diperhatikan, klausa pada kalimat tersebut tidak lengkap,karena subjeknya dihilangkan. Namun, klausa pada kalimat tersebut masih dapat disebut sebagai klausa karena subjek masih dapat dihadirkan dalam kalimat berdasarkan subjek pada kalimat sebelumnya. Sama seperti contoh sebelumnya, kalimat 13 juga terdapat klausa anak dan klausa induk yang memiliki kedudukan setara. Klausa induk pada kalimat tersebut berpola KET-S-P-KET, S-P-KET, dan S-P-O-KET. Sementara itu, klausa anak terlihat pada salah satu unsur pengisi keterangan yang berupa klausa memberi salam pada ibunya. 4.2.2 Analisis Kalimat Ditinjau Berdasarkan Makna Berdasarkan makna, kalimat dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat seru dan kalimat emfatik. Dari kelima jenis kalimat tersebut, hanya ditemukan dua jenis kalimat yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat emfatik. Berikut analisis ketiga jenis kalimat tersebut. 4.2.2.1 Kalimat Berita Hampir semua kalimat yang terdapat dalam karangan narasi merupakan kalimat berita. Kalimat berita yang digunakan oleh guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua belum menyampaikan informasi dengan baik. Untuk memperoleh gambaran mengenai jenis kalimat berita berita, berikut contohnya. Selengkapnya lihat di Lampiran 14 Oleh karena sudah pukul 07.00, Ibu Gerardus segera menyetop sebuah taksi penumpang, untuk ditumpang anaknya Gerardus terus bertolak dengan teapt waktu yaitu pukul 07.30. Kode 1.5 15 Tepat pukul 7.00 Simon tiba di sekolah pukul 7-15 lonceng dibunyikan Simon masuk ruang kelasnya langsung berdoa dipimpin salah seorang teman yang ditugaskan. Kode 2.1 16 Setiap hari Dimas bangun pada pukul 06.00 pagi membereskantempat tidur dengan rapi lalu Dimas bergegas kekamar mandi sebelum mandi Dimas berdoa setelah selesai berdoa Dimas mengambil sikat gigi dan odol untuk mengosok gigi setelah selesai menggosok gigi Dimas lalu mandi dengan memakai sabun mandi sesudah selesai mandi lalu Dimas berpakaian selesai berpakaian Dimas sarapan pergi yang sudah disiapkan oleh ibunya. Kode 7.1 Masing-masing contoh kalimat tersebut mengandung informasi. Informasi yang terkandung di dalam kalimat 14 adalah pada pukul 07.00 Ibu Gerardus menyetop sebuah taksi untuk anaknya, kemudian gerardus berangkat ke sekolah tepat pukul 07.30. Pada kalimat berita 15 mengandung informasi pada pukul 07.00 Simon tiba disekolah, pada pukul 07.15 Simon masuk ruang kelas, dan setelah itu berdoa. Sementara itu, pada kalimat 16 terdapat informasi pada pukul 06.00 pagi Dimas bangun dan membereskan tempat tidur. Setelah itu, Beni ke kamar mandi. Sebelum mandi ia berdoa terlebih dahulu. Setelah berdoa, Dimas menggosok gigi. Setelah itu, Dimas mandi. Selesai mandi, Dimas berpakaian lalu sarapan yang sudah disediakan ibunya. Kalimat 14, 15, dan 16 menyatakan bahwa kalimat berita berfungsi memberitahukan sesuatu kepada orang lain. Dilihat dari segi strukturnya, ketiga kalimat tersebut berupa kalimat berita karena diakhiri dengan tanda titik. Kalimat- kalimat tersebut juga bertujuan memberikan informasi kepada pembaca. Dari ketiga contoh tersebut, dapat diketahui bahwa sebagai kalimat berita banyak informasi yang tidak disampaikan dengan baik. Hal ini terjadi karena banyak kalimat yang tidak gramatikal, tidak menggunakan tanda baca dengan baik, terdapat kalimat yang tidak lengkap. Selain itu, dalam satu kalimat terdiri dari beberapa kalausa yang membuat kalimat menjadi terlalu luas. 4.2.2.2 Kalimat Tanya Dalam karangan narasi guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua, hanya terdapat 1 kalimat yang di dalamnya terdapat kalimat tanya. Satu-satunya kalimat tanya pada karangan narasi ini struktur kalimatnya kurang baik. Berikut contoh kalimat tanya. 17 Mereka ditengah jalan dapat menemukan Budi yang sedang ditabrak apa tugasnya mereka. Kode 17.12 Pada kalimat 17 terdapat klausa yang bertujuan menanyakan sesuatu, yaitu klausa apa tugas mereka. Tujuan dari klausa tanya itu adalah menanyakan tugas tugas seorang anak ketika melihat temannya kecelakaan. Sayangnya, kalimat tanya tersebut digabungkan dalam kalimat berita, dan tidak terdapat tanda tanya di belakangnya. 4.2.3.3 Kalimat Emfatik Dari keselurhan karangan narasi guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, hanya terdapat satu kalimat yang menjadi kalimat Emfatik. Berikut contoh kalimat emfatik. 18 Itulah kegiatan Andi Setiap harinya pada pagi hari. Kode 14.13 Kalimat 18 terdapat kata itulah dan memberikan penegasan khusus pada subjek yaitu kegiatan Andi Setiap harinya . Penegasan itu dilakukan dnegan menambahkan partikel –lah pada subjek TBBBI, 1988 : 292. Pada kalimat tersebut yang menjadi subjek adalah kegiatan Andi setiap harinya, sedangkan kata itulah sebagai predikat. 4.2.3. Analisis Kalimat Ditinjau Berdasarkan Sudut Pandang „Sumber‟ atau „Sasaran‟ Pada karangan guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua, terdiri dari dari kalimat tungal dan kalimat majemuk sehingga peneliti memberikan batasan dalam penelitian. Jika merupakan kalimat tunggal, hanya dianalisis kalimat tunggal dengan predikat verba. Apabila merupakan kalimat majemuk setara peneliti menganalisis setiap klausa. Namun, pada kalimat majemuk bertingkat peneliti hanya menganalisis klausa induk saja. Berikut hasil analisis kalimat yang ditinjau berdasarkan sudut pandang „sumber‟ atau „sasaran‟. 4.2.3.1 Kalimat Aktif Kalimat aktif dapat dibedakan menjadi kalimat aktif intransitif, semitransitif, ekatransitif, dan dwitransitif. Dari keempat jenis kalimat aktif, ditemukan tiga jenis kalimat pada karangan narasi guru yaitu kalimat aktif intransitif, semitransitif, dan ekatransitif. Berikut analisis kalimat aktif yang digunakan oleh SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua. a. Aktif Intransitif Kalimat intransitif mempunyai frekuensi yang paling besar penggunaannya dalam karangan guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua. Semua guru manggunakan kalimat jenis ini dalam karanganya. Berikut contoh kalimat intransitif. Selengkapnya lihat di Lampiran 19 Akhirnya Beni berangkat ke sekolah pada pukul 07.00 dengan diantar oleh orang tuanya menggunakan mobil. Kode 4.6 20 Setiap hari Dimas bangun pada pukul 06.00 pagi. Kode 7.1 21 …….. ia berangkat kesekolah. Kode 8.2 22 …… mereka bersama-sama melangkah menuju pintu kelas yang sudah terbuka. Kode 10.8 Keempat contoh kalimat tersebut subjeknya melakukan perbuatan yang dinyatakan pada predikat, dan predikatnya berupa verba aktif intransirif. Predikat pada kalimat 4.6 dan 8.2 adalah verba berimbuhan ber- yang berarti intransitif. Perdikat tersebut menyatakan Pada kalimat 4.1 predikatnya berupa verba dasar bangun dan dibelakangnya tidak disertai objek. Kalimat 10.8 terdapat predikat melangkah yang merupakan verba intransitif. b. Aktif Semitransitif Kalimat semitransitif merupakan kalimat aktif yang kemunculannya paling sedikit. Berikut contoh kalimat aktif semitransitif. Selengkapnya lihat di Lampiran 23 ……Simon masuk ruang kelasnya…… Kode 2.3 24 …..Agustinus naik kendaraan menuju ke sekolah jam 07.00 sampai disekolah. Kode 8.3 25 Pukul 07.30 WIT Antonius masuk halaman sekolah…. Kode 10.8 Ketiga kalimat tersebut menunjukkan bahwa subjek dalam kalimat melakukan perbuatan yang dinyatakan pada predikat. Predikat pada kalimat- kalimat tersebut berupa verba yang bisa diikuti oleh objek, tetapi jika objek dihilangkan kalimat tersebut masih gramatikal. Pada kalimat 23 predikatnya berupa verba dasar masuk dan diikuti dengan objek ruang kelasnya. Kalimat tersebut masih dapat menjadi kalimat yang utuh apabila objek ruang kelasnya dihilangkan. Kalimat 24 predikatnya berupa verba dasar naik dan diikuti dengan objek kendaraan. Jika objek pada kalimat tersebut dihilangkan, masih akan menjadi kalimat yang utuh yaitu kalimat Agustinus naik. Begitu pula pada kalimat 25 yang predikatnya berupa verba dasar masuk, diikuti dengan objek halaman sekolah. Apabila objek pada kalimat tersebuut dihilangkan, masih dapat menjadi kalimat yang utuh. c. Aktif Ekatransitif Dalam karangan guru SD di lingkungan YPPK Maybrat terdapat 101 struktur kalimat aktif. Semua guru menggunakan jenis kalimat ini. Berikut contoh kalimat ekatransitif. Selengkapnya lihat di Lampiran 26 Setelah mandi Gerardus pun membuka lemari pakaian. Kode 1.3 27 Pagi ini jarum jam di kamar Beni menunjukan pukul 06.00. Kode 4.1 28 …….. ia mengambil pakaian sekolahnya….. Kode 8.1 Predikat pada kalimat 26, 27, dan 28 berupa verba transitif, dan diikuti oleh satu objek saja. Pada kalimat 26 terdapat predikat dengan imbuhan meN-kan, diikuti dengan satu objek yaitu lemari pakaian. Kalimat 27 predikatnya berupa verba berimbuhan meN-, diikuti satu objek yaitu pukul 06.00. Begitu pula dengan kalimat 28, predikatnya berupa verba berimbuhan meN-, dan diikuti satu objek yaitu pakaian sekolahnya. 4.2.3.2 Kalimat Pasif Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi kalimat pasif Tipe 1, Tipe 2, dan Tipe 3. Dari ketiga jenis kalimat pasif tersebut, hanya ditemukan dua jenis kalimat yaitu kalimat pasif Tipe 1 dan Tipe 3. Berikut analisis kalimat aktif yang digunakan oleh SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua. a. Pasif Tipe 1 Penggunaan kalimat pasif Tipe 1 sebanyak 17 kalimat. Guru yang menggunakan kalimat jenis ini ada 8 orang. Karangan yang paling banyak menggunakan kalimat jenis ini adalah Pelipus Korain Responden 13 dengan frekuensi 4 kalimat. Berikut ini contoh kalimat pasif Tipe 1. Selengkapnya lihat di Lampiran 29 Tepat pukul 8.00 pelajaran dilaksanakan seorang guru kelas. Kode 2.4 30 Selesai mandi arnol diantar ibunya berangkat kesekolah. Kode 3.2 31 …… sebelum Amir berangkat kesekolah,Amir diberi sarapan pagimakan pagi ….. Kode 11.6 Kalimat 29, 30 dan 31 merupakan kalimat pasif Tipe 1. Hal ini terlihat dari verba yang digunakan pada unsur pengisi predikat. Kalimat 29 menggunakan verba dilaksanakan, kalimat 30 menggunakan verba diantar, dan kalimat 31 menggunakan verba diberi. Ketiga kalimat itu yang menjadi subjek adalah sasaran perbuatannya yaitu pelajaran, arnol, dan amir. Sementara itu, sumber perbuatan diletakan di belakang dan tidak ditonjolkan. Bahkan pada kalimat 31 sumber perbuatan dapat dihilangkan. b. Pasif Tipe 3 Dari keseluruhan karangan, hanya terdapat 1 kalimat pasif Tipe 3 yang digunakan oleh guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua. Berikut contoh kalimat pasif tipe 3 yang terdapat dalam karangan. 32 Doni termasuk anak yang disiplin disekolah tersebut. Kode 6.10 Kalimat 32 menunjukkan bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat pasif Tipe 3 karena memiliki predikat berimbuhan ter-. Kalimat pasif Tipe 3 adalah yang subjeknya menjadi sasaran perbuatan yang dinyatakan dengan predikat berimbuhan ter, dan ke-an. Kalimat pasir tipe ini memiliki makna tidak sengaja.

4.3 Pembahasan Hasil

4.3.1 Jenis Kalimat Ditinjau Berdasarkan Bentuk Berdasarkan TBBBI 1988 : 267, jenis kalimat ditinjau berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi dua yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal terbagi lagi menjadi lima jenis kalimat yaitu kalimat tunggal dengan predikat frasa nomina, predikat frasa ajektiva, predikat frasa verbal, predikat frasa preposisional, dan predikat frasa lain. Sementara itu kalimat majemuk dapat terbagi menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Namun, menurut Soegorno 2009 : 195 ada kalanya kalimat yang digunakan tidak dapat disebut kalimat majemuk setara dan tidak dapat pula sesebut kalimat bertingkat. Kalimat yang digunakan adalah kalimat majemuk campuran. Untuk itu, pada penellitian ini kalimat majemuk diklasifikasikan menjadi kalimat majemuk setara, majemuk bertingkat, dan majemuk campuran. 1. Kalimat Tunggal Berdasarkan hasil penelitian dari kelima jenis kalimat tunggal yang ada, guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua hanya hanya menggunakan tiga jenis kalimat. Tiga jenis kalimat tersebut adalah kalimat tunggal dengan predikat frasa nominal, kalimat tunggal dengan frasa verbal, dan kalimat tunggal dengan frasa preposisional. Jenis-jenis kalimat tunggal tidak banyak diguanakan oleh guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Maokwari, Papua. Jenis kalimat tunggal yang paling banyak digunakan adalah kalimat tunggal dengan predikat frasa verbal. Penggunaan kalimat dengan predikat frasa nominal dan frasa preposisional masing-masing hanya ditemukan 1 kalimat. Berdasarkan data yang diperolah, tidak semua guru menggunakan kalimat tunggal. Terdapat 8 reponden yang tidak menggunakan kalimat tunggal sama sekali. Kehadiran kalimat tunggal sangat minim dalam karangan tersebut. Hal ini membuktikan jika kalimat dalam karangan narasi guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Kauskupan Manokwari, Papua tidak bervariasi. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang memiliki struktur cukup sederhana yaitu terdiri dari satu klausa. Karena struktur yang sederhana inilah, kalimat tunggal hanya menyampaikan satu informasi saja. Penggunaan kalimat ini memudakan pembaca dalam menangkap pesan sedarhana dari penulis. Menurut peneliti, penggunaan variasi kalimat tunggal sangat dibutuhkan pembaca supaya tidak jenuh dalam membaca kalimat yang panjang dan terdiri dari beberapa informasi. 2. Kalimat Majemuk Berdasarkan hasil penelitian, kalimat majemuk merupakan kalimat yang paling banyak diguanakan oleh guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua. Dari tiga jenis kalimat yang ada, guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua menggunakan semuanya. Ketiga jenis kalimat majemuk yang digunakan adalah kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Jenis kalimat yang paling banyak digunakan adalah majemuk campuran. Kalimat majemuk dapat berfungsi untuk menyampaikan informasi yang sejenis dan berkaitan. Untuk itu penggunaan kalimat majemuk kehadiran kalimat majemuk sangat dibutuhkan dalam sebuah karangan. Namun, penggunaan kalimat majemuk haruslah hati-hati. Apabila kalimat tersebut terlalu luas, maka akan menjadi kalimat yang sangat luas dan akhirnya pembaca menjadi kerepotan dalam menangkap maksudnya. Pada kenyataanya, kalimat majemuk yang digunakan dalam karangan narasi terdiri dari beberapa klausa yang terlalu luas. Hal ini dapat terlihat pada jenis kalimat majemuk setara, bertingkat, maupun campuran. Misalnya saja kalimat majemuk setara pada kode 19.2, yang terdiri dari lima klausa. Contoh lain dapat dilihat pada kalimat mejmuk campuran pada kode 15.8. Kalimat tersebut terdiri dari lebih dari tiga klausa, sehingga kalimat tersebut menjadi terlalu luas dan susah untuk dipahami. Selain terdiri dari kalimat yang terlalu luas, penggunaan kalimat majemuk terlalu mendominasi. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 8 guru yang hanya menggunakan kalimat majemuk saja di dalam karangannya. Hal ini membuktikan bahwa karangan tersebut tidak bervariasi. Menurut Peneliti, variasi kalimat berdasarkan bentuk sangat diperlukan dalam karangan narasi. Hal ini penting karena ada kalianya pembaca memerlukan kalimat yang singkat, dan ada kalanya juga pembaca memerlukan beberapa informasi yang terkandung dalam kalimat. 3. Relevansi dengan Penelitian Terdahulu. Penelitian ini mengacu pada penalitian terdahulu milik Susana Ekawati 2006 dan Yunita Utami 2012. Pada penelitian Susana Ekawati 2006 salah satu tujuan penelitiannya adalah mendeskripsikan jenis kalimat majemuk bahasa Indonesia pada karangan narasi siswa kelas IV SD Demak Ijo 2 Yogyakarta. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah jenis kalimat majemuk yang digunakan dalam karangan narasi siswa adalah kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti mendapatkan mempeoleh data bahwa jenis kalimat yang digunakan oleh guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua terdapat tiga jenis kalimat majemuk yaitu kalimat majemuk setara, bertingkat, dan campuran. Perbedaannya penelitian milik Susana Ekawati hanya memfokuskan pada kalimat majemuk saja, sedangkan penelitian yang ini juga membahas mengenai jenis kalimat tunggal. Perbadaan lainnya terdapat pada objek penelitian. Jika pada penelitian Susana Ekawati objek penelitiaanya dalah karangan narasi siswa, penelitian ini subjeknya adalah karangan narasi guru. Penelitian yang dilakukan oleh Yunita Utami 2012 memiliki persamaan dan perbedaan pada penelitian ini. Objek penelitian Yunita Utami adalah wacana iklan bank pada surat kabar. Persamaannya, penelitian milik Yunita Utami meneliti variasi kalimat yang ditinjau berdasarkan bentuknya, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Analisis kalimat tunggal pada penelitian Yunita Utami didasarkan pada kategori kata pada predikat. Hasil yang diperolah dari penelitian iini adalah variasi kalimat tunggal dalam wacana iklan bank adalah kalimat tunggal berpredikat nomina, kalimat tunggal berpredikat ajektiva, kalimat tunggal berpredikat verba, dan kalimat tungal berpredikat frasa lain. Pebedaannya, penelitian Yunita Utami menganalisis kaimat majemuk berdasarkan struktur fungsionalnya, sedangkan pada penelitian ini meneliti kalimat mejemuk berdasarkan jenisnya. 4.3.2 Jenis Kalimat Ditnjau Berdasarkan Makna Berdasarkan TBBBI 1988 : 267 jika ditinjau berdasarkan makna, kalimat dapat dibedakan menjadi lima jenis yaitu kalimat berita, perintah, tanya, seru, dan emfatik. Dari kelima jenis kalimat tersebut, guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua hanya menggunakan tiga jenis kalimat saja. Ketiga jenis kalimat tersebut adalah kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat emfatik. Penggunaan kalimat berita sangat mendominasi bahkan, sebagian bersar jenis kalimat yang digunakan adalah kalimat berita. Dari sini terlihat bahwa guru kurang mampu menggunakan variasi kalimat dalam karangan narasi. Variasi kalimat yang dilihat segi makna sangat dibutuhkan untuk membuat karangan lebih menarik untuk dibaca. Untuk menarik pembaca variasi kalimat dapat diwujudkan dalam penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung. Dalam penggunaan kalimat langsung tentu terdapat variasi kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat seru, dan jenis kalimat lainnya. Penggunaan kalimat seperti ini akan membuat menghasilkan kesan lebih terang kepada pembaca. Sementara itu variasi dalam kalimat tidak langsung akan akan membuat pembaca dibawa ke dalam suasana komunikatif. Misalnya penulis memberikan pertanyaan kepada pembaca, meskipun penulis sendiri tidak mengharapkan jawaban dari pembaca. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua belum dapat menggunakan variasi kalimat, sehingga karangan yang digunakan kurang menarik. 1. Kalimat Berita Berdasarkan hasil analisis, kalimat berita yang digunakan oleh guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua tidak dapat menyampaikan informasi kepada pembaca dengan baik. Hal ini terjadi karena banyak kalimat yang tidak gramatikal, tidak menggunakan tanda baca dengan baik, dan terdapat kalimat yang tidak lengkap. Selain itu, dalam satu kalimat terdiri dari beberapa klausa yang membuat kalimat menjadi terlalu luas. Berdasarkan data yang ditemukan, dapat diketahui bahwa kalimat berita mempunyai frekuensi penggunaan paling banyak dan digunakan oleh semua guru.