2.2.4 Kalimat Efektif
Sebuah karangan dikatakan menarik apabila pesan atau ide yang yang terdapat didalamnya mampu diterima oleh pembaca dengan baik. Dalam suatau
karangan, faktor yang menentukan efektifitas pesan yang disamapaikan adalah kalimat. Sebuah kalimat dapat dikatakan efektif apabila pesan atau ide yang ingin
disampaikan oleh penulis dapat diterima dengan baik oleh pembaca. Pendapat ini sesuai dengan pendapat Razak 1990:2 yang memaparkan bahwa kalimat
dikatakan efektif apabila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu dengan sempurna. Semakin pesan atau ide yang dimaksudkan oleh penulis
tergambarkan dengan lengkap dan diterima dengan sempurna, maka kalimat tersebut semakin efektif.
Penggunaan kalimat efektif dalam sebuah karanagan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi pembaca. Hal ini karena beban sebuah kalimat tidak hanya
pada proses penyampaian dan penerimaan pesan saja, tetapi juga mengungkapkan ekspresi kejiwaan manusia. Melalui kalimat, pengarang dapat memberitahukan
atau menanyakan sesuatu kepada pembaca. Bahkan, pengarang juga dapat menyindir, mengejek, merayu, menggugah, meyakinkan, mengkritik menghibur
dan sebagainya. Razak 1990:3 juga mengungkapkan bahwa, “Banyak sekali ragam bentuk ekspresi kejiwaan manusia. Di dalam
setiap karya tulis, semua bentuk espresi kejiwaan itu memelui kalimat. Hanya kalimatlah yang dapat diguna
kan untuk itu”.
Dari kutipan di atas terlihat bahwa penggunaan kalimat efektif sangat berpengaruh bagi pembaca karena kalimat dapat menyampaikan pesan dan ekspresi kejiwaan
manusia. Gorys Keraf dalam Widyamartaya, 1990:58 menyatakan bahwa syarat-
syarat kalimat efektif mengandung cita rasa kalimat. Untuk itu dalam membentuk kalimat yang efektif dan menarik bagi pembaca, dalam sebuah karangan
membutuhkan cita rasa. Supaya pembaca tidak bosan dalam membaca, diperlukan cita rasa yang bervariasi. Sebuah kalimat juga akan terasa hidup dan menarik bila
kalimat-kalimatnya bervariasi dalam hal panjang-pendeknya, jenisnya, aktif-pasif nya, polanya, atau gayanya Widyamartaya, 1990:33. Dengan pemakaian kalimat
yang bervariasi tersebut, pembaca tidak akan bosan dalam membaca. Selain itu, menurut Razak 1990:7 struktur kalimat efektif haruslah benar.
Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan
bahwa apabila struktur kalimat itu tidak benar maka tidak akan membentuk arti. Misalnya saja terdapat pada kalimat yang ingin menyampaikan pesan “adik
makan nasi tadi pagi”. Jika kalimat yang terbentuk “Pagi tadi adik nasi makan” maka pesan yang ingin disampaikan menjadi tidak jelas karena strukturnya tidak
baik. Pesan yang disampaikan akan tersampaikan dengan baik apabila menggunakan kalimatn
ya “Adik makan nasi tadi pagi. Kalimat tersebut menggunakan pola kalimat S-P-O-K. Dengan menggunakan subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan yang sesuai dengan fungsinya dan aturannya,