Kalimat Aktif Transitif Kalimat Aktif

23 Adik dibawakan bekal oleh ibu S P O KET 24 Masalah kenaikan harga BBM sedang diperbincangkan S P 25 Baju itu dijual S P 26 Laptop ku sedang diperbaiki S P Dari kalimat-kalimat di atas, kalimat nomor 1 dan 2 terdapat keterangan pelaku yang dijelaskan dengan kata oleh. Kalimat tersebut merupakan kalimat pasif yang terdapat pelaku, sedangkan kalimat 3, 4, dan 5 merupakan kalimat yang tidak memiliki pelaku. Namun, ketika diperhatikan lagi kalimat nomor 1 dan 2 juga dapat menjadi satu pikiran yang utuh ketika KET dihilangkan. Sebagai contoh kalimat nomor 1 menjadi Agung dipinjami motor. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kehadiran bentuk oleh yang menyatakan pelaku dapat bersifat manasuka. 2.2.4.2.2 Kalimat Pasif dengan Unsur Pelaku Pronominal Tipe 2 Pada kalimat pasif tipe ini, predikat kalimat menggunakan verba aktif dengan meninggalkan awalan meN- dan menggunakan pronomina persona pertama sebagai pengganti di-. Sebagai contoh lihatlah pada kalimat berikut : 27 Buku itu telah ia berikan kepada temannya. S P KET 28 Masalah itu sudah sering kami bicarakan dengannya. S P KET 29 Mobil itu ayah beli dari toko. S P KET 30 Rumah itu mereka tempati sejak gempa tahun lalu. S P KET Jika diperhatikan, setiap predikat dalam kalimat-kalimat terdapat verba aktif yang telah meninggalkan awalan meN-, selain itu sebelumnya selalu terdapat pronomina persona. 2.2.4.2.3 Kalimat Pasif yang Verba Pasifnya Berimbuhan ke-an dan ter- Tipe 3 Kalimat pasif tipe ini predikatnya diisi oleh verba yang berimbuhan ke-an ter-, kena di depan verba. Selain itu, subjeknya juga menjadi sasaran suatu perbuatan dan memiliki makna tidak sengaja. Berikut contoh kalimat pasif Tipe 3. 31 Saya kedinginan S P 32 Adik kelaparan sejak tadi pagi S P KET 33 Kaki saya tertipa ember S P PEL 34 Amplop itu terselip di tumpukan buku S P KET

2.2.4 Kalimat Efektif

Sebuah karangan dikatakan menarik apabila pesan atau ide yang yang terdapat didalamnya mampu diterima oleh pembaca dengan baik. Dalam suatau karangan, faktor yang menentukan efektifitas pesan yang disamapaikan adalah kalimat. Sebuah kalimat dapat dikatakan efektif apabila pesan atau ide yang ingin disampaikan oleh penulis dapat diterima dengan baik oleh pembaca. Pendapat ini sesuai dengan pendapat Razak 1990:2 yang memaparkan bahwa kalimat dikatakan efektif apabila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu dengan sempurna. Semakin pesan atau ide yang dimaksudkan oleh penulis tergambarkan dengan lengkap dan diterima dengan sempurna, maka kalimat tersebut semakin efektif. Penggunaan kalimat efektif dalam sebuah karanagan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi pembaca. Hal ini karena beban sebuah kalimat tidak hanya pada proses penyampaian dan penerimaan pesan saja, tetapi juga mengungkapkan ekspresi kejiwaan manusia. Melalui kalimat, pengarang dapat memberitahukan atau menanyakan sesuatu kepada pembaca. Bahkan, pengarang juga dapat menyindir, mengejek, merayu, menggugah, meyakinkan, mengkritik menghibur dan sebagainya. Razak 1990:3 juga mengungkapkan bahwa, “Banyak sekali ragam bentuk ekspresi kejiwaan manusia. Di dalam setiap karya tulis, semua bentuk espresi kejiwaan itu memelui kalimat. Hanya kalimatlah yang dapat diguna kan untuk itu”.