Penelitian Terdahulu yang Relevan

Pada kalimat yang berpola S-P, perdikat dapat pula berupa frasa nominal, frasa numeral, atau frasa preposisional di samping frasa verbal dan frasa ajektival TBBI, 2003:326. Sementara itu, Ramlan 2005:82 menjelaskan bahwa berdasarkan strukturnya, S dan P dapat dipertukarkan tempetnya, maksudnya S mungkin terletak di muka P atau sebaliknya P mungkin terletak di muka S. Predikat dapat berupa nomina, verba, Bilangan, dan frasa depan. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa predikat merupakan konstiuen pokok yang disertai konstituen subjek. Letak kedua konstituen ini dapat dipertukarkan. Predikat dapat berupa nomina, bilangannumeral, verba, dan frasa depan. 2. Fungsi Subjek Subjek menempati fungsi sintaksis terpenting kedua setelah presikat. Pada umumnya subjek berupa frasa nomina, frasa nominal atau klausa. Subjek juga dapat berupa frasa verbal. Pada umumnya subjek terletak di sebelah kiri predikat, subjek sering juga diletakkan di akhir kalimat. Pada kalimat imperatif adalah orang kedua atau orang pertama jamak dan biasanya tidak hadir. Subjek pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu dipasifkan TBBBI, 2003:327. Sementara itu, Ramlan 2005:82 menjelaskan bahwa berdasarkan strukturnya, S dan P dapat dipertukarkan tempatnya. Maksudnya S mungkin terletak di muka P atau sebaliknya P mungkin terletak di muka S. S dapat terdiri dari nomina. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek merupakan unsur terpenting kedua setelah predikat. Subjek biasanya terletak di sebelah kiri predikat, namun pada kenyataannya pennggunaan subjek dapat dipertukarkan posisinya. Subjek biasanya berupa nomina atau frasa verbal. 3. Fungsi Objek Objek adalah konstituen yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Letaknya selalu selalu langsung predikatnya. Dengan demikian, objek dapat dikenali dengan memperhatikan 1 jenis predikat yang melangkapinya 2 ciri khas objek itu sendiri. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nomina. Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek apabila kalimat itu dipasifkan TBBBI 2003:328. Predikat mungkin terdiri dari golongan verbal transitif, mungkin terdiri dari golongan verbal intransitif, atau golongan-golongan kata yang lain. Apabila terdiri dari golongan verba transitif, diperlukan adanya O Ramlan, 2005:82. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa objek merupakan konstiuen yang keberadaanya dituntut oleh predikat dengan verba transitif. Objek dapat berubah menjadi subjek apabila kalimat tersebut dipasifkan. Objek terdiri dari nomina. 4. Fungsi Pelengkap Pelengkap hampir mirip dengan objek, karena berdiri di belakang predikat dan biasanya berupa nomina, tetapi keduanya berbeda. Berikut perbedaan dari objek dan pelengkap. Tabel 1 Perbedaan Objek dan Pelengkap TBBBI 2003:329 Objek Pelengkap berwujud frasa nominal atau klausa berwujud frasa nominal, frasa verbal, frasa ajektival, frasa preposisional, atau klausa. berada langsung di belakang presikat. berada langsung di belakang predikat jika tak ada objek dan hadir di belakang objek atau kalau unsur ini hadir. Menjadi subjek akibat penafsiran kalimat. tak dapat menjadi subjek akibat penafsiran kalimat. dapat diganti dengan pronominal -nya. tidak dapat diganti dengan – nya kecuali dalam kombinsi , ke preposisi selain di, ke, dari, dan akan. Ramlan 2005:84 menyatakan bahwa PEL mempunyai persamaan dan perbedaan denga O1 maupun O2, yaitu terletak dibelakang P. Perbedaannya ialah O selalu terdapat dalam klausa yang dipasifkan, sedangkan PEL terdapat dalam klausa yang tidak dapat diubah dalam bentuk pasif. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PEL memiiki kesamaan dengan O yaitu berada di belakang P. Perbedaannya, PEL tidak dapat menjadi subjek akibat pemasifan, dan terletak di belakang predikat yang dengan