karangan tersebut. Setelah itu, peneliti memberi nomor pada setiap kalimat yang terdapat dalam karangan. Kalimat yang telah diberi nomor dimasukan dalam
tabel. Peneliti menyediakan beberapa tabel untuk membagi kalimat berdasarkan bentuk, makna dan sudut pandang sumber atau sasaran. Dalam tabel disediakan
kolom untuk menggelompokan kalimat-kalimat tersebut. Untuk meneliti kalimat berdasarkan bentuk, peneliti mengelompokan kalimat tunggal menjadi kalimat
tunggal dengan predikat frasa nominal, frasa adjektival, frasa verbal, dan frasa lain. Sementara itu, kalimat majemuk dikelompokan dalam kalimat majemuk
setara, bertingkat, dan campuran. Penelitian kalimat berdasarkan maknanya dikelompokan dalam kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat
seru, dan kalimat emfatik. Sedangakan pada penelitian berdasarkan sudut pandang sumber dan sasaran dikelompokan dalam kalimat kalimat aktif dan kalimat pasif.
Kalimat aktif terbagi dikelompokkan dalam kalimat intransitif, semitransitif, ekatransitif, dan dwitransitif. Sementara itu, kalimat pasif dikelompokkan dalam
kalimat pasif tipe 1, tipe 2 dan tipe 3.
3.5 Teknik Analisis Data
Setelah membuat tabel pengelompokan kalimat berdasarkan bentuk, makna, dan sudut pandang sumber atau sasaran, langkah selanjutnya adalah
sebagai berikut. Peneliti memberi tanda centang jenis kalimat yang sesuai dengan kriteria jenisnya.
Langkah selanjutnya, peneliti menghitung seluruh jumlah kalimat yang ditinjau berdasarkan bentuk makna, dan sudut pandang
‘sumber’ atau ‘sasaran’. Pada penggolongan kalimat berdasarkan makna, peneliti menghitung jumlah
kalimat tunggal dan kalimat majemuk yang telah diklasifikasikan. Pada penggolongan kalimat berdasarkan makna, peneliti menghitung jumlah kalimat
berita, kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat seru, dan kalimat emfatik. Pada penggolongan kalimat berdasarkan sudut pandang sumber atau sasaran, peneliti
menghitung jenis kalimat aktif dan pasif. Data yang diperoleh, direpresentasikan untuk memperoleh deskripsi penggunaan kalimat.
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskpripsi Data
Penelitian ini dilakuakan terhadap 19 guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua yang diminta untuk menulis sebuah
karangan narasi berdasarkan gambar seri aktivitas di pagi hari. Dari hasil penelitian, diperoleh karangan narasi sebanyak 19 karangan.
4.1.1 Kuantitas dan Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk Untuk mengetahui penggunaan kalimat berdasarkan bentuknya, terlebih
dahulu peneliti memberi tanda terhadap kalimat tunggal dan kalimat majemuk yang digunakan oleh guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan
Manokwari, Papua. Setelah mengetahui bentuk kalimat tersebut, peneliti mengklasifiksikan lagi kalimat tunggal menjadi kalimat tunggal dengan predikat
frasa nomina, frasa verba, frasa ajektiva, frasa depan, dan frasa lain, sedangkan kalimat majemuk diklasifikasikan lagi menjadi majemuk bertingkat, setara dan
campuran. Berdasarakan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh jumlah kalimat
sebanayak 142 kalimat. Adapun kalimat yang ada pada keseluruan karangan narasi guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua
adalah sebagai berikut.
Tabel 2 Data Jenis Kalimat berdasarkan Bentuk
RES Majemuk
Tunggal TMKM
MB MS
MC FV
FP FN
1 4
2 2
4 1
2 1
2 1
3 3
1 4
3 2
2 5
1 3
1 6
5 2
2 2
1 7
1 3
8 1
3 9
2 2
10 1
2 4
1 11
5 6
12 1
1 4
13 4
1 2
1 1
14 3
3 2
4 15
2 1
3 4
16 1
1 17
1 5
4 4
1 18
2 1
4 1
19 2
2 Jumlah
32 28
48 23
1 1
9
Keterangan RES
: Responden MB
: Majemuk bertingkat MS
: Majemuk setara MC
: Majemuk campuran PFV
: Predikat frasa verba PFP
: Predikat frasa preposisional PFN
: Predikat frasa nomina TMKM : Tidak masuk kategori manapun.
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 142 kalimat yang ada, terdapat 108 kalimat tunggal, 25 kalimat majemuk, dan 9 kalimat yang tidak dapat
dimasukkan dalam kategori yang telah ditentukan. Kalimat yang tidak dapat dimasukan merupakan kalimat yang memiliki unsur yang tidak lengkap dan tidak
gramatikal. Data di atas memperlihatkan bahwa dalam keseluruhan kalimat yang ada, kalimat majemuk frekuensi penggunaanya jauh lebih banyak daripada
kalimat tunggal. Bahkan terdapat 8 responden yang hanya menggunakan kalimat majemuk di dalam karangannya. Ini berarti dari 19 guru, hanya terdapat 11 orang
yang menggunakan kalimat tunggal di dalam karangannya. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa kalimat tunggal yang
diguanakan oleh guru ada tiga jenis yaitu kalimat tunggal dengan predikat frasa verbal, kalimat tunggal dengan predikat frasa preposisional, dan kalimat tunggal
dengan predikat frasa nomina. Kalimat tunggal dengan predikat frasa verbal terdiri dari 23 kalimat, kalimat tunggal dengan predikat frasa preposisional 1
kalimat dan kalimat tunggal dengan predikat frasa nomina 1 kalimat. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kalimat tunggal dengan frasa depan frekuensi
penggunaannya paling banyak daripada kalimat tunggal lainnya. Sementara itu, jenis kalimat yang digunakan ada tiga yaitu kalimat
mejemuk bertingkat, kalimat majemuk setara, dan kalimat mejemuk campuran. Kalimat majemuk bertingkat frekuensi penggunaanya sebanyak 32 kalimat,
kalimat mejemuk setara sebanyak 28 kalimat, dan kalimat majemuk campuran sebanyak 48 kalimat. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kalimat
majemuk campuran memiliki frekuensi paling banyak.
4.1.2 Kuantitas dan Jenis Kaliamat Berdasarkan Makna Berdasarkan makna, kalimat dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis
yaitu kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat seru, dan kalimat emfatik. Untuk mengetahui kalimat apa saja yang digunakan oleh guru di