Struktur Kalimat Kerangka Teori

Bagan 1 Pembagian Jenis Kalimat TBBBI 1988:267 Berdasarkan diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa kalimat dapat dibagi menurut a bentuk, dan b maknanya nilai komunikatifnya. Berdasarkan bentuknya kalimat dibedakan berdasarkan bentuknya kalimat ada yang tunggal dan ada yang majemuk. Dari segi maknanya nilai komunikatifnya kalimat terbagi menjadi 1 berita, 2 perintah, 3 tanya, 4 seru, 5 emfamik TBBBI, 1988 : 167. Berbeda dengan TBBBI, Ramlan 2005 membagi kalimat berdasarkan lengkap tidaknya suatu klausa, berdasarkan fungsi dan kaitannya dalam situasi, serta berdasarkan jumlah klausanya. Berdasarkan lengkap tidaknya suatu klausa, kalimat dibagi menjadi kalimat berklausa dan kalimat tak berklausa. Berdasarkan fungsi dan kaitannya dalam situasi, kalimat dibagi menjadi kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat suruh. Sedangkan berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat sederhana dan kalimat luas. Maka dapat disimpulkan bahwa kalimat dapat dibagi berdasarkan bentuknya, kalimat dapat dibagi menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Sedangkan berdasarkan maknanya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita, perintah, tanya, seru, dan emfatik. Penelitian ini menggunakan pembagian kalimat berdasarkan TBBBI 1988. Namun, penggolongan kalimat bedasarkan Ramlan 2005 digunakan sebagai pelangkap teori.

2.2.3.1 Kalimat Berdasarkan Bentuk

Berdasarakan bentuk, kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelimat tunggal dan kalimat majemuk. Berikut uraian mengenai pembagian kalimat berdasarkan bentuk.

2.2.3.1.1 Kalimat Tunggal

Menurut TBBBI 1988 kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa. Sedangkan menurut Ramlan 2003:43 kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa disebut kalimat sederhana. Berdasarkan pendapat tersebut kalimat tunggal atau kalimat sederhana adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa saja. Berdasarkan uraian sebelumnya, kalimat tunggal dibagi sebagai berikut. a. Kalimat Tunggal Berpredikat Nomina Berdasarkan TBBBI 1988:268 dalam bahasa Indonesia ada dua macam kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina. Dengan demikian, terdapat dua nomina yang dijejerkan dapat membatuk kalimat. Kata itu dapat pula digunakan untuk memaisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal. Kalimat yang predikatnya nominal sering juga dinamakan kalimat persamaan atau kalimat ekuatif. Pada umumnya, frasa pertama merupakan subjek, sedangkan frasa kedua adalah predikat. Namun, apabila frasa nominal pertama dibubuhi partikel –lah maka frasa itu yang menjadi predikat. Terdapat pula verba adalah yang dipakai dalam kalimat. Jika suatu kalimat diselipi verba adalah, maka verba itu berfungsi sebagai predikat. b. Kalimat Tunggal Berpredikat Ajektiva Menurut TBBBI 1988:270 kalimat yang predikatnya adjektiva dinamakan kalimat statif. Seperti kalimat ekuatif, kalimat statif juga terkadang memanfaatkan adalah atau ialah untuk memisahkan subjek dari predikatnya. Hal ini dilakukan apabila subjek, prsdikat atau kedianya panjang. c. Kalimat Tunggal Berpredikat Verba Berdasarkan TBBBI 1988 terdapat verba tak transitif, verba semitransitif, dan verba intransitif ; verba transitif terbagi lagi menjadi verba ekatransitif dan dan dwitransitif. Berdasarkan verba tersebut kalimat berpredikat verba terbagi menjadi empat macam : 1 kalimat taktransitif, 2 kalimat ekatransitif, 3 kalimat dwitransitif, 4 kalimat semitransitif. Di samping itu terdapat pula kalimat dengan verba pasif. d. Kalimat tunggal Berpredikat Frasa Preposisional Predikat kalimat dalam bahasa Indonesia dapat pula berupa frasa preposisional TBBBI, 2003:352. Berikut contoh kalimat tunggal berpredikat frasa preposisional. 3 Tinggalnya di Ujungpandang. 4 Foto itu dari kakaknya 5 Ibu ke pasar. Kalimat diatas unsur pengisi predikatnya berupa frasa depan di, dari, dan ke. e. Kalimat Tunggal Berpredikat Frasa Lain. Berdasarkan TBBBI 1988:284 di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasan nominal, ajektival, dan verbal seperti yang telah digambarkan pada bagian sebeumnya, ada pula kalimat yang menyimpang dari pola-pola tersebut. Terdapat banyak macam predikat yang terdapat dalam kalimat, seperti kata bilangan, frasa nominal dengan penanda waktu, nomina, dan lain-lain. Ciri khas dari tipe ini adalah kalimatnya bukan kalimat ekuatif seperti halnya kalimat lain. Ada yang berupa kata khusus yang mengacu ke cuaca.

2.2.3.1.2 Kalimat Majemuk

Ramlan 2005: 43 mengatakan bahwa kalimat yang terdiri dari dari dua klausa atau lebih disebut dengan kalimat luas. TBBBI 1988:258 memaparkan bahwa kalimat dapat pula terdiri dari lebih dari satu bagian inti, baik dengan atau tanpa bagian inti. Sementara itu, Chaer 1988:386 memaparkan bahwa kalimat majemuk setara dibentuk dari dua klausa atau lebih yang digabungkan menjadi sebuah kalimat, baik dengan penghubung atau tidak.Berdasarkan kedua sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa kalimat luas dan kalimat majemuk pada intinya adalah sama. Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih, dan di dalamnya terdiri dari satu bagian inti, baik dengan maupun tanpa bagian inti. Berdasarkan Tabel 1, Kalimat majemuk dapat dibagi 2 yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Namun, pada kenyataannya seringkali ditemukan kalimat yang dapat disebut kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat tersebut disebut kalimat majemuk campuran. Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis kalimat majemuk. 1. Kalimat Majemuk Setara Kalimat luas yang setara klausa yang satu tidak merupakan bagian dari klausa lainnya; masing-masing berdiri sendiri sebagai klausa yang setara yaitu sebagai klausa inti semua Ramlan, 2005:46. Sementara itu, Chaer 1988:386 memaparkan bahwa kalimat majemuk setara dibentuk dari dua buah klausa atau