Tujuan Akhir Studi Antropologi

Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa 180 para perantau untuk berinvestasi di daerahnya. Saat-saat mudik adalah waktu yang tepat bagi pengusaha untuk mengeruk keuntungan dengan menawarkan berbagai paket perjalanan wisata yang menarik, membuka restauran dan rumah makan, serta menawarkan berbagai produk yang memudahkan perjalanan mudik. Bagaimana menerapkan teori fungsional, evolusi, akulturasi, dan teori difusi kebudayaan dalam kehidupan bersama manusia? Teori-teori itu berusaha memberi penjelasan tentang keanekaraman manusia dalam berbagai aspek, hal ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap saling mengenal, memahami dan menerima keunikan setiap pribadi sehingga manusia itu dapat hidup berdampingan secara damai.

4. Tujuan Akhir Studi Antropologi

Manusia adalah makhluk Tuhan yang istimewa dan yang diberi sifat serba ingin tahu, man is curious animal. Manusia selalu menggunakan akal pikirannya untuk memuaskan rasa ingin tahunya dengan cara menganalisis semua peristiwa dalam kesadarannya yang melahirkan pengetahuan. Dengan menggunakan kemampuan untuk menalar, manusia secara terus menerus mengembangkan pengetahuan. Sejarah peradaban manusia menunjukkan adanya usaha yang tidak mengenal lelah menuju kepada tingkat perkembangan pengetahuan yang telah dicapai pada saat ini. Pendorong manusia dapat mencapai tingkat pengetahuan saat ini adalah rasa ingin tahu dan daya nalar yang dimiliki oleh setiap orang. Hasrat dan daya inilah yang menyebabkan orang bertanya- tanya di dalam hati, apakah yang menyebabakan terjadinya stratifikasi sosial? apa itu kerumunan? Mengapa terjadi mobilitas sosial? apa saja yang menyebabkan perkembangan penduduk? Bagaimana pengaruh perkembangan penduduk dengan kesejahteraan sosial, dan masih banyak lagi pertanyaan yang dapat diajukan. Melalui rasa ingin tahu dan daya nalarnya, manusia merupakan satu- satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh- sungguh. Tujuan manusia mengembangkan pengetahuan adalah untuk memenuhi kebutuhan kelangsungan hidupnya. Manusia tidak henti- Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar Gambar 6.4 Keserasian adat istiadat menjadi tujuan akhir studi antropologi Di unduh dari : Bukupaket.com Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi 181 hentinya memikirkan hal-hal baru, memasuki dimensi-dimensi baru untuk memuaskan rasa ingin tahu dan memenuhi kebutuhan kelangsungan hidupnya. Perkembangan pengetahuan yang demikian pesat membuat manusia semakin dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang berpikir anima intelectiva, yang dilengkapi pula dengan kemampuan merasakan, bersikap dan bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada pengetahuan yang didapatkannya lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran merupakan kegiatan budi sebagai jalan mencapai pengetahuan dari pengetahuan yang satu kepada yang lain dengan perantaraan pengetahuan penghubung. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir manusia, bukan merasakan. Pengetahuan yang sudah sangat dipelukan sebagai dasar untuk mengembangkan pengetahuan itu sendiri melalui olah pikir dan daya nalar. Penalaran merupakan suatu aktivitas berpikir yang penting artinya untuk pengetahuan. Berpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Sebagai suatu kegiatan berpikir, penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu: a. Adanya suatu pola pikir yang secara luas dapat disebut logika. Tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya sendiri. Penalaran merupakan proses berpikir logis, yaitu kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu. Berpikir logis memiliki konotasi jamak. Suatu kegiatan berpikir dapat disebut logis apabila dipandang dari suatu logika tertentu, tetapi dapat juga tidak logis apabila dipandang dari aspek logika lainnya. Pada akhirnya yang muncul adalah kebenaran yang bersifat relatif. b. Sifat analitis dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah. Setiap penalaran memiliki sifat analitis. Sifat analitis merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu, tanpa adanya pola berpikir tertentu maka tidak akan ada kegiatan analisis. Analisis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Di unduh dari : Bukupaket.com Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa 182 Tujuan akhir studi Antropologi adalah menemukan kebenaran tentang manusia, tentang peradaban dan kebudayaanya. Kebenaran sebagai hasil studi Antropologi diharapkan dapat digunakan untuk mewujudkan kehidupan manusia yang lebih baik dalam kontek kehidupan bermasyarakat. Apakah yang dimaksud dengan kebenaran? Apabila kita bersikap dan bertindak menurut norma-norma masyarakat maka itu disebut sikap dan perbuatan benar. Menjalankan peribadatan agama adalah perbuatan benar. Bersikap hormat kepada orang tua adalah perbuatan benar. Bila kita berkata jujur sesuai dengan fakta, maka itu adalah juga suatu kebenaran, dalam hal ini kebenaran sama dengan kejujuran. Ada banyak kebenaran, oleh karena itu menentukan tolak ukur kebenaran bukan merupakan suatu persoalan yang sederhana. Sejarah peradaban manusia menunjukkan tahapan-tahapan manusia dalam mencari kebenaran. Pada mulanya manusia mencari kebenaran melalui kepercayaannya. Contohnya adalah: gempa bumi disebabkan oleh karena sapi yang memikul bumi sedang marah; kalau ada wabah penyakit maka Nyai Roro Kidul di Pantai Selatan Pulau Jawa harus diberi sesajen atau penghormatan; keris tidak boleh dihunus separuh-separuh saja karena akan mendatangkan bahaya; menolak hujan dapat dilakukan dengan membakar cacing atau melemparkan pakaian dalam ke atas genteng; bila berada di Pantai Selatan jangan mengunakan pakaian berwarna hijau karena akan mengundang bahaya bagi keselamatan jiwanya. Masih banyak contoh kebenaran lainnya yang didasarkan pada kepercayaan, yang belum tentu kebenarannya menurut akal pikiran manusia. Kebenaran berdasarkan kepercayaan ini sering disebut dengan takhayul. Gempa bumi disebabkan oleh sapi yang memikul bumi sedang Sumber: Indonesia Heritage Gambar 6.5 Masyarakat primitif selalu mencari kebenaran Tuhannya dengan menggunakan ritual. Di unduh dari : Bukupaket.com Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi 183 marah, kebenaran ini bersifat takhayul dan sangat diragukan akan kebenarannya. Belum pernah ada orang yang melihat kerbau yang memikul bumi, kerbaunya sebesar apa dan sekuat apa, tidak ada yang tahu, tetapi orang percaya bahwa itu adalah suatu kebenaran. Orang yang berada di pantai selatan jangan menggunakan pakaian berwarna hijau, bila dilanggar akan membahayakan keselamatan jiwanya. Apa hubungan pantai selatan dengan pakaian berwarna hijau, juga tidak ada yang tahu, tetapi orang mempercayai bahwa itu adalah suatu kebenaran. Dan begitu juga dengan contoh takhayul lainnya, tidak bisa diterima oleh akal sehat tetapi banyak orang mempercayai takhayul itu sebagai suatu kebenaran. Dalam suatu masa peradaban manusia, tepat pada masa Yunani Kuno muncul kebenaran yang berdasarkan serba Tuhan. Tuhan itu Maha Kuasa dan Maha Mengatur. Tuhanlah yang menyebabkan turunya hujan, kemarau, bencana alam, kelaparan, kebahagian, malapetaka, dan sebagainya. Bahkan atas kehendak Tuhan juga, seseorang menjadi raja dari suatu Kerajaan. Sehingga muncullah pernyataan berisi; Raja adalah wakil Tuhan di bumi, siapa yang membantah raja berarti melawan Tuhan. Para pemerintah jaman dahulu melegitimasi kekuasaannya berdasarkan kebenaran serba Tuhan. Sampai sekarang, kebenaran yang serba Tuhan ini masih dapat kita rasakan. Di jepang ada suatu keyakinan bahwa kaisar mereka adalah keturunan Dewa Matahari, sehingga tahta mereka adalah tetap dan bersifat turun temurun. Bahkan ketika bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan, banyak orang mengedepankan kebenaran serba Tuhan ini, dengan mengatakan : “Untuk lepas dari krisis ini, bangsa Indonesia harus melakukan pertobatan nasional”. Tuhan memberi krisis ekonomi yang berkepanjangan karena bangsa Indonesia melanggar perintah Tuhan, sehingga perlu melakukan pertobatan nasional. Kebenaran serba Tuhan adalah kebenaran yang bersifat mutlak dan tidak memerlukan penjelasan berupa pembuktian ilmiah. Ketika orang mengatakan bahwa bangsa Indonesia melakukan pertobatan nasional untuk mengatasi krisis nasional, maka banyak orang menerima itu sebagai suatu kebenaran tanpa meminta penjelasan lebih lanjut, apalagi pembuktian ilmiah. Kebenaran serba Tuhan kita terima sebagai kebenaran karena keyakinan, bukan karena akal pikiran. Sangat banyak kebenaran serba Tuhan yang menyatu dalam kehidupan kita sehari-hari misalnya: hormatilah ayah ibumu, supaya panjang umurmu di tanah yang diberikan Tuhan padamu; Setiap anak memiliki rejekinya masing-masing, sehingga Di unduh dari : Bukupaket.com Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa 184 bila banyak maka akan banyak rejeki; Tuhan adalah pencipta langit dan bumi, beserta isinya; dan masih sangat banyak lagi kebenaran yang serba Tuhan. Kebenaran berdasarkan takhayul dan kebenaran serba Tuhan adalah kebenaran berdasarkan keyakinan. Menjelang akhir abad XVIII, manusia mulai menemukan kebenaran baru, yaitu kebenaran berdasarkan akal pikiran. Kebenaran ini terus mengemuka seiring dengan lahirnya cabang- cabang ilmu pengetahuan. Kebenaran berdasarkan akal pikiran dapat diterima dengan perjuangan dan pengrobanan yang besar. Beberapa pelopor kebenaran akal pikiran dapat disebutkan di sini beserta perjuangan dan pengorbanannya. Galilei, sebagai seorang profesor, diusir dan dicaci maki akibat kebenaran yang diperolehnya dari percobaan di menara Pisa. Copernicus menjadi buruan dan dianggap tak ber-Tuhan ketika ia berhasil menyelidiki dan mengatakan bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari, dan bukan sebaliknya. Edison dituduh memerintah setan ketika ia memperkenalkan hasil-hasil pembuatan piringan hitam. Tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Kebenaran tetaplah kebenaran, pada akhirnya kebenaran berdasarkan akal sehat dapat diterima manusia saat ini. Penerimaan kebenaran akal pikiran ini diikuti oleh berbagai penemuan pada bidang kehidupan manusia. Dari penemuan percetakan, radio, penisilin, anti polio, komputer, internet dan sebagainya. Dengan akal pikirannya manusia berusaha secara terus menerus mencari dan menemukan kebenaran. Hasil terjadi peningkatan tekhnologi pada bidang percetakan, radio, anti polio, dan sebagainya. Komputer 20 tahun yang lalu sudah berbeda sangat jauh dengan komputer masa kini. Kendaraan 20 tahun yang lalu, berbeda sangat jauh dengan kendaraan sekarang. Kebenaran akal pikiran manusia yang terus meningkat itu diterima manusia dengan baik kesejahteraan dan kebahagiaan manusia itu sendiri. Bagaimana sifat kebenaran manusia itu? Sifat kebenaran manusia itu ternyata bersifat relatif. Benar menurut takhayul belum tentu benar menurut kebenaran serba Tuhan, dan sebaliknya. Benar menurut kebenaran akal pikiran manusia belum tentu benar menurut kebenaran takhayul, dan sebaliknya. Sifat Sumber: Dok. Penerbit Gambar 6.6 Penemuan semacam ini menjadi bentuk kebenaran di masyarakat. Di unduh dari : Bukupaket.com Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi 185 kebenaran manusia itu ternyata bersifat sementara. Pada awalnya dianggap benar bahwa bumi itu adalah suatu dataran yang panjang, tetapi kebenaran ini dipatahkan dengan kebenaran baru yang menyatakan bahwa bumi itu bulat, bukan dataran panjang. Pada awalnya dianggap benar bahwa matahari bergerak mengitari bumi, tetapi kebenaran ini dipatahkan oleh kebenaran baru yang menyatakan bahwa bumilah yang bergerak mengelilingi matahari.

5. Tipe Studi Antropologi