Emosi Gender Usia Kualitas komunikasi

mengalami perasaan sejahtera, ingin selalu bersama yang dicintai, memiliki energi yang besar untuk melakukan sesuatu demi pasangan mereka Wisnuwardhani dan Mashoedi, 2012. Passion diartikan juga sebagai elemen fisiologis yang menyebabkan individu ingin dekat secara fisik, menikmati atau merasakan sentuhan fisik serta melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya. Passion meliputi sentuhan fisik, berpegangan tangan, merangkul, memeluk, mencium atau berhubungan seksual Dariyo, 2003. Berdasarkan beberapa definisi diatas, passion merupakan suatu emosi, perasaan yang intens dan elemen fisiologis yang dialami individu , yang dikarakteristikan dengan phsychological arousal dan menginvestasikan waktu dan energi untuk bersama dengan individu lain. Phsychological arousal dimanifestasikan dalam daya tarik fisik dan seksual, komunikasi seksual, perilaku seksual dan pemenuhan kebutuhan seksual lainnya.

2. Faktor yang mempengaruhi passion

a. Emosi

Emosi merupakan perasaan atau afeksi yang dapat melibatkan rangsangan fisiologis, pengalaman sadar dan mengekspresikan perilaku. Menurut pendekatan dua dimensi, emosi diklasifikasikan dalam dua dimensi besar yaitu afek negatif yang merujuk pada emosi negatif dan afek positif yang merujuk pada emosi positif King, 2010. Beberapa studi menunjukkan bahwa mendengarkan komedi, melakukan fantasi seksual, kesenangan erotis atau kesenangan lainnya merupakan emosi positif yang dapat meningkatkan passion. Sedangkan pengalaman yang tidak menyenangkan, kecemasan, ketakutan, kemarahan, malu, cemburu, kesendirian dan kesedihan merupakan emosi negatif yang dapat memperendah tingkat passion dalam Hatfield dan Rapson, 1987.

b. Gender

Baumeister dan Bratslavsky 1999 menyatakan bahwa gender mempengaruhi passion pada individu. Laki-laki memiliki emosi yang lebih reaktif dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dibuktikan dengan laki-laki memiliki tingkat passion yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan Baumeister dan Bratslavsky, 1999; Sumter, Valkenburg Peter 2013.

c. Usia

Penelitian yang dilakukan Sumter, Valkenburg dan Peter 2013 mengenai persepsi komponen cinta sepanjang masa hidup diperoleh hasil bahwa individu pada tahap dewasa muda memiliki tingkat passion yang lebih tinggi dan individu pada tahap remaja awal memiliki tingkat passion yang lebih rendah.

d. Kualitas komunikasi

Kualitas komunikasi berkaitan dengan kualitas waktu yang digunakan dalam menjalin hubungan pernikahan. Kualitas waktu didefinisikan sebagai waktu yang fokus dan tidak terputus dengan pasangan Lingren dalam Emmers-Sommers, 2004. Kualitas waktu memberikan kesempatan untuk melakukan percakapan dan melakukan aktivitas bersama yang bermanfaat. Penelitian yang dilakukan oleh Aronson dan Linder 1965 dalam Baumeister dan Bratslavsky 1999 menunjukkan bahwa passion dihasilkan dari komunikasi untuk mengevaluasi dan mengenal dekat orang lain. Komunikasi yang efektif pada pasangan akan mengurangi kesalah pahaman, menurunkan tingkat frustasi dan meningkatkan kepuasan seksual dan gairah passion dalam hubungan. Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan pasangan termasuk dalam hal seksualitasRatus dkk, 2008.

3. Aspek passion