1. Definisi Masa Dewasa Awal
Sumanto 2014 mendefinisikan masa dewasa awal merupakan tahap perkembangan ketika individu mulai memasuki rentang usia antara 22
sampai 40 tahun. Setiap budaya dapat mempengaruhi definisi dewasa awal. Pada sebagian besar budaya kuno, status dewasa awal diperoleh jika
individu sudah selesai pada tahap pubetas. Sementara itu, dalam kebudayaan Indonesia, individu sudah dianggap dewasa jika sudah menikah, meskipun
usianya masih dibawah 21 tahun Mar’at, 2007. Menurut kelompok sosial kontemporer Amerika Serikat, individu menjadi dewasa ditandai dengan
kematangan seksual dan kematangan kognitif. Menurut definisi sosiologis, individu yang sudah dewasa merupakan individu yang mampu bertanggung
jawab atas dirinya sendiri atau telah memilih pekerjaan, telah menikah atau membentuk hubungan romantis serta memulai berumah tangga Papalia dan
Feldman, 2014.
Arnett dalam Santrock, 2011 mendeskripsikan ciri-ciri individu
yang sudah beranjak dewasa, yaitu :
a. Eksplorasi identitas, khususnya dalam relasi romantis dan pekerjaan.
Individu pada dewasa awal akan mencari pekerjaan atau mengeksplorasi karier yang mereka inginkan dan menjalin relasi
romantis untuk identitas diri mereka. Individu dewasa awal diharapkan dapat memainkan peran baru seperti menjadi suami atau
istri, orang tua dan pencari nafkah Hurlock, 1980. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Ketidakstabilan. Pada masa dewasa awal, sering terjadi perubahan
tempat tinggal. Ketidakstabilan juga sering terjadi dalam hal relasi romantis, pekerjaan dan pendidikan. Puncak perubahan terjadi pada
masa dewasa awal. Ketidakstabilan disebabkan karena individu pada masa dewaasa awal menghadapi penyeseuaian dalam pola hidup yang
baru. Penyesuaian dilakukan pada bidang pekerjaan, kehidupan perkawinan dan peran sebagai orang tua Hurlock, 1980.
2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Sebagian besar individu dewasa awal sudah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian memasuki jenjang karier
dan pekerjaan. Kehidupan psikososial dewasa muda semakin kompleks, selain harus bekerja, individu juga akan memasuki kehidupan pernikahan,
membentuk keluarga baru dan memelihara anak-anak Dariyo, 2003. Havighurst dalam Dariyo, 2003 mengemukakan tugas perkembangan
dewasa muda, yaitu : a.
Mencari dan menemukan calon pasangan hidup Individu dewasa muda memiliki kematangan fisiologis atau
seksual sehingga individu mampu melakukan tugas reproduksi yaitu, melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Hubungan seksual
yang dilakukan harus dilakukan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan. Individu akan mencari pasangan yang cocok untuk dijadikan suami atau
istri dalam membentuk kehidupan rumah tangga Dariyo, 2003. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Membina kehidupan rumah tangga
Sebagian besar individu dewasa awal sudah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian memasuki jenjang
karier dan pekerjaan. Individu yang sudah memasuki jenjang karier membuktikan mereka sudah mandiri secara ekonomi. Kemandirian ini
merupakan langkah positif karena sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga. Individu dewasa awal juga harus dapat
membentuk, membina dan mengembangkan kehidupan rumah tangga untuk mencapai kebahagiaan hidup. Indivdu dewasa awal dituntut untuk
dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan Dariyo, 2003.
c. Meniti karier untuk kehidupan ekonomi rumah tangga
Setelah menyelesaikan jenjang pendidikan, individu dewasa awal akan memasuki dunia kerja untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah
didapatkan. Individu akan bekerja dan meniti karier untuk jaminan keuangan yang baik. Individu yang mencapai prestasi kerja yang baik akan
mampu memberikan kehidupan yang sejahtera bagi keluarganya Dariyo, 2003.
d. Memelihara dan mendidik anak Setiap keluarga menginginkan kehadiran anak sebagai penerus
generasi keluarga mereka. Kehadiran anak harus dirawat, dididik dan dipelihara dengan baik. Individu dewasa awal tidak hanya memelihara
perkembangan fisik pada anak-anak mereka, tetapi juga memelihara perkembangan kognitif, sosial dan emosi Rochmah, 2005.
e. Mengelola kehidupan rumah tangga Kehidupan rumah tangga dapat diibaratkan sebagai sebuah
lembaga yang memiliki banyak bagian dan kaitan satu sama lain. Misalnya saja, dalam sebuah keluarga, ayah dan ibu mencari nafkah untuk biaya
pendidikan anak. Pengelolaan rumah tangga memerlukan perencanaan yang baik agar dapatmenjadi keluarga yang harmonis Rochmah, 2005.
3. Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Awal Menurut Erikson dalam Santrock, 2011 menjelaskan bahwa pada masa
dewasa awal individu memasuki periode perkembangan keintiman versus isolasi. Pada tahap ini, individu dewasa awal akan mempelajari cara untuk
berinteraksi dengan orang secara lebih mendalam. Individu akan mengijinkan orang lain untuk mengenal diri mereka secara intim. Tujuan dari tahap
keintiman versus isolasi adalah mencari hubungan dengan sesama yang memiliki banyak kesamaan untuk menjalin hubungan romantis dengan lawan
jenis Sumanto, 2014. Selain itu, keintiman juga membutuhkan komitmen dengan orang lain. Dengan kata lain, tugas perkembangan terpenting bagi
individu dewasa awal adalah menjalin hubungan intim dengan orang lain.
Lambet dan Hallet dalam Papalia, Old dan Feldman, 2014 menjelaskan bahwa untuk dalam menjalin hubungan yang intim diperlukan beberapa
keterampilan yaitu
empati, kemampuan
mengkomunikasikan emosi,
memelihara komitmen dan keputusan seksual bersama. Keterampilan tersebut sangat berpengaruh bagi dewasa awal dalam membuat keputusan untuk
menikah dan untuk memiliki anak atau tidak. Selain itu, keterbukaan diri atau self-disclosure dan berbagi mengenai hal-hal personal yang merupakan tanda
keintiman Santrock, 2011.
Papalia, Old dan Feldman 2014 hubungan intim pada masa dewasa awal adalah persahab
atan dan cinta. Menurut Erikson dalam Mar’at, 2007, keintiman mengarah pada perkembangan hubungan seksual dengan lawan jenis
yang dicintai. Hubungan seksusal dan keintiman pada dewasa awal diperoleh melalui hubungan pernikahan. Brehm dalam Wisnuwardhani dan Mashoedi,
2012 menyatakan bahwa pernikahan merupakan ekspresi puncak hubungan intim dan janji untuk hidup selamanya. Pernikahan dapat memberikan
keintiman, komitmen, persahabatan, afeksi, pemuasan seksual dan kesempatan pertumbuhan emosional serta sebagai sumber identitas dan harga diri
Gardiner, Kosmitzky dan Myers dalam Papalia, 2009.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tugas utama pada dewasa awal adalah menjalin hubungan intim dengan lawan jenis. Hubungan intim tersebut dapat
dibangun melalui ikatan pernikahan. D. Pernikahan
1. Definisi pernikahan