Dismissing attachment gaya kelekatan menolak Avoidant-fearful attachment gaya kelekatan takut-menghindar

c. Dismissing attachment gaya kelekatan menolak

Individu dengan dismissing attachment memiliki model of self yang positif dan model of other yang negatif. Individu dengan dismissing attachment merupakan individu yang mandiri. Individu akan memilih untuk tidak bergantung pada orang lain dan tidak membiarkan orang lain untuk bergantung pada dirinya Feeney dan Noller, 1996. Oleh sebab itu, individu dengan dismissing attachment akan menghindari hubungan romantis karena mereka sangat menjaga dirinya dari kekecewaan akan hubungan romantis, menjaga kualitas kemandirian dengan selalu mengandalkan dirinya sendiri sehingga tidak mudah disakiti oleh orang lain Baron dan Byrne, 2005. Individu dengan dismissing attachment akan sering mengalami konflik saat menjalin hubungan dengan orang lain. Hal tersebut dikarenakan individu merasa layak untuk menjalin hubungan akrab namun tidak mempercayai pasangan. Berkaitan dengan seksualitas individu dengan dismissing attachment melakukan hubungan seksual dikarenakan dorongan situasi sosial, seperti norma sosial dan pengaruh dari orang-orang sekitarnya Schachner dan Shaver, 2004. Kualitas komunikasi seksual individu dengan pasangannya kurang karena individu memiliki sikap tidak percaya terhadap pasangan yang membuat tidak mampu mengkomunikasikan mengenai kebutuhan seksualnya. Oleh karena itu, individu dengan dismissing attachment akan sulit untuk menjalin komunikasi yang mendalam. Individu akan menghindari interaksi langsung dan memilih kontak tidak langsung seperti e-mail McGowan, Daniels dan Byrne dalam Baron dan Byrne, 2005.

d. Avoidant-fearful attachment gaya kelekatan takut-menghindar

Individu dengan avoidant fearful attachment memiliki model of self yang negatif dan model of other yang negatif. Individu dengan avoidant fearful attachment sangat menginginkan menjalin hubungan intim dengan orang lain namun mereka sangat sulit percaya terhadap orang lain dan bergantung pada orang lain. Individu juga merasa khawatir jika dirinya akan tersakiti bila menjalin hubungan intim dengan orang lain Feeney dan Noller, 1996. Selain itu, individu dengan avoidant fearful attachment memiliki harga diri yang rendah. Individu tidak mengalami keintiman dan kesenangan dalam interaksi dengan pasangan romantis yang mereka miliki Tidwell, Reis dan Shaver dalam Baron dan Byrne 2005. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa individu dengan avoidant fearful attachment adalah individu yang menginginkan kedekatan dengan orang di sekitarnya namun takut disakiti atau ditolak oleh orang lain. Sikap menghindari akan muncul sebagai bentuk dari penolakan dan ketakutan dari orang-orang disekitarnya, termasuk pasangannya. Individu dengan avoidant fearful attachment merasa tidak nyaman saat menjalin kedekatan dengan orang lain dan sulit mempercayai orang lain sepenuhnya Shaver, Hazan dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994. Berkaitan dengan seksualitas, individu dengan avoidant fearfull attachment akan melakukan hubungan seksual karena merasa takut ditinggalkan olrh pasangannya. Selain itu, kualitas komunikasi seksual dengan pasangan kurang baik karena rasa tidak percaya terhadap pasangannya. Oleh karena itu, individu akan menghindari hubungan interpersonal dengan pasangannya sehingga komunikasi tidak berjalan dengan baik.

B. Passion