Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

0,020 maka hipotesis ketiga diterima, artinya dismissing attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Hipotesis keempat mengatakan bahwa avoidant fearfull attachment memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi avoidant fearfull attachment yang dimiliki individu dewasa awal maka akan semakin rendah tingkat passion dalam pernikahan jarak jauh Berdasarkan hasil analisis regresi linier pada tabel 32 didapatkan hasil bahwa nilai t = -1,608 t hitung t tabel dengan nilai signifikansi p = 0,111 p 0,05. Berdasarkan hasil signifikansi sebesar 0.111 maka hipotesis keempat ditolak, artinya avoidant fearfull attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal.

F. Pembahasan

Pembahasan mengenai hasil analisis regresi antara variabel predictant yaitu passion dengan variabel prediktor yaitu gaya attachment. 1. Prediksi secure attachment terhadap tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa nilai t = 2,864 t hitung t tabel dan nilai signifikansi p = 0.005 p 0.05 yang berarti hipotesis pertama diterima, yaitu secure attachment mampu memprediksi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh, yang artinya secure attachment berpengaruh terhadap tingkat passion. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Individu dengan secure attachment memiliki reperesentasi mental diri yang positif dan reprsentasi mental orang lain yang positif pula. Individu memiliki gambaran positif terhadap orang lain sehingga ia mudah mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan yang mereka jalin Baron dan Byrne, 2005. Hubungan yang dijalani oleh individu secure attachment cenderung lama, dengan komitmen dan memuaskan Shaver dan Brennan dalam Baron dan Byrne, 2005. Menurut Mikulincer dalam Baron dan Byrne, 2005, individu dengan secure attachment tidak mudah marah, tidak ingin bermusuhan dengan orang lain dan mengharapkan hasil yang positif dari konflik. Dalam menjalin hubungan interpersonal, individu dengan secure attachment akan mudah untuk dekat dengan orang lain. Selain itu, individu juga tidak khawatir jika orang lain dekat dengan mereka dan ketika orang lain meninggalkan mereka Shaver, Hazan dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994. Oleh karena itu, individu dengan secure attachment akan mudah untuk menjalin komunikasi dengan orang lain, begitu juga dengan pasangannya. Kepercayaan pada pasangan yang dimiliki oleh individu dengan secure attachment mempermudah individu untuk membangun komunikasi yang baik dengan pasangan mereka. Hal ini dikarenakan kepercayaan dapat membantu individu dengan pasangannya melakukan percakapan yang bermakna dengan pasangannya. Terbentuknya komunikasi yang berkualitas diantara individu dengan pasangannya meningkatkan tingkat passion. Hasil penelitian ini didukung dengan pernyataan Hazan et. al 1994 dalam Shaver dan Schachner 2004 yang menyatakan bahwa individu dengan secure attachment terbuka terhadap pengalaman seksual dan menikmati berbagai aktivitas seksual. Individu juga menikmati kontak fisik dengan pasangannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bogaert dan Sadava 2002 didapatkan hasil bahwa individu dengan secure attachment memiliki daya tarik fisik yang tinggi. Selain itu, individu dengan secure attachment cenderung melakukan hubungan seksual hanya dengan pasangannya. Menurut Mikulincer dalam Baron dam Byrne, 2005, individu dengan secure attachment tidak mudah marah, tidak ingin bermusuhan dengan pasangan dan mengharapkan hasil yang positif dari konflik. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa intensitas bertemu sebagian besar subjek yaitu seminggu sekali 29. Intensitas bertemu satu minggu sekali bagi individu yang menjalani pernikahan jarak jauh merupakan pertemuan yang cukup intens. Dalam hal ini, individu dengan secure attachment akan berusaha untuk menunjukkan perilaku-perilaku positif dan melakukan kegiatan bermanfaat dengan pasangan Bebee, Bebee dan Redmon, 2011 saat bertemu dengan pasangannya. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa secure attachment mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. 2. Prediksi preoccupied attachment terhadap tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Individu dengan preoccupied attachment memiliki representasi mental akan diri yang negatif dan representasi mental akan orang lain yang positif. Individu memiliki pandangan yang negatif tentang dirinya sendiri namun memiliki harapan yang positif bahwa orang lain akan mencintai dan menerima Baron dan Byrne, 2005. Individu dengan preoccupied attachment memiliki ketergantungan yang tinggi dengan pasangannya dan mencari kedekatan dalam hubungan. Hal ini dikarenakan individu dengan preoccupied attachment memiliki rasa malu karena merasa “tidak pantas” menerima cinta dari orang lain dan terus berusaha untuk menerima keadaan dirinya Lopez dkk dalam Baron dan Byrne, 2005. Individu dengan preoccupied attachment merasa nyaman dengan kedekatan dan sangat cemas akan keberlangsungan hubungannya Feeney dan Noller, 1996. Memburuknya suatu hubungan mendorong terjadinya depresi karena individu memiliki kebutuhan untuk dicintai Baron dan Byrne, 2005. Oleh karena itu, individu dengan preoccupied attachment cenderung bergantung dengan orang lain terutama dengan pasangannya. Ketergantungan individu dengan preoccupied attachment pada pasangan dan perasaan cemas akan ditinggalkan pasangan membuat komunikasi yang terjalin kurang baik. Individu akan sering menanyakan cinta pada pasangannya untuk memastikan bahwa pasangannya akan masih mencintainya dan tidak akan meninggalkannya. Hal ini mengakibatkan individu dengan preoccupied attachment sulit untuk melakukan percakapan yang bermakna. Oleh karena itu, pasangan ini akan kurang mampu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membangun kualitas komunikasi dengan baik sehingga kemungkinan tingkat passion yang dimiliki oleh individu dengan preoccupied attachment dan pasangannya rendah. Dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa nilai t = -1,241 t hitung t tabel dan nilai signifikansi p = 0.217 p 0.05, yang berarti hipotesis kedua ditolak yaitu, preoccupied attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh, dalam arti lain preoccupied attachment tidak berpengaruh terhadap tingkat passion. Data demografik dalam penelitian ini bahwa subjek perempuan sebanyak 51,6 . Penelitian yang dilakukan oleh Schmitt dkk 2008 mengenai perbedaan seks ditinjau dari teori Big Five Personality, didapatkan hasil bahwa perempuan memiliki tingkat ekstraversi yang tinggi dibandingkan laki-laki. Dari pernyataan tersebut maka terdapat kemungkinan individu dengan preoccupied attachment kemungkinan memiliki ekstraversi yang tinggi karena harapannya terhadap orang lain untuk menerima diri dan mencintai dirinya sehingga individu akan mencari kedekatan terus menerus. Kedekatan dengan individu lain diperoleh melalui keterbukaan dan keinginan untuk mengetahui pasangannya sehingga mampu memenuhi kebutuhan seksualnya, maka dapat disimpulkan preoccupied attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal. 3. Prediksi dismissing attachment terhadap tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hasil penelitian menunjukkan dengan nilai t = -2,354 t hitung t tabel dan nilai signifikansi p = 0.020 p 0.05 hipotesis ketiga diterima yaitu dismissing attachment mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh, yang artinya dismissing attachment berpengaruh terhadap tingkat passion. Individu dengan dismissing attachment memiliki model of self yang positif dan model of other yang negatif. Individu dengan dismissing attachment merupakan individu yang mandiri. Individu akan memilih untuk tidak bergantung pada orang lain dan tidak membiarkan orang lain untuk bergantung pada dirinya Feeney dan Noller, 1996. Oleh sebab itu, individu dengan dismissing attachment akan menghindari hubungan romantis karena mereka sangat menjaga dirinya dari kekecewaan akan hubungan romantis, menjaga kualitas kemandirian dengan selalu mengandalkan dirinya sendiri sehingga tidak mudah disakiti oleh orang lain Baron dan Byrne, 2005. Individu dengan dismissing attachment akan sering mengalami konflik saat menjalin hubungan dengan orang lain. Hal tersebut dikarenakan individu merasa layak untuk menjalin hubungan akrab namun tidak mempercayai pasangan. Oleh karena itu, individu dengan dismissing attachment akan sulit untuk menjalin komunikasi yang mendalam. Individu akan menghindari interaksi langsung dan memilih kontak tidak langsung seperti e-mail McGowan, Daniels dan Byrne dalam Baron dan Byrne, 2005. Schachner dan Shaver 2004 juga menyatakan bahwa individu dengan dismissing attachment lebih memilih untuk tidak melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hubungan yang intens dengan pasangannya. Individu yang menjalani pernikahan jarak jauh, memerlukan waktu untuk bertemu dengan pasangannya. Individu dengan dismissing attachment menganggap bahwa melakukan pernikahan jarak jauh merupakan situasi yang menguntungkan, karena individu tidak melakukan kontak langsung dengan pasangan dan akan menjalin komunikasi melalu alat elektronik Wood, 2013. Selain itu, individu dengan dismissing attachment melakukan hubungan seksual dikarenakan dorongan situasi sosial, seperti norma sosial dan pengaruh dari orang-orang sekitarnya Schachner dan Shaver, 2004. Dengan demikian, individu dengan dismissing attachment melakukan sesuatu karena dorongan situasi sosial. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang didapatkan bahwa 87,9 subjek menjalani pernikahan jarak jauh karena alasan pekerjaan. Dalam situasi sosial, mencari pekerjaan atau mengeksplor karier merupakan hal yang harus dilakukan pada individu dewasa awal, yang merupakan sebagai tugas perkembangan Santrock, 2011. Oleh karena itu, tingkat passion yang dimiliki individu dengan dissmissing attachment rendah. 4. Prediksi avoidant-fearfull attachment terhadap tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. Individu dengan avoidant fearful attachment memiliki representasi mental akan diri yang negatif dan representasi mental akan orang lain yang negatif. Individu dengan avoidant fearful attachment sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menginginkan menjalin hubungan intim dengan orang lain namun mereka sangat sulit percaya terhadap orang lain dan bergantung pada orang lain. Individu juga merasa khawatir jika dirinya akan tersakiti bila menjalin hubungan intim dengan orang lain Feeney dan Noller, 1996. Selain itu, individu dengan avoidant fearful attachment memiliki harga diri yang rendah. Individu tidak mengalami keintiman dan kesenangan dalam interaksi dengan pasangan romantis yang mereka miliki Tidwell, Reis dan Shaver dalam Baron dan Byrne 2005. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa individu dengan avoidant fearful attachment adalah individu yang menginginkan kedekatan dengan orang di sekitarnya namun takut disakiti atau ditolak oleh orang lain. Sikap menghindari akan muncul sebagai bentuk dari penolakan dan ketakutan dari orang-orang disekitarnya, termasuk pasangannya. Individu dengan avoidant fearful attachment merasa tidak nyaman saat menjalin kedekatan dengan orang lain dan sulit mempercayai orang lain sepenuhnya Shaver, Hazan dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994. Kecenderungan individu untuk menolak pasangan agar terhindar dari perasaan ditolak membuat individu dengan avoidant fearful attachment membatasi komunikasi yang mereka jalin dengan pasangannya. Individu sulit untuk melakukan percakapan yang baik. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai t = -1,608 t hitung t tabel dan nilai signifikansi p = 0.111 p 0.05 yang berarti hipotesis keempat ditolak yaitu, avoidant fearfull attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh, artinya avoidant fearfull attachment tidak berpengaruh terhadap tingkat passion. Pernikahan jarak jauh merupakan salah satu fase periode stres yang membutuhkan dukungan sosial dari orang-orang sekitar Cobb, 1976. Berdasarkan data demografik didapatkan hasil bahwa 36,3 individu tinggal sendiri. Individu yang tinggal sendiri kemungkinan kurang mendapatkan dukungan sosial secara langsung dari orang terdekatnya, karena dukungan sosial berkaitan dengan keberadaan availability dan ketepatan adequancy dukungan kepada seseorang Kumalasari dan Ahyani, 2012. Ketepatan pemberian dukungan sosial bisa diberikan dan didapatkan melalui media elektronik, namun keberadaan pemberi dukungan sosial mengharuskan seseorang untuk berada di sisi individu penerima dukungan sosial. Individu yang tinggal sendiri tidak mendapatkan keberadaan pemberi dukungan sosial yang menyebabkan dukungan sosial tidak dapat maksimal diberikan dan didapatkan. Dukungan sosial seperti keluarga sangat dibutuhkan pada individu yang menjalani pernikahan jarak jauh. Individu yang menjalani pernikahan jarak jauh memiliki beban yang cukup berat. Individu dihadapkan dengan urusan rumah tangga dan pekerjaan yang cukup kompleks seorang diri. Kelelahan fisik dan psikis yag dialami individu cenderung menimbulkan perilaku agresif. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI individu membutuhkan dukungan keluarga, karena di lingkungan keluarga dapat memberikan kenyamanan secara fisik maupun psikologis Margiani dan Ekayati, 2013. Dari data demografik, diketahui bahwa sebanyak 41,9 subjek memiliki usia pernikahan 1-5 tahun. Menurut Hurlock 1980, menyatakan bahwa selama tahun pertama dan kedua individu sedang melakukan penyesuaian dengan pasangan atau dengan situasi-situasi baru dalam pernikahan yang bisa menimbulkan ketegangan emosional. Penyesuaian diri yang baik melibatkan respon dan tingkah laku yang dapat mereduksi kebutuhan-kebutuhan, tegangan, frustasi dan konflik Semiun, 2006. Individu dengan avoidant fearfull attachment penyesuaian diri kurang baik karena individu perilaku yang paling dominan muncul adalah menghindar, maka tingkah laku yang dimunculkan kurang tepat dan tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual serta mengurangi ketegangan dan konflik dalam masa penyesuaian. Berkaitan dengan penyesuaian seksual pada individu, penyesuaian seksual bagi wanita cenderung lebih sulit karena terbiasa untuk menutupi dan menekan gejolak seksual dibandingkan dengan laki-laki Hurlock, 1980. Hal ini diperkuat dengan data demografik bahwa sebanyak 51,6 subjek dalam penelitian ini adalah perempuan. Sehingga terdapat kemungkinan, perempuan kurang mampu menyampaikan apa yang diinginkan, disukai dan tidak disukai dalam hal seksualitas, maka avoidant fearfull attachment tidak berpengaruh terhadap tingkat passion. Dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI beberapa pernyataan diatas maka dapat disimpulkan avoidant fearfull attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal. Selain itu, peneliti juga melihat bahwa secara keseluruhan passion pada subjek tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan intensitas bertemu subjek dengan pasangannya satu minggu sekali sebanyak 29. Intensitas bertemu dengan pasangan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan seksual. Menurut Sprecher dan Schwartz 1992 frekuensi individu melakukan hubungan seksual sekitar 7 sampai 11 kali dalam sebulan. Pertemuan yang cukup sering dengan pasangan, membantu individu untuk menyalurkan kebutuhan seksual nya, maka tingkat passion pada subjek tergolong tinggi. 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa secure attachment dan dismissing attachment mampu memprediksi tingkat passion pada individu yang menjalani pernikahan jarak jauh. Hasil analisis regresi menunjukkan nilai signifikansi secure attachment sebesar 0,000 p 0,05 serta t = 2,864 t hitung t tabel dan dismissing attachment sebesar 0,020 p 0.05 serta t = -2,354 t hitung t tabel. Di sisi lain, didapatkan hasil pula bahwa preoccupied attachment dan avoidant fearfull attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal. Hasil analisis regresi menunjukkan nilai signifikansi preoccupied attachment sebesar 0,217 p 0.05 serta t = -1,241 t hitung t tabel dan avoidant fearfull attachment sebesar 0,111 p 0.05 serta t = -1,608 t hitung t tabel .

B. SARAN

1. Bagi subjek atau individu dewasa awal

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa secure attachment dan dismissing attachment mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. Bagi subjek yang sedang atau akan menjalani pernikahan jarak jauh diharapkan mampu mengembangkan sikap-sikap pada secure attachment. Walaupun dismissing attachment mampu memprediksi