4. Pernikahan jarak jauh pada dewasa awal
Individu yang berada pada masa dewasa awal adalah mereka yang
memiliki rentang usia 22-40 tahun. Menurut Erikson dalam Santrock, 2011
menjelaskan bahwa pada masa dewasa awal memasuki periode perkembangan keintiman vs isolasi. Keintiman merupakan suatu proses peleburan diri sendiri
dengan orang lain. Selain itu, keintiman juga membutuhkan komitmen dengan orang lain. Dengan kata lain, tugas perkembangan terpenting bagi individu
dewasa awal adalah menjalin hubungan intim dengan orang lain. Papalia, Old, dan Feldman 2014 hubungan intim pada masa dewasa awal adalah
persahabatan dan cinta. Usaha yang dilakukan individu pada masa dewasa awal dalam mencari
pasangan hidup adalah dengan menjalin hubungan pernikahan. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan sebagai suami-istri
yang secara sosial diakui untuk melegalkan hubungan seksual, membesarkan anak dan membangun pembagian peran antar suami istri dan masing-masing
pasangan akan mendapatkan dukungan emosional, rasa nyaman, keintiman, sumber identitas, harga diri dan pemenuhan kebutuhan seksual. Dewasa ini,
banyak individu yang memilih untuk melakukan pernikahan jarak jauh karena berbagai alasan. Pernikahan jarak jauh adalah ikatan lahir batin antara seorang
pria dan wanita sebagai pasangan suami istri namun tinggal terpisah dengan pasangannya yang disebabkan karena berbagai alasan seperti studi, mengejar
karir, gaji yang lebih besar dan untuk kesetaraan wanita dalam dunia kerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jadi, pernikahan jarak jauh pada dewasa awal adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita pada rentan usia 22-40 tahun sebagai pasangan
suami istri namun tinggal terpisah dengan pasangannya yang disebabkan karena berbagai alasan seperti studi, mengejar karir, gaji yang lebih besar dan untuk
kesetaraan wanita dalam dunia kerja. Pernikahan merupakan ikatan, dimana masing-masing pasangan akan mendapatkan dukungan emosional, rasa nyaman,
keintiman, sumber identitas, harga diri dan pemenuhan kebutuhan seksual.
E. Dinamika Prediksi Gaya Attachment Bagi Tingkat Passion Dalam Hubungan Pernikahan Jarak Jauh Pada Individu Dewasa Awal.
Individu dewasa awal dengan rentang usia 22-40 tahun memasuki periode perkembangan keintiman vs isolasi. Hubungan intim dapat diwujudkan dalam
ikatan pernikahan. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan sebagai suami-istri yang secara sosial diakui untuk melegalkan
hubungan seksual, membesarkan anak dan membangun pembagian peran antar suami istri dan masing-masing pasangan akan mendapatkan dukungan
emosional, rasa nyaman, keintiman, sumber identitas, harga diri dan pemenuhan kebutuhan seksual. Dewasa ini, banyak individu yang memilih
untuk melakukan pernikahan jarak jauh karena berbagai alasan. Alasan individu mengambil keputusan untuk melakukan pernikahan jarak jauh adalah
studi, mengejar karir, gaji yang lebih besar dan untuk kesetaraan wanita dalam dunia kerja. Pernikahan jarak jauh mengakibatkan tidak terpenuhinya
kebutuhan seksual pasangan karena jarak yang memisahkan
Pernikahan adalah suatu hubungan cinta yang dibangun secara serius dan personal oleh dua orang yang mengandung komponen keintiman, passion dan
komitmen. Passion merupakan suatu emosi dan elemen fisiologis yang dikarakteristikan dengan phsychological arousal dan menginvestasikan waktu
dan energi untuk bersama dengan individu lain. Phsychological arousal dimanifestasikan dalam daya tarik fisik dan seksual, komunikasi seksual,
perilaku seksual dan pemenuhan kebutuhan seksual lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi passion adalah gender, usia, emosi dan kualitas komunikasi.
Kualitas komunikasi memberikan kesempatan untuk melakukan percakapan
yang bermakna dan melakukan aktivitas yang bermanfaat dengan pasangan.
Kualitas komunikasi dibangun pada hubungan antara ibu dan anak. Komunikasi yang terjalin antara ibu dan anak akan membentuk ikatan kasih
sayang yang disebut dengan attachment. Attachment merupakan suatu proses yang dialami individu sejak lahir sampai meninggal dan berkembang selama
masa dewasa Bowlby, 1991.
Attachment memiliki dua sikap dasar, yaitu representasi mental akan diri models of self dan representasi mental akan orang lain models of other.
Represi mental akan diri dan orang lain bersifat positif dan negatif. Saat individu beranjak dewasa, representasi mental diri dan orang lain akan
membentuk empat gaya kelekatan. Keempat gaya kelekatan tersebut adalah secure attachment, preoccupied attachment, dissmissing attachment dan
avoidant fearful attachment.
1. Prediksi secure attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang
menjalani pernikahan jarak jauh Individu dengan secure attachment memiliki model of self dan model of
other positif. Individu dengan secure attachment memiliki harga diri yang tinggi. Individu memiliki gambaran positif terhadap orang lain sehingga ia
mudah mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan yang mereka jalin Baron dan Byrne, 2005. Hubungan yang
dijalani oleh individu secure attachment cenderung lama, dengan komitmen dan memuaskan Shaver dan Brennan dalam Baron dan Byrne, 2005.
Menurut Mikulincer dalam Baron dan Byrne, 2005, individu dengan secure attachment tidak mudah marah, tidak ingin bermusuhan dengan
orang lain dan mengharapkan hasil yang positif dari konflik. Individu dengan secure attachment tidak mudah bergantung dan tidak ingin
menghindar Bartholomew dan Horowitz, 1991. Dalam hal seksualitas, Hazan et. al 1994 dalam Shaver dan
Schachner 2004 menyatakan bahwa individu dengan secure attachment terbuka terhadap pengalaman seksual dan menikmati berbagai aktivitas
seksual. Individu juga menikmati kontak fisik dengan pasangannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bogaert dan Sadava 2002 didapatkan hasil
bahwa individu dengan secure attachment memiliki daya tarik fisik yang tinggi. Selain itu, individu dengan secure attachment cenderung melakukan
hubungan seksual hanya dengan pasangannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam menjalin hubungan interpersonal, individu juga tidak khawatir jika pasangan dekat dengan mereka dan ketika pasangan
meninggalkan mereka Shaver, Hazan, and Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994. Oleh karena itu, individu dengan secure attachment akan
mudah untuk menjalin komunikasi dengan orang lain, begitu juga dengan pasangannya. Berkaitan dengan komunikasi seksual, individu dengan secure
attachment mampu menyampaikan mengenai apa yang disukai, tidak disukai dan keinginan dalam hal seksualitas dengan pasangannya.
Terbentuknya komunikasi dan komunikasi seksual yang berkualitas diantara individe dengan pasangannya meningkatkan tingkat passion. Oleh sebab itu,
inidividu dengan secure attachment dimungkinkan untuk memiliki tingat passiom yang tinggi dengan pasangannya.
2. Prediksi preoccupied attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal
yang menjalani pernikahan jarak jauh. Individu dengan preoccupied attachment memiliki model of self
yang negatif dan model of other yang positif. Individu memiliki pandangan yang negatif tentang dirinya sendiri namun memiliki harapan yang positif
bahwa orang lain akan mencintai dan menerima Baron dan Byrne, 2005.
Individu dengan preoccupied attachment memiliki ketergantungan yang tinggi dengan pasangannya dan mencari kedekatan dalam hubungan. Hal ini
dikarenakan individu dengan preoccupied attachment memiliki rasa malu karena merasa “tidak pantas” menerima cinta dari orang lain dan terus
berusaha untuk menerima keadaan dirinya Lopez dkk, dalam Baron dan
Byrne, 2005. Individu dengan preoccupied attachment merasa nyaman dengan
kedekatan dan sangat cemas akan keberlangsungan hubungannya Feeney dan Noller, 1996. Memburuknya suatu hubungan mendorong terjadinya
depresi karena individu memiliki kebutuhan untuk dicintai Baron dan Byrne, 2005. Oleh karena itu, individu dengan preoccupied attachment
cenderung bergantung dengan orang lain terutama dengan pasangannya. Individu dengan preocuupied attachment memiliki sikap ketidaklayakan
diri, namun individu memandang orang lain positif Bartholomew dan Horowitz, 1991.
Saat menjalin hubungan interpersonal, individu dengan preoccupied
attachment selalu merasa cemas jika pasangannya tidak benar-benar mencintainya atau individu ingin terus bersama dengan pasangan mereka.
Individu sering diliputi rasa cemburu dan emosi yang tidak menentu. Pasangan individu dengan preoccupied attachment sering merasa enggan
karena individu menuntut untuk selalu dekat dengan pasangannya Shaver, Hazan, dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994. Berkaitan dengan
seksualitas, individu dengan preoccupied attachment memiliki ketakutan atau kecemasan mengenai daya tarik fisik dan seksual terhadap
pasangannya. Selain itu, individu juga melakukan hubungan seksual untuk mempertahankan hubungan Schachner Shaver, 2004. Komunikasi
seksual antara individu preoccupied attachment dengan pasangannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadi kurang baik karena individu sering diliputi emosi yang tidak menetu dan dapat menimbulkan pertengkaran.
3. Prediksi dissmissing attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh.
Individu dengan dismissing attachment memiliki model of self yang positif dan model of other yang negatif. Individu dengan dismissing
attachment merupakan individu yang mandiri. Individu akan memilih untuk tidak bergantung pada orang lain dan tidak membiarkan orang lain
untuk bergantung pada dirinya Feeney dan Noller, 1996. Oleh sebab itu, individu dengan dismissing attachment akan menghindari hubungan
romantis karena mereka sangat menjaga dirinya dari kekecewaan akan hubungan romantis, menjaga kualitas kemandirian dengan selalu
mengandalkan dirinya sendiri sehingga tidak mudah disakiti oleh orang lain Baron dan Byrne, 2005. Individu dengan dismissing attachment
akan sering mengalami konflik saat menjalin hubungan dengan orang lain. Hal tersebut dikarenakan individu merasa layak untuk menjalin
hubungan akrab namun tidak mempercayai pasangan. Berkaitan dengan seksualitas individu dengan dismissing
attachment melakukan hubungan seksual dikarenakan dorongan situasi sosial, seperti norma sosial dan pengaruh dari orang-orang sekitarnya
Schachner dan Shaver, 2004. Kualitas komunikasi seksual individu dengan pasangannya kurang karena individu memiliki sikap tidak
percaya terhadap
pasangan yang
membuat tidak
mampu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengkomunikasikan mengenai kebutuhan seksualnya. Oleh karena itu, individu dengan dismissing attachment akan sulit untuk menjalin
komunikasi yang mendalam. Individu akan menghindari interaksi langsung dan memilih kontak tidak langsung seperti e-mail McGowan,
Daniels dan Byrne dalam Baron dan Byrne, 2005. 4. Prediksi avoidant fearful attachment bagi tingkat passion pada dewasa
awal yang menjalani pernikahan jarak jauh Individu dengan avoidant fearful attachment memiliki model of
self yang negatif dan model of other yang negatif. Individu dengan avoidant fearful attachment sangat menginginkan menjalin hubungan
intim dengan orang lain namun mereka sangat sulit percaya terhadap orang lain dan bergantung pada orang lain. Individu juga merasa
khawatir jika dirinya akan tersakiti bila menjalin hubungan intim dengan orang lain Feeney dan Noller, 1996. Selain itu, individu dengan
avoidant fearful attachment memiliki harga diri yang rendah. Individu tidak mengalami keintiman dan kesenangan dalam interaksi dengan
pasangan romantis yang mereka miliki Tidwell, Reis dan Shaver dalam Baron dan Byrne 2005. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
individu dengan avoidant fearful attachment adalah individu yang menginginkan kedekatan dengan orang di sekitarnya namun takut disakiti
atau ditolak oleh orang lain. Sikap menghindari akan muncul sebagai bentuk dari penolakan dan ketakutan dari orang-orang disekitarnya,
termasuk pasangannya.
Individu dengan avoidant fearful attachment merasa tidak nyaman saat menjalin kedekatan dengan orang lain dan sulit mempercayai orang
lain sepenuhnya Shaver, Hazan dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994. Berkaitan dengan seksualitas, individu dengan avoidant
fearfull attachment akan melakukan hubungan seksual karena merasa takut ditinggalkan olrh pasangannya. Selain itu, kualitas komunikasi
seksual dengan pasangan kurang baik karena rasa tidak percaya terhadap pasangannya. Oleh karena itu, individu akan menghindari hubungan
interpersonal dengan pasangannya sehingga komunikasi tidak berjalan dengan baik.
Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya attachment dapat menjadi prediktor pada tingkat passion pada dewasa
awal yang sedang menjalani pernikahan jarak jauh. Passion dan attachment memiliki peran dalam hubungan pernikahan, termasuk dalam
pernikahan jarak jauh. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat apakah secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan
avoidant fearfull attachment dapat menjadi prediktor bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh.
F. Bagan Prediksi Attachment bagi Tingkat Passion Pada Dewasa Awal yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh
1. Bagan prediksi secure attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh
Representasi mental diri dan orang lain positif
- Menjalin kedekatan interpersonal
- Memiliki kepercayaan penuh
- Tidak mudah khawatir
- Mudah membangun kedekatan
- Memberikan otonomi pada pasangan
Saat memiliki pasangan Individu dengan
secure attahment
Tingkat passion dengan pasangan tinggi
- Mudah membangun komunikasi seksual
- Memiliki waktu yang tetap dengan pasangan untuk
melakukan aktivitas seksual
Memiliki komunikasi seksual yang berkualitas dengan pasangan
Saat berkomunikasi dengan pasangan
2. Bagan prediksi preoccupied attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh
Representasi mental diri negatif dan orang lain positif
- Merasa tidak pantas menerima cinta tetapi
sangat membutuhkan kedekatan -
Memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pasangan
- Merasa hawatir akan jika akan ditinggalkan
- Menuntut pasangan untuk selalu dekat
Saat memiliki pasangan Individu dengan
preoccupied attahment
Tingkat passion dengan pasangan rendah
- Komunikasi seksual dengan pasangan tidak
berjalan dengan baik -
Berusaha untuk memasikan bahwa mereka tidak akan ditinggal dengan menanyakan
perihal cinta
- Sulit untuk melakukan aktivitas bersama yang
bermanfaat dengan pasangan
Kurang memiliki komunikasi seksual yang berkualitas dengan pasangan
Saat berkomunikasi dengan pasangan
3. Bagan prediksi dismissing attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh
Representasi mental diri positif dan orang lain negatif
- Menjaga diri agar tidak kecewa dalam
hubungan romantis -
Merasa layak memiliki hubungan romantis tetapi tidak mempercayai pasangan
- Selalu mengandalkan diri sendiri atau mandiri
Saat memiliki pasangan Individu dengan
dismissing attahment
Tingkat passion dengan pasangan rendah
- Sulit untuk melakukan aktivitas bersama dan
percakapan bermakna -
Membatasi komunikasi dengan pasangan -
Kurang memiliki komunikasi seksual yang berkualitas dengan
pasangan Saat berkomunikasi
dengan pasangan
4. Bagan prediksi avoidant fearful attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh
Representasi mental diri negatif dan orang lain negatif
- Sering merasa tidak nyaman
- Sulit untuk mempercayai pasangan
- Sering merasa cemas dan cenderung
menghindari pasangan -
Terkadang mendekati dan menjauhi pasangan Saat memiliki pasangan
Individu dengan avoidant fearful attachment attahment
Tingkat passion dengan pasangan rendah
- Sulit untuk melakukan percakapan yang bermakna
- Sulit untuk membangun komunikasi seksual yang
baik -
Sulit untuk melakukan aktivitas bersama
Kurang memiliki komunikasi seksual yang berkualitas dengan pasangan
Saat berkomunikasi dengan pasangan
G. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Secure attachment memprediksi tingkat passion dalam hubungan
pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi secure attachment diprediksi semakin tinggi tingkat passionnya.
2. Preoccupied attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam
hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi preoccupied
attachment diprediksi
semakin rendah
tingkat passionnya.
3. Dismissing attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam
hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi dismissing attachment diprediksi semakin rendah tingkat passionnya.
4. Avoidant fearfull attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin
tinggi avoidant fearfull attachment diprediksi semakin rendah tingkat passionnya.