Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Tabel III.10 Skor Hasil Perhitungan Validasi Lembar Observasi Rubrik Validitas Hasil Lembar Observasi Dosen Ahli Psikologi 3,4 Guru BK 4,2 Rata-rata 3,8 Hasil validasi lembar observasi menunjukkan kriteria “baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8 maka lembar observasi ini layak digunakan. b. Validasi lembar kuesioner Validasi kuesioner dilakukan dengan expert judgment yaitu validasi yang dilakukan oleh dua orang ahli, yaitu dosen ahli Psikologi dan Guru BK. Kriteria kuesioner disajikan pada Tabel III.11 berikut ini: Tabel III.11 Kriteria Validasi Kuesioner Rentang Nilai Nilai Huruf Kriteria 4,2 - 5 A Sangat Baik 3,4 – 4,1 B Baik 2,6 – 3,3 C Cukup 1,8 – 2,5 D Kurang Baik 1 – 1,7 E Sangat Kurang Baik Sumber Kristiawan, 2012 Setelah kuesioner divalidasi oleh dua ahli, diperoleh hasil perhitungan dalam Tabel III.12 berikut ini: Tabel III.12 Skor Hasil Perhitungan Validasi Kuesioner Rubrik Validitas Hasil Kuesioner Dosen Ahli Psikologi 4,5 Guru BK 3,8 Rata-rata 4,1 Hasil validasi kuesioner menunjukkan kriteria “baik” dengan rata- rata penghitungan skor sebesar 4,1 maka kuesioner ini layak digunakan untuk menilai motivasi belajar siswa kelas I SD Negeri Sarikarya. c. Validasi lembar soal evaluasi Instrumen prestasi belajar siswa berupa soal pilihan ganda. Peneliti membuat 15 soal pilihan ganda untuk siklus I dan siklus II dengan materi ajar rumah sehat. Soal diujikan kepada 30 siswa kelas I SD Negeri Playen III yang sudah pernah mengalami dan mempelajari materi tersebut. Pemberian skor berdasarkan pada pendapat Arifin 2011 yang menyatakan bahwa tes tipe obyektif ini diberi skor 1 dan 0 karena jawabannya hanya antara benar dan salah. Berdasarkan pernyataan tersebut, pemberian skor pada jawaban lembar evaluasi adalah mendapatkan skor 1 apabila jawaban benar dan mendapatkan skor 0 apabila jawaban salah. Lalu hasil soal evaluasi yang telah diujikan dihitung menggunakan aplikasi TAP Test Analysis Program. TAP adalah aplikasi yang dikembangkan Universitas Ohio. Aplikasi TAP dirancang kuat, mudah digunakan, dan gratis. TAP menghasilkan set sampel data uji menggunakan benih acak. Pengguna dapat mengatur berbagai parameter untuk data sampel, termasuk kesulitan tes, jumlah skor, jumlah item tes dan jumlah kemungkinan jawaban per item. Setelah melakukan perhitungan dengan aplikasi TAP, peneliti kemudian menentukan soal yang valid dengan membandingkan nilai hitung pada point biserial. Dikatakan valid jika point biserial ≥ 0,5. Hasil validitas soal pilihan ganda siklus I dapat dilihat pada Tabel III.13. Tabel III.13 Hasil Uji Validitas Soal Siklus I No. Point Biserial Batas Keputusan 1 0,37 0,5 Tidak Valid 2 0,24 0,5 Tidak Valid 3 0,51 0,5 Valid 4 0,49 0,5 Tidak Valid 5 0,73 0,5 Valid 6 0,45 0,5 Tidak Valid 7 0,66 0,5 Valid 8 0,71 0,5 Valid 9 0,70 0,5 Valid 10 0,11 0,5 Tidak Valid 11 0,11 0,5 Tidak Valid 12 0,72 0,5 Valid 13 0,56 0,5 Valid 14 0,66 0,5 Valid 15 0,51 0,5 Valid Dari hasil uji validitas lembar kerja evaluasi siklus I pada Tabel III.12 menunjukkan bahwa dari 15 soal yang diujikan kepada 30 siswa terdapat 9 soal yang valid. Peneliti melakukan perbaikan pada 6 soal yang tidak valid dengan mengamati hasil perhitungan analisis pilihan ganda. Perbaikan dapat dilakukan pada pertanyaan dan pilihan jawaban. Soal diperbaiki dengan melihat opsi jawaban. Jika suatu opsi dipilih oleh sebagian besar siswa atau sama sekali tidak ada yang memilih artinya letak perbaikan ada pada opsi yang perlu ditinjau kembali. Pilihan jawaban harus mampu mengecoh siswa. Namun jika semua opsi jawaban sudah dipilih siswa dan hasilnya tetap tidak valid maka perbaikan dilakukan pada soal, apakah soal dan perintah sudah jelas atau menimbulkan penafsiran ganda ataupun membuat siswa menjadi bingung. Validitas lembar kerja evaluasi siklus II secara empiris juga dilakukan di SD N Playen III dengan jumlah soal 15 dan jumlah siswa 30. Perhitungan hasil validitas empiris dengan menggunakan TAP bertujuan untuk memudahkan perhitungan validitas tes. Hasil perhitungan validasi lembar kerja evaluasi siklus II dengan TAP Test Analysis Program dapat dilihat pada lampiran 8b. Setelah melakukan perhitungan menggunakan aplikasi TAP, peneliti kemudian menentukan soal yang valid dengan membandingkan nilai hitung pada poin biserial ≥ 0,5. Hasil validitas soal pilihan ganda siklus II dapat dilihat pada Tabel III.14. Tabel III.14 Hasil Uji Validitas Soal Siklus II No. Point Biserial Batas Keputusan 1 0,55 0,5 Valid 2 0,31 0,5 Tidak Valid 3 0,18 0,5 Tidak Valid 4 0,33 0,5 Tidak Valid 5 0,14 0,5 Tidak Valid 6 0,10 0,5 Tidak Valid 7 0,39 0,5 Tidak Valid 8 -0,05 0,5 Tidak Valid No. Point Biserial Batas Keputusan 9 0,00 0,5 Tidak Valid 10 0,62 0,5 Valid 11 0,47 0,5 Tidak Valid 12 0,22 0,5 Tidak Valid 13 0,08 0,5 Tidak Valid 14 0,22 0,5 Tidak Valid 15 0,00 0,5 Tidak Valid Dari hasil uji validitas lembar kerja evaluasi siklus II pada Tabel III.13 menunjukkan bahwa dari 15 soal yang diujikan kepada 30 siswa terdapat 2 soal yang valid. Peneliti melakukan perbaikan pada 13 soal yang tidak valid dengan mengamati hasil perhitungan analisis pilihan ganda. Perbaikan dapat dilakukan pada pertanyaan dan pilihan jawaban. Soal diperbaiki dengan melihat opsi jawaban. Jika suatu opsi dipilih oleh sebagian besar siswa atau sama sekali tidak ada yang memilih artinya letak perbaikan ada pada opsi yang perlu ditinjau kembali. Pilihan jawaban harus mampu mengecoh siswa. Namun jika semua opsi jawaban sudah dipilih siswa dan hasilnya tetap tidak valid maka perbaikan dilakukan pada soal, apakah soal dan perintah sudah jelas atau menimbulkan penafsiran ganda ataupun membuat siswa menjadi bingung. Kemudian soal yang sudah diperbaiki digunakan untuk menghitung rata-rata nilai ulangan dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan prestasi belajar siswa. Data validitas dan reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran 8a dan lampiran 8b. d. Validasi perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti telah divalidasikan sebelum digunakan dalam kegiatan penelitian. Validasi perangkat pembelajaran ini dilakukan melalui expert judgment atau validasi oleh ahli. Expert judgment dilakukan dengan cara dikonsultasikan kepada dua orang ahli yaitu dosen IPS dan guru kelas I SD Negeri Sarikarya. Perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi: silabus, RPP, LKS, materi ajar, dan soal evaluasi. Validasi perangkat pembelajaran dinilai berdasarkan kriteria pada Tabel III.15 berikut ini: Tabel III.15 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran Rentang Nilai Nilai Huruf Kriteria 4,2 – 5 A Sangat Baik 3,4 – 4,1 B Baik 2,6 – 3,3 C Cukup 1,8 – 2,5 D Kurang Baik 1 – 1,7 E Sangat Kurang Baik Sumber Kristiawan, 2012 Setelah perangkat pembelajaran divalidasikan kepada dua orang ahli, maka diproleh hasil penghitungan dalam Tabel III.16 berikut ini: Tabel III.16 Rata-rata Validasi Perangkat Pembelajaran No Perangkat Pembelajaran Validitas Hasil 1. Silabus Dosen IPS 4,8 Guru kelas I SD Negeri Sarikarya 4,8 Rata-rata 4,8 2. RPP Dosen IPS 4,7 Guru kelas I SD Negeri Sarikarya 4,4 Rata-rata 4,5 3. LKS Dosen IPS 4,7 Guru kelas I SD Negeri Sarikarya 4,3 Rata-rata 4,5 4. Materi Ajar Dosen IPS 4,6 Guru kelas I SD Negeri Sarikarya 4,3 Rata-rata 4,4 5. Soal Evaluasi Dosen IPS 4,9 Guru kelas I SD Negeri Sarikarya 4,4 Rata-rata 4,6 Rata-rata total 4,5 Setelah diujikan kepada dua orang ahli, didapat hasil validasi perangkat pembelajaran dengan rincian rata-rata skor silabus sebesar 4,8 dinyatakan dengan kriteria “sangat baik”, rata-rata skor RPP sebesar 4,5 dinyatakan dengan kriteria “sangat baik”, rata-rata skor LKS sebesar 4,5 dinyatakan dengan kriteria “sangat baik”, rata-rata skor materi ajar sebesar 4,4 dinyatakan dengan kriteria “sangat baik”, rata-rata skor soal evaluasi sebesar 4,6 din yatakan dengan kriteria “sangat baik”. Dari hasil rincian tersebut diperoleh rata-rata skor total sebesar 4,5 yang menunjukkan kriteria “sangat baik” dari seluruh komponen perangkat pembelajaran. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa perangkat pembelajaran layak dan sangat baik digunakan dalam kegiatan pembelajaran IPS. 2. Reliabilitas Instrumen Masidjo 2010 menyatakan bahwa reliabilitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan penyimpangan atau perbedaan-perbedaan yang berarti. Reliabilitas tes dapat dibuat oleh peneliti setelah soal evaluasi diujikan di lapangan dan mendapatkan soal yang valid. Soal diujikan kepada siswa kelas I SD Negeri Playen III sehingga diperoleh soal yang valid dan diketahui soal yang tidak valid. Untuk mengetahui soal tersebut reliabel atau tidak, peneliti menggunakan aplikasi TAP Test Analysis Program. Pengujian reliabilitas menunjukkan item soal yang reliabel sudah pasti valid sedangkan item soal yang tidak reliabel bisa jadi valid atau tidak valid. Menurut Masidjo 2010 koefisien reliabilitas dinyatakan dalam satuan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Kriteria reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel III.17 berikut ini: Tabel III.17 Kriteria Reliabilitas Instrumen No Koefisien Korelasi Kriteria 1. 0,91-1,00 Sangat tinggi 2. 0,71-0,90 Tinggi 3. 0,41-0,70 Cukup 4. 0,21-0,40 Rendah 5. Negatif-0,20 Sangat rendah Sumber Masidjo, 2010 Hasil uji reliabilitas soal evaluasi siklus I adalah 0,794. Hal ini menunjukkan bahwa soal ealuasi siklus I yang dibuat peneliti mempunyai tingkat reliabilitas tinggi. Hasil uji reliabilitas soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada lampiran 8a. Hasil uji reliabilitas soal evaluasi siklus II adalah 0,068. Hal ini menunjukkan bahwa soal ealuasi siklus I yang dibuat peneliti mempunyai tingkat reliabilitas sangat rendah. Hasil uji reliabilitas soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada lampiran 8b.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menguraikan capaian hasil prestasi belajar siswa ditinjau dari hasil tes evaluasi. Sedangkan analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk menguraikan peningkatan motivasi siswa ditinjau dari hasil observasi dan penyebaran kuesioner. Perhitungan Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa 1. Peningkatan motivasi siswa Data motivasi siswa diperoleh dari hasil nilai rata-rata kuesioner yang diisi oleh siswa kelas I SD Negeri Sarikarya dan hasil kegiatan observasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Analisis motivasi siswa dilakukan dengan cara membandingkan keadaan awal motivasi siswa sebelum diberikan tindakan dengan keadaan setelah berlangsungnya siklus I dan siklus II. Peningkatan motivasi siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: a. Observasi 1 Melakukan perhitungan nilai motivasi tiap siswa dengan menggunakan rumus: 2 Melakukan perhitungan nilai rata-rata motivasi siswa secara keseluruhan dengan menggunakan rumus: 3 Membandingkan tingkat motivasi siswa pada tiap akhir siklus dengan kondisi awal untuk mengetahui adanya peningkatan motivasi atau tidak. b. Kuesioner 1 Mengitung nilai motivasi siswa dengan menggunakan rumus: ℎ � ℎ × 100 ℎ � � ℎ ℎ � ℎ � ℎ × 100 2 Menghitung nilai rata-rata motivasi siswa secara keseluruhan dengan menggunakan rumus: 3 Melakukan perbandingan hasil tingkat motivasi siswa pada tiap siklus dengan kondisi awal sebelum dilakukan tindakan untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak. Kategori motivasi siswa dapat diketahui dengan menggunakan pedoman menurut Masidjo 2010 yang telah dimodifikasi peneliti. Klasifikasi motivasi dapat dilihat pada Tabel III.18 berikut ini: Tabel III.18 Kriteria Penilaian Skor Motivasi Siswa Sumber Masidjo, 2010 Persentase Skor Kriteria Penjelasan 81-100 Sangat Tinggi Jika jumlah skor yang diperoleh dari hasil motivasi siswa antara rentang 81-100 66-80 Tinggi Jika jumlah skor yang diperoleh dari hasil motivasi siswa antara rentang 66-80 56-65 Cukup Jika jumlah skor yang diperoleh dari hasil motivasi siswa antara rentang 56-65 50-55 Rendah Jika jumlah skor yang diperoleh dari hasil motivasi siswa antara rentang 50-55 50 Sangat Rendah Jika jumlah skor yang diperoleh dari hasil motivasi siswa antara rentang 50 ℎ � � ℎ ℎ �

Dokumen yang terkait

Hubungan pemberian biasiswa terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran biologi siswa kelas II SLTP Negeri se Kabupaten Bondowoso tahun ajaran 2000/2001

0 4 61

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

0 5 96

Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar PKN pada siswa kelas III di MI Dakwah Islamiyah Cawang Jakarta Timur Tahun pelajaran 2013/2014

0 8 103

Penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fikih di MTS Fatahillah Buncit Jakarta Selatan

3 20 116

Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SD Negeri Ciherang 01: penelitian tindakan kelas

1 8 0

Campur kode dalam karangan siswa kelas III SD Negeri Kereo 02 Tangerang tahun pelajaran 2014/2015

0 20 121

Penggunaan media pembelajaran flipchart dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di MA Nurul Falah Pagedangan

0 17 165

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia pada siswa kelas IX MTS Izzatul Islam Tajurhalang, Bogor Tahun ajaran 2014/2015

0 9 112

Efektivitas manajemen pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

0 0 9