Siklus Pengukuran Kinerja TINJAUAN PUSTAKA
Dalam perspektif keuangan dapat diukur melalui rasio-rasio keuangan sesuai laporan keuangan sebagai berikut:
a Rasio Rentabilitas
Merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan. Rasio yang digunakan dalam penelitian adalah Return on Assets ROA. Rasio ROA ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan.
b Rasio Efisiensi Rasio Biaya Operasi
Merupakan perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio efisiensi BOPO untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya
c Rasio Likuiditas
Financing to Deposit Ratio FDR adalah rasio antara seluruh jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima
oleh bank. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kepada para penyimpan dana dengan jaminan
pembiayaan yang diberikan. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangan adanya
tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu growth, sustain, dan harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga
penekanan pengukurannyapun berbeda pula. Berikut adalah siklus hidup bisnis :
1. Berkembang Growth
Pada tahap ini perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik.
Disini manajemen
terikat dengan
komitmen untuk
mengembangkan suatu produk atau jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem,
infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan
hubungan dengan pelanggan. Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi
dengan arus kas yang negative dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Dengan demikian, tolok ukur kinerja yang
cocok dalam tahap ini adalah misalnya tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah
ditargetkan. 2.
Bertahap Sustain Dalam tahap ini perusahaan masih melakukan investasi
dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Tahap ini juga perusahaan mencoba mempertahankan
pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk
menghilangkan bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran
keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Tolok ukur yang
kerap digunakan pada tahap ini adalah ROI, ROCE, dan EVA. 3.
Panen Harvest Pada tahap ini penusahaan benar
– benar memanen atau menuai hasil investasi di tahap
– tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan
kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam tahap ini
diambil sebagai tolok ukur, yaitu memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.
1. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran, yaitu : A.
Customer Core Measurement Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen
pengukuran, yaitu: 1.
Market Share mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi
antara lain : jumlah pelanggan, jumlah penjualan dan volume unit penjualan.