Tingkat kepuasan karyawan dapat diukur dengan penyebaran kuisioner berisi tentang pengukuran kinerja pada perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran. Diukur melalui instrument yang meliputi: kepemimpinan, motivasi, semangat kerja, kondisi fisik serta
kepuasan karyawan. Kuesioner tersebut terdiri dari 12 pernyataan yang menggunakan skala 5 poin. Dari hasil pengisian kuisioner
tersebut dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh dari masing –
masing responden. Skala pengukuran tingkat kepuasan karyawan dalam Machmudah dalam Putri, 2008 adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Skala Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan No
Keterangan Skor pengukuran
1 Sangat Setuju SS
5 2
Setuju S 4
3 Netral N
3 4
Tidak Setuju TS 2
5 Sangat Tidak Setuju STS
1
b. Retensi Karyawan
Retensi karyawan digunakan untuk mengetahui kemampuan Bank dalam mempertahankan karyawannya. Dengan kata lain, retensi
karyawan digunakan untuk mengetahui tingkat kesetiaan karyawan. Retensi karyawan dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
karyawan pada periode tertentu dengan jumlah karyawan yang keluar.
c. Tingkat produktivitas karyawan
Produktivitas karyawan digunakan untuk mengetahui produktivitas karyawan dalam periode tertentu pada Bank BPD DIY Syariah.
Produktivitas Karyawan = x100
d. Kapabilitas Karyawan
Kapabilitas karyawan digunakan untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas karyawan dalam melayani pelanggannasabah. untuk
meningkatkan kapabilitas karyawan dapat dilakukan pelatihan atau seminar kepada karyawan tentang hal
– hal yang berkaitan dengan kualitas pelayanan kepada pelanggannasabah.
G. Pengujian Kualitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pernyataan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali, 2002. Uji validitas yang digunakan
adalah dengan melakukan korelasi bilvariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Suatu indikator pernyataan
dikatakan valid apabila korelasi antara masing-masing indikator menunjukkan hasil yang signifikan. Pengujian instrumen penelitian ini
dengan cara menghitung korelasi menggunakan teknik korelasi Pearson dengan tarif signifikan = 5.
2. Uji Reliabilitas
R
eliabilitas berarti sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Hasil dapat dipercaya jika dalam beberapa pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Dalam hal ini tetap ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil
diantara beberapa kali pengukuran. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan one short atau pengukuran sekali saja dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau pengukuran dengan korelasi antar jawaban pertanyaan. Uji reliabilitas dilakukan dengan
bantuan SPSS yang merupakan fasilitas untuk mengukur reliabilitas, dengan uji statistik cronbach alpha
α suatu variabel dikatakan reliable jika memiliki cronbach alpha 0.60 Ghozali, 2005.
3. Uji Analisis Data
Pengujian data dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata tingkat kepuasan nasabah dan karyawan dapat diukur dengan menggunakan uji
analisis faktor. Analisis faktor merupakan salah satu metode reduksi data yang bertujuan menyederhanakan sekumpulan data yang saling
berkorelasi menjadi kelompok-kelompok variabel lebih kecil faktor agar dapat dianalisis dengan mudah. Selanjutnya nilai rata-rata tersebut
diberikan skor
bobot nilai
mengacu pada
skala likert.
64
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Bank BPD DIY
Bank BPD DIY adalah Bank Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta didirikan pada tanggal 15 Desember 1961. Berdasarkan akta
notaris Nomor 11, Notaris R.M. Soerjanto Partiningrat. BPD DIY diatur dalam Peraturan Daerah Perda Nomor 3 Tahun 1976 dengan berbagai
penyesuaian seiring berjalannya waktu. Landasan hukum pendirian Bank BPD DIY adalah Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 2 Tahun 1993, junctis Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1997 dan Nomor 7 Tahun 2000.
Sebagai lembaga keuangan pada umumnya, Bank BPD DIY memiliki visi dan misi. Visi Bank BPD DIY adalah mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan kebutuhan masyarakat khususnya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akan jasa perbankan maupun jasa keuangan lainnya terutama
kredit skala kecil dan menengah, serta mendorong program pemberdayaan perekonomian daerah. Dan misi Bank BPD DIY ialah Bank BPD DIY sebagai
Bank Umum, bertujuan memperoleh laba yang wajar melalui penyediaan jasa – jasa perbankan yang dibutuhkan masyarakat khususnya di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, terutama kredit skala kecil dan menengah serta
mendorong pemberdayaan ekonomi daerah dalam upaya memberikan kontribusi yang nyata terhadap pendapat daerah.
Bank BPD DIY berpusat di Jalan Tentara Pelajar Nomor 7 Yogyakarta. Bank BPD DIY memiliki kantor atau jaringan pelayanan yang
meliputi seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 6 kantor cabang, kantor kas dan payment point yang berada di daerah Sleman, Bantul, Wates, Senopati
dan Wonosari.
B. Gambaran Umum Bank BPD DIY Syariah
Perkembangan Bank Syariah yang pesat menunjukkan bahwa pasar perbankan syariah tetap eksis dan terus berkembang dalam skala yang
bankable. Selain itu, gairah masyarakat untuk melaksanakan syariah dalam praktik perbankan mulai terlihat jelas. Hal tersebut tercermin dari jumlah bank
syariah sebarannya jaringan kantor yang semakin banyak dan meningkatnya dana masyarakat yang dihimpun serta pembiayaan yang disalurkan oleh bank
syariah. Beroperasinya bank syariah di Indonesia sejak tahun 1992 merupakan fase awal dalam memperkenalkan kepada masyarakat suatu sistem perbankan
yang berbeda dari sistem perbankan yang berbasis bunga sering disebut dengan bank konvensional yang telah lama dikenal. Sistem perbankan
syariah yang mengaplikasikan mekanisme dan produk yang berlandaskan prinsip syariah serta menggunakan sistem bagi hasil ternyata setelah lebih dari
14 tahun kehadirannya memperoleh tanggapan yang semakin baik di masyarakat.
Perkembangan bank syariah mulai terasa sejak dilakukan perubahan terhadap UU No. 71992 menjadi UU No. 101998 yang memberikan
landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU tersebut, Bank Indonesia memberikan perhatian lebih serius terhadap
pengembangan perbankan syariah. Pada bulam April 1999 Bank Indonesia membentuk satuan kerja khusus yang menengani penelitian dan
pengembangan bank syariah Tim Penelitian dan Pengembangan Bank Syariah dibawah Direktorat Penelitian dan Peraturan Perbankan yang
menjadi cikal bakal bagi Biro Perbankan Syariah yang dibentuk pada 31 Mei 2001. Biro Perbankan Syariah ini sekarang resmi menjadi Direktorat
Perbankan Syariah Bank Indonesia sejak bulan Agustus 2003 lalu. Karena potensi pasar yang masih terbuka luas dan semakin pesat
perkembangan jumlah bank syariah, maka Bank BPD DIY turut memanfaatkan potensi perbankan syariah di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan sekitarnya. Dari sudut pandang bisnis, sebagai institusi yang berorientasi pada keuntungan dan pengembangan usaha, pendiri Unit Usaha
Bank Syariah Bank BPD DIY merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pangsa pasar, keuntungan dan kinerja perusahaan. Sedangkan dilihat dari
sudut pandang konsumen, kehadiran Unit Usaha Syariah Bank BPD DIY selanjutnya disebut Bank BPD DIY Syariah akan memungkinkan konsumen
untuk dapat memperoleh fasilitas pelayanan produk syariah yang semakin bervariasi. Oleh sebab itu, pendirian Bank BPD DIY Syariah harus terencana
dengan baik dan terintegrasi dengan visi dan misi perusahaan. Itulah yang
menjadi fokus utama berdirinya Bank BPD DIY Syariah dengan landasan hukum operasionalnya yaitu :
1. Peraturan Daerah PERDA
2. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta :
Nomor 2 tahun 1993 tentang Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta junctis Peraturan Daerah
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 tahun 1997 dan Nomor 7 tahun 2000 serta Nomor 4 tahun 2005; pada BAB
VIII Pasal 19 terdapat amanat bagi Bank BPD DIY untuk : Membuka Kantor Cabang Syariah.
3. Peraturan Bank Indonesia PBI
4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Fatwa DSN-MUI 5.
Aturan Internal SK dan SE Direksi Maka sesuai amanat Perda tersebut, maka pada tanggal 19 Februari
2007 Bank BPD DIY Syariah dibuka dan diresmikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan menetapkan Drs. H.M
Thoha Abdurrahman Ketua MUI Yogyakarta sebagai Dewan Pengawas Syariah. Pada saat ini BPD DIY Syariah sudah berjalan 6
tahun dan memiliki kator cabang, kantor kas dan office channeling yang tersebar di seluruh wilayah Yogyakarta. Berikut data kantor
layanan Bank BPD DIY Syariah :