98
Dalam UUPA tidak dijumpai sebutan maupun pengertian Hak Pengelolaan HPL. Akan tetapi dapat dilihat dari penjelasan UUPA, yang menyatakan :
“Dengan berpedoman pada tujuan yang disebutkan di atas, Negara dapat memberikan tanah yang demikian yang dimaksudkan adalah tanah yang tidak dipunyai dengan
sesuatu hak oleh seseorang atau pihak lain kepada seseorang atau badan-badan dengan sesuatu hak menurut peruntukan dan keperluannya misalnya dengan hak
milik, hak guna usaha, hak guna bangunan atau hak pakai atau memberikannya dalam pemgelolaan kepada suatu Badan Penguasa Departemen, Jawatan atau Daerah
Swatantra untuk dipergunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing Pasal 2 ayat 4 UUPA.”
Dapat dirumuskan pengertian hak pengelolaan ini sebagai suatu hak atas permukaan bumi yang disebut dengan tanah yang merupakan pelimpahan wewenang
dari pemerintah pusat kepada suatu lembaga pemerintah, atau pemerintah daerah, badan hukum pemerintah, atau pemerintah daerah untuk :
a. Merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan; b. Menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelaksanaan usahanya;
c. Menyerahkan bagian-bagian dari tanah itu kepada pihak ketiga menurut persyaratan yang ditentukan oleh pemegang hak pengelolaan tersebut, yang
meliputi segi peruntukan, penggunaan, jangka waktu dan keuangannya, dengan ketentuan bahwa pemberian hak atas tanah kepada pihak ketiga yang
bersangkutan dilakukan oleh pejabat-pejabat yang berwenang menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1972 Tentang Pelimpahan Wewenang
Pemberian Hak Atas Tanah, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
181
2. Subyek dan Obyek Hak Pengelolaan
UUPA memberi koridor bahwa yang boleh sebagai subjek HPL sebagai pelimpahan HMN itu adalah badan hukum publik baik di tingkat pusat maupun
daerah. Selain itu kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat-masyarakat hukum adat, pelimpahan pelaksanaan sebagian kewenangan Negara tersebut juga dapat
181
Ramli Zein, Op.Cit., hlm.57-58.
Universitas Sumatera Utara
99
dilakukan kepada apa yang disebut Badan-badan Otorita, perusahaan-perusahaan Negara dan perusahaan-perusahaan Daerah.
182
Dalam peraturan
perundang-undangan ditetapkan
bahwa yang
dapat mempunyai Hak Pengelolaan adalah:
183
a. Pasal 5 Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965.
Hak Pengelolaan diberikan kepada departemen, direktorat, dan daerah swatantra. b.
Pasal 1 huruf b Peraturan Menteri Agraria Nomor 1 Tahun 1966. Hak Pengelolaan diberikan kepada departemen, direktorat, dan daerah swatantra.
c. Pasal 29 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 1973
Hak Pengelolaan dapat diberikan kepada departemen dan jawatan Pemerintah, serta badan-badan hukum yang ditunjuk oleh Pemerintah.
d. Pasal 5 dan Pasal 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1974.
Hak Pengelolaan dapat diberikan kepada: 1 Perusahaan pembangunan perumahan yang seluruh modalnya berasal dari
pemerintah danatau pemerintah daerah; 2 Industrial estate yang seluruh modalnya berasal dari Pemerintah yang
berbentuk perusahaan umum Perum dan perusahaan perseroan Persero, dan dari pemerintah daerah yang berbentuk perusahaan daerah PD.
d. Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977
Hak Pengelolaan diberikan kepada pemerintah daerah, lembaga, instansi danatau badan hukum milik Pemerintah.
e. Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1997
Penerima Hak Pengelolaan adalah Departemen, Lembaga Pemerintah non- Departemen, Pemerintah Daerah Tingkat I, Pemerintah Daerah Tingkat II,
Lembaga Pemerintah lainnya, dan Perusahaan Umum Perum Pembangunan Perumahan Nasional Perumnas.
f. Dalam Penjelasan Pasal 2 Huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1997
disebutkan bahwa “termasuk lembaga pemerintah lainnya adalah Otorita Pengembangan Daerah Industri Batam, Badan Pengelola Gelanggang Olahraga
Senayan dan lembaga sejenis yang diatur dengan keputusan presiden.”
g. Pasal 67 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 9 Tahun 1999. Badan-badan hukum yang bisa diberikan Hak Pengelolaan yaitu:
1 Instansi Pemerintah termasuk Pemerintah Daerah; 2 Badan Usaha Milik Negara BUMN;
3 Badan Usaha Milik Daerah BUMD; 4 PT Persero;
182
Arie Sukanti Hutagalung dan Oloan Sitorus, Op.Cit., hlm.40.
183
Urip Santoso, Op.Cit., hlm.166-168.
Universitas Sumatera Utara
100
5 Badan Otorita; 6 Badan-badan hukum pemerintah lainnya yang ditunjuk oleh pemerintah.
Hak pengelolaan adalah hak untuk mengatur peruntukan dan penggunaan tanah untuk keperluan sendiri dan untuk keperluan pihak lain. Karena itu tanah Hak
Pengelolaan ini sama sekali tidak dapat dipindahkan kepada pihak lain melalui perbuatan hukum jual beli, tukar menukar, hibah, hibah wasiat, dan lainnya, serta
tidak dapat dijadikan jaminan kredit dengan dibebani Hak Tanggungan.
184
Sesuai dengan tujuannya pemberian HPL kepada pemegang haknya, maka bagian-bagian tanah HPL tersebut dapat diberikan kepada pihak lain dengan Hak
Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. Pemberiannya dilakukan oleh Pejabat Badan Pertanahan Nasional yang berwenang, atas usul pemegang HPL yang
bersangkutan.
185
Berdasarkan perkembangan pengaturan HPL, dapat diketahui bahwa HPL hanya dapat diberikan di atas tanah Negara. Oleh karena itu, jika di atas tanah yang
akan diberikan HPL masih ada hak-hak atas tanah yang lain seperti HGB atau HP, “hak garap”, wajib terlebih dahulu dibebaskan oleh calon pemegang HPL.
186
Dengan berpedoman pada Pasal 2 UUPA, maka obyek dari hak pengelolaan seperti juga hak-hak atas tanah lainnya, adalah tanah yang dikuasai oleh negara.
Penjelasan umum II angka 2 UUPA menyatakan bahwa:
187
184
Irene Eka Sihombing, Segi-Segi Hukum Tanah Nasional Dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan,Jakarta: Universitas Trisakti, 2009, hlm. 47.
185
Ibid., hlm.48.
186
Arie Sukanti Hutagalung dan Oloan Sitorus, Op.Cit., hlm.43.
187
Satrio Nurwicaksono, Pelaksanaan Pemberian Hak Pengelolaan Atas Tanah Dan Potensi Timbulnya Monopoli Swasta Atas Usaha-Usaha Dalam Bidang Agraria Studi Kasus Pelabuhan
Umum Kabil Batam, Tesis, Program Magister Kenotariatan, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008, hlm. 19.
Universitas Sumatera Utara
101
”Kekuasaan negara atas tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak oleh seseorang atau pihak lainnya adalah lebih luas dan penuh. Dengan berpedoman pada tujuan
yang disebutkan diatas negara dapat memberikan tanah yang demikian itu kepada seseorang atau badan hukum dengan sesuatu hak menurut peruntukan dan
keperluannya, misalnya, hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan atau hak pakai atau memberikannya dalam pengelolaan kepada sesuatau badan penguasa
departemen, jawatan atau daerah swatantra untuk diperlukan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing.”
“Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa obyek hak pengelolaan adalah tanah yang dikuasai langsung oleh negara. Berdasarkan hukum Tanah
Nasional HPL diberikan atas tanah yang dikuasai langsung oleh Negara. Apabila diatas tanah dimaksud telah terdapat hak atas tanah pihak lain yang
diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku, maka calon penerima HPL terlebih dahulu memberikan ganti rugi kepada pemegang
hak atas tanah dimaksud, dan pelepasan hak dibuat oleh bekas pemegang sebelum hak diberikan.”
188
3. Kedudukan Hak Pengelolaan