Pelaksanaan Reklamasi Pantai Tinjauan Yuridis Hak Pengelolaan Pemerintah Kota Batam Atas Tanah Hasil Reklamasi (Studi Pada HPL Yang Dikelola Pemerintah Kota Batam)

73 Setelah izin Reklamasi IR dikeluarkan maka di ajukanlah izin prinsip kepada Walikota Batam cq Badan Pertanahan Daerah Kota Batam BPD Kota Batam. 144 Pantai yang akan di Reklamasi tersebut akan diukur oleh tim dari Badan Pertanahan Daerah Kota Batam BPD Kota Batam guna untuk menghitung Pajak Galian C dan pajak-pajak lainnya yang berkenaan dengan kegiatan reklamasi tersebut. Hal penting juga yang harus dilakukan oleh pemohon yang akan melakukan kegiatan reklamasi adalah mengurus Izin Mendirikan Bangunan IMB.

4. Pelaksanaan Reklamasi Pantai

Pelaksanaan reklamasi pantai dapat dilakukan dengan 3 tiga cara yaitu pengurugan, pengeringan lahan; danatau drainase. 145 Pelaksanaan reklamasi pantai tetap harus memperhatikan keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyarakat, keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan kepentingan pelestarian fungsi 144 Badan Pertanahan Daerah Kota Batam mempunyai tugas penyusunan dan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanahan dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Lingkup tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan program dan kegiatan badan dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang; 2. Penyelenggaraan urusan tata usaha perkantoran yang meliputi urusan perencanaan dan evaluasi, urusan keuangan serta urusan umum dan kepegawaian; 3. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan; 4. Penyelenggaraan kegiatan teknis operasional yang meliputi bidang penataan pertanahan, bidang pelayanan dan penyelesaian pertanahan, bidang survey pengukuran dan pemetaan, dan bidang pengaturan, pengendalian dan pemberdayaan pertanahan; 5. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pertanahan; 6. Penyelenggaraan administrasi dan pelayanan umum kepada masyarakat dalam lingkup tugasnya; 7. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dalam lingkup tugasnya; 8. Pelaksaaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Lihat Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Batam. 145 Selengkapnya lihat ketentuan Pasal 23, Pasal 24 dan Pasal 25 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ; Universitas Sumatera Utara 74 lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil serta persyaratan teknis pengambilan, pengerukan, dan penimbunan material. Keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyarakat dalam pelaksanaan reklamasi pantai tersebut dilakukan dengan: a. memberikan akses kepada masyarakat menuju pantai; b. mempertahankan mata pencaharian penduduk sebagai nelayan; c. pembudidaya ikan, dan usaha kelautan dan perikanan lainnya; d. memberikan kompensasiganti kerugian kepada masyarakat sekitar yang terkena dampak reklamasi; e. merelokasi permukiman bagi masyarakat yang berada pada lokasi reklamasi; danatau; f. memberdayakan masyarakat sekitar yang terkena dampak reklamasi. 146 Untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan kepentingan pelestarian fungsi lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil maka pelaksana reklamasi wajib mengurangi dampak: a. perubahan hidro-oceanografi yang meliputi arus, gelombang, dan kualitas sedimen dasar laut; b. perubahan sistem aliran air dan drainase; c. peningkatan volumefrekuensi banjir danatau genangan; d. perubahan batimetri; e. perubahan morfologi dan tipologi pantai; f. penurunan kualitas air dan pencemaran lingkungan hidup; g. degradasi ekosistem pesisir. 147 Selanjutnya persyaratan teknis pengambilan, pengerukan, dan penimbunan material meliputi : a. metode pengambilan, pengerukan, dan penimbunan material yang digunakan tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan hidup, merusak ekosistem, semburan lumpur mud explosion, gelombang lumpur mud wave, bencana 146 Pasal 27 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ; 147 Pasal 29 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ; Universitas Sumatera Utara 75 pesisir serta mematikan keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyarakat; dan b. material reklamasi merupakan tanah dominan pasir dantidak mengandung bahan berbahaya dan beracun B3. 148 Metode pengambilan material timbunan di darat dapat menggunakan: a. peledakan untuk material batuan; danatau b. peralatan mekanik untuk material batuan dan tanah. 149 Metode pengerukan material timbunan di perairan dilakukan dengan menggunakan kapal sesuai jenis dan kepadatan material. Metode penimbunan material timbunan dilakukan dengan: a. mengangkut material dengan dumptruck, dituangkan di lokasi reklamasi, dihamparkan dengan bulldozer dan diratakan dengan grader, setelah itu dipadatkan untuk lokasi sumber material di darat; b. mengangkut material dengan kapal, ditebarkan dengan cara penyemprotan lapis demi lapis dan dipadatkan untuk lokasi sumber material di perairan; dan c. menggunakan kantong pasir sand bag dan silt barricade untuk mencegah pencemaran lingkungan laut. 150 Pelaksanaan reklamasi pantai yang dilakukan di kawasan pengembangan Pantai teluk tering Batam menggunakan metode pengurugan. Dilakukan dengan cara membangun tanggul kedap air mengelilingi daerah yang akan direklamasi kemudian penebaran material reklamasi dilaksanakan lapis demi lapis melalui penimbunan material dari daratan danatau pemompaan secara hidrolis hydraulic fill material dari perairan, perataan lahan reklamasi, pematangan lahan melalui pemasangan 148 Pasal 30 ayat 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ; 149 Pasal 30 ayat 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ; 150 Pasal 30 ayat 3 dan ayat 4 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Universitas Sumatera Utara 76 peralatan pengeringan vertikal vertical drain dan pemadatan lahan danpenimbunan tanah lapisan terakhir finishing. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pelaksanaan proses reklamasi meliputi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam perbaikan tanah dasar, pelaksanaan teknis pengamanan, bahan pelindung, persyaratan bangunan laut, persyaratan penimbunan sementara, persyaratan pembebanan sementara, persyaratan geotextile lembaran sintesis yang tipis, fleksibel yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah untuk menguatkan timbunan tanah, persyaratan vertikal drain, persyaratan pengurugan dan pemadatan. 151 Pasal 31 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan reklamasi juga harus dilakukan monitoring dan evaluasi reklamasi oleh Menteri, Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, gubernur, bupatiwalikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya. Monitoring dan evaluasi sebagaimana yang dimaksud dilakukan pada tahap pelaksanaan reklamasi agar sesuai dengan perencanaan dan izin lingkungan. 151 Modul Terapan Kawasan Reklamasi Pantai Pedoman Perencanaan Tata Ruang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 40PRTM2007, Op.Cit., hlm. 19. Universitas Sumatera Utara 77

BAB III HUBUNGAN HUKUM DAN KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA

BATAM SEBAGAI PEMEGANG HAK PENGELOLAAN ATAS TANAH HASIL REKLAMASI YANG DIPERLAKUKAN SEBAGAI KAWASAN HPL BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM OTORITA BATAM A. Hubungan Hukum dan Kewenangan antara Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas