Alexon, 2009 Pengembangan Model Pembelajaran ...
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
dan motivasi yang tinggi dari pihak sekolah, khususnya kepala sekolah dan guru IPS, untuk bekerjasama dengan peneliti dalam pengembangan model pembelajaran untuk
meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya lokal. Hal ini penting mengingat keberhasilan dalam pengembangan model pembelajaran sangat ditentukan dukungan
kepala sekolah dan motivasi serta kesungguhan guru sebagai subjek penelitian. Kedua, ketersediaan fasilitas sekolah yang memenuhi kebutuhan minimal untuk pengembangan
model pembelajaran sesuai dengan tujuan penelitian. Ketersediaan fasilitas sekolah ini seperti, ruangan kelas, keadaan siswa, lingkungan sekolah, serta sumber, alat dan media
minimal yang dapat mendukung pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya lokal.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka ditetapkan SDN 1 Kota Bengkulu sebagai lokasi uji-coba terbatas.
3. Lokasi dan Subjek Penelitian untuk Uji-coba yang Lebih Luas
Sebagaimana pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan lokasi SD untuk uji-coba terbatas, maka penetapan lokasi untuk uji-coba yang lebih luas juga
menggunakan pertimbangan utama kesediaan dan motivasi pihak sekolah, khususnya kepala sekolah dan guru IPS, dalam bekerjasama dengan peneliti. Pertimbangan lainnya
adalah ketersediaan fasilitas dan lingkungan sekolah yang dianggap memadai. Sekolah yang ditetapkan sebagai lokasi uji-coba lebih luas adalah sekolah
berkategori baik, sedang dan kurang. Sekolah-sekolah tersebut adalah SDN 8 Kota Bengkulu untuk kategori baik, SDN 4 Kota Bengkulu untuk kategori sedang, dan SDN
47 Kota Bengkulu untuk kategori kurang. Sesuai dengan lokasi penelitian, maka subjek penelitian adalah guru IPS dan siswa kelas IV sekolah bersangkutan.
Alexon, 2009 Pengembangan Model Pembelajaran ...
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
4. Lokasi dan Subjek Penelitian untuk Uji Validasi Model Pembelajaran
Uji validasi dilaksanakan dengan menggunakan eksperimen. Desain yang digunakan adalah Matching Pretest-Posttest Control Group Design. Subjek penelitian
dibagi dalam dua kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setiap kelompok terdiri atas sekolah dengan ketegori baik, sedang dan kurang. Kriteria
penetapan sekolah ini selain didasarkan pada pengamatan peneliti selama ini, juga rekomendasi dari pihak terkait, dalam hal ini Dinas Pendidikan Nasional Kota Bengkulu.
Sekolah-sekolah yang menjadi subjek penelitian pada tahap uji validasi model disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2. Subjek Penelitian untuk Uji Validasi Model Pembelajaran
Kelompok Eksperimen
Kontrol Kategori Sekolah
Baik SDN 8
SDN 5 Sedang
SDN 4 SDN 2
Kurang SDN 47
SDN 37
D. Teknik Pengumpulan Data
Fokus penelitian ini tiga hal, yakni 1 studi pendahuluan guna mengetahui kondisi dan potensi yang dimiliki, peserta didik, guru, sekolah, dan lingkungan budaya
lokal yang akan digunakan sebagai dasar pertimbangan pengembangan model awal pembelajaran untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya lokal; 2
pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya lokal; dan 3 uji validasi model yang telah dikembangkan.
Oleh karena itu, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dikaitkan dengan kebutuhan berdasarkan tiga hal tersebut di atas, yakni 1 tahap penelitian