Pelajaran IPS di SD Budaya Lokal

Alexon, 2009 Pengembangan Model Pembelajaran ... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.2. Pelajaran IPS di SD

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dimulai dari SDMISDLB sampai SMPMTsSMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warganegara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Pada bagian terdahulu telah diuraikan bahwa siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Ruang lingkup materi mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek : 1 manusia, tempat dan lingkungan; 2 waktu, keberlanjutan, dan perubahan; 3 sistem sosial dan budaya; dan 4 perilaku ekonomi dan kesejahteraan Kurikulum IPS SD 2006. Ruang lingkup materi ini kemudian dijabarkan dalam 13 standar kompetensi. Dari 13 standar kompetensi, ada dua yang relevan dengan penelitian ini berkaitan dengan materi pelajaran IPS setempat, yakni 1 memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupatenkota dan provinsi; dan 2 mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi kabupatenkota dan provinsi. Ke-dua standar kompetensi ini diberikan pada siswa kelas IV SD. Oleh karena itu, materi pelajaran IPS SD pada penelitian ini dibatasi pada materi pelajaran IPS kelas IV SD. Alexon, 2009 Pengembangan Model Pembelajaran ... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.3. Budaya Lokal

Budaya mengandung pengertian E. B. Taylor dalam Suprayekti : 2004 : 4.5 sebagai berikut : ”a complex whole which includes knowledge, belief, art, law, morals, customs, and any other capabilities a nd habits acquired by man as a member of society”. Budaya merupakan suatu kesatuan utuh yang kompleks yang termasuk pengetahuan, keyakinan, seni, hukum, moral, adat istiadat atau tradisi, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang dilakukan manusia sebagai seorang anggota dari suatu masyarakat. Oleh karenanya, budaya lokal dalam penelitian ini mengandung pengertian pengetahuan, keyakinan, seni, hukum, moral, adat istiadat atau tradisi, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang dilakukan masyarakat Bengkulu yang hidup, terpelihara, dibina dan dilestarikan pada komunitas dimana proses pendidikan tersebut berlangsung. Budaya lokal ini akan mempengaruhi perilaku masyarakat Bengkulu dalam mengarungi kehidupan, baik kehidupannya secara individual, bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara. Norman 1997 : 8-10 mengemukakan bahwa budaya tradisional masyarakat Bengkulu yang perlu dibina dan dikembangkan serta diintegrasikan dengan pendidikan anak agar tidak tergerus dari derasnya arus informasi dan globalisasi antara lain adalah tradisi Tabot. Selanjutnya Norman mengemukakan bahwa masyarakat Bengkulu adalah masyarakat Tabot. Ungkapan ini menjelaskan betapa pentingnya tradisi Tabot pada masyarakat Bengkulu. Pada awalnya menurut Norman 1997 : 8: ”...perayaan Tabot di Bengkulu dilaksanakan sebagai upacara berkabung atas meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Husien”. Namun dalam perkembangannya saat ini, seiring dengan perubahan Alexon, 2009 Pengembangan Model Pembelajaran ... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dan perkembangan masyarakat Bengkulu sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbaurnya tradisi asli Bengkulu dengan pendatang yang berasal dari berbagai macam lapisan masyarakat dan budaya, tradisi Tabot kemudian berkembang menjadi pesta tahunan budaya rakyat Bengkulu yang oleh pemerintah daerah dijadikan ”ikon” wisata baik lokal, nasional maupun internasional. Tradisi Tabot saat ini dilaksanakan setiap tahun Hijriah pada bulan Muharam dengan perayaan kolosal yang penyelenggaraannya melibatkan serangkai an tradisi seperti ”mengambik tanah”, ”duduk penja ”, ”menjara”, ”neradai”, ”arak penja’, ”arak serban”, ”gam”, ”arak gedang”, dan ”tabot tebuang”, serta diiringi musik tradisional Bengkulu yang disebut musik ”Dol”. Setiap rangkaian kegiatan tradisi Tabot di atas mengandung nilai-nilai religius, sosial, politik dan ekonomi, seni maupun teknologi. Nilai-nilai budaya lokal inilah yang seharusnya diintegrasikan dengan sistem pendidikan formal di SD yang relevan, khususnya pembelajaran IPS, agar siswa tidak tercabut dari ”akarnya” dan lebih mengapresiasi budaya lokalnya. Berdasarkan hal di atas, budaya lokal dalam penelitian ini dibatasi dengan tradisi Tabot yang merupakan pesta budaya kolosal rakyat Bengkulu dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, khususnya nilai-nilai sosial, politik dan ekonomi, seni maupun teknologi. Sementara yang berkaitan dengan nilai-nilai religius dari Tabot tidak dikaji karena relevansinya lebih ke pelajaran Agama. Selanjutnya, untuk menjelaskan pembatasan masalah dalam penelitian ini, di bawah ini bagan 1.2 disajikan pemetaan operasional dan pembatasan masalah penelitian. Alexon, 2009 Pengembangan Model Pembelajaran ... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Pertanyaan Penelitian