Uji Hipotesis Penelitian Uji Lanjut Pasca Anava

commit to user 82 matematika kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 mempunyai variansi yang sama. Demikian pula untuk sampel random data hasil belajar kategori kemampuan prasyarat tinggi, sedang dan rendah juga mempunyai variansi yang sama.

3. Uji Hipotesis Penelitian

Hasil perhitungan uji hipotesis dengan analisis variansi dua jalan 2 x 3 dengan sel tidak sama dan taraf signifikansi 05 , = a disajikan pada tabel berikut: Tabel 11. Rangkuman Analisis Variansi Sumber JK dk RK F obs Fa Keputusan uji Model pembelajaran A 161,193 1 161,193 4,26697 3,84 Ho ditolak Kemampuan prasyarat B 19935 2 9967,5 263,851 3,00 Ho ditolak Interaksi AB 19,5926 2 9,7963 0,25932 3,00 Ho diterima Galat G 6157,64 163 37,777 Total 26273,4 168 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa: a. Pada efek utama A metode pembelajaran, nilai statistik uji F a = 4,26697 dan F 0,05;1,163 = 3,84, ternyata F a F 0,05;1,163 dengan demikian H 0A ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a =0,05 terdapat perbedaan efektifitas penggunaan peta konsep pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X semester 1 pada materi logaritma. commit to user 83 b. Pada efek utama B tingkat kemampuan prasyarat siswa, harga statistik uji F b = 263,581 dan F 0,05;2;163 = 3,00, ternyata F b F 0,05;2;163 dengan demikian H 0B ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a =0,05 tingkat kemampuan prasyarat peserta didik yang tinggi, sedang dan rendah memberikan efek yang berbeda terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X semester 1 pada materi logaritma. c. Pada efek interaksi AB model pembelajaran dan tingkat kemampuan prasyarat peserta didik, harga statistik uji F ab = 0,25932 dan F 0,05;2;163 = 3,00, ternyata F ab F 0,05;2;163 dengan demikian H 0AB diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikan a =0,05 tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat kemampuan prasyarat peserta didik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X semester 1 pada materi logaritma. Data tentang analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama selengkapnya terdapat pada Lampiran 30.

4. Uji Lanjut Pasca Anava

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh bahwa H 0A dan H 0B ditolak, sehingga perlu dilakukan uji lanjut untuk melacak perbedaan rerata khususnya untuk uji hipotesis yang kedua. Dalam penelitian ini uji lanjut menggunakan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Uji komparasi ganda hanya dikenakan pada faktor kolom yang terdiri dari 3 kategori yaitu kemampuan prasyarat tinggi, sedang dan rendah sedangkan pada faktor baris tidak perlu dilajukan uji komparasi karena hanya terdiri dari 2 kategori sehingga cukup dengan melihat rataan marginalnya. commit to user 84 Sebelum melihat hasil komparasi rataan antar kolom, di bawah ini disajikan rangkuman rataan antar sel lengkap dengan rataan marginalnya. Tabel 12. Rangkuman Rataan antar Sel dan Rataan Marginal Kemampuan Prasyarat Model Pembelajaran Tinggi Sedang Rendah Rataan Marginal Eksperimen 1 77,846 64,216 50,182 64,753 Eksperimen 2 75,667 61,486 49,120 61,857 Rataan Marginal 76,800 62,889 49,617 Rangkuman hasil uji komparasi rataan antar kolom seperti tabel berikut: Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Komparasi Rataan antar Kolom Komparasi F hitung F kritik Keputusan Uji µ.1 = µ.2 151,111 6,00 Ho ditolak µ.1 = µ.3 473,606 6,00 Ho ditolak µ.2 = µ.3 132,463 6,00 Ho ditolak Keterangan: m. 1 : rerata populasi hasil belajar matematika untuk kemampuan prasyarat tinggi m. 2 : rerata populasi hasil belajar matematika untuk kemampuan prasyarat sedang m. 3 : rerata populasi hasil belajar matematika untuk kemampuan prasyarat rendah Berdasarkan hasil perhitungan uji komparasi rataan antar kolom, tampak bahwa ketiga hipotesis nol ditolak. Ini berarti bahwa ketiga tingkatan kemampuan prasyarat memberi efek yang berbeda terhadap hasil belajar matematika peserta didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar matematika antara tingkat kemampuan prasyarat tinggi dengan sedang atau commit to user 85 rendah, serta antara tingkat kemampuan prasyarat sedang dengan rendah. Perhitungan uji komparasi ganda selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 31.

D. Pembahasan Hasil Analisa Data 1.

Hipotesis Pertama Hipotesis pertama dalam penelitian ini mengatakan bahwa ” penggunaan peta konsep pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menghasilkan hasil belajar matematika peserta didik yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD saja.”. Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan untuk sel tak sama untuk efek utama faktor A model pembelajaran diperoleh harga statistik uji F a = 4,26697 dan F 0,05;1;163 = 3,84 , ternyata F a F 0,05;1;163 , sehingga F a Î DK dengan demikian H 0A ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a =0,05 terdapat perbedaan efektifitas penggunaan peta konsep pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menghasilkan hasil belajar matematika peserta didik yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD saja terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X pada materi logaritma. Melihat hasil rataan marginal antara rerata hasil belajar matematika dengan menggunakan peta konsep pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh 64,753, sedangkan rerata hasil belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh 61,857. Tampak bahwa rerata hasil belajar dengan menggunakan peta konsep pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada rerata hasil belajar matematika dengan model

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Swadhipa Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 30 63

Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe stad pada pokok bahasan fungsi ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas viii Smp negeri kota surakarta Tahun pelajaran 2008 2009

0 3 100

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DIMODIFIKASI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP DISCUSSION DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS X SMA DI KOTA SURAKARTA

4 18 85

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW PADA KOMPETENSI DASAR PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI DI

1 14 253

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN LATIHAN INDIVIDUAL TERSTRUKTUR PADA MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 20

0 3 86

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW YANG DIMODIFIKASI DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2010 2011

0 6 119

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN WINPLOT DAN TAI PADA MATERI APLIKASI TURUNAN FUNGSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 1 1

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran TIK

0 0 2

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI KELAS

0 0 100

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TAI TERHADAP KEMAMPUAN PENGETAHUAN FISIKA SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA KELAS X MIA SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR PADA MATERI USAHA DAN ENERGI - UNS Institutional Repository

0 0 17