commit to user 86
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Ini sesuai dengan hipotesis penelitian, hal ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor diantaranya penggunaan peta konsep
dapat merangsang daya kreatifitas peserta didik, dengan bentuk yang ringkas dan menyenangkan akan memudahkan peserta didik dalam mengingat konsep-konsep
tentang logaritma dengan mudah. Pada model pembelajaran kooperatif peserta didik lebih banyak terlibat dalam memecahkan masalah atau menyelesaikan soal.
Peserta didik dituntut bertanggung jawab secara pribadi maupun kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Peserta didik tidak hanya menjadi
pendengar saja, namun peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran.
2. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dalam penelitian ini mengatakan bahwa “hasil belajar matematika peserta didik yang memiliki kemampuan prasyarat tinggi lebih baik
daripada peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat sedang atau rendah. Hasil belajar matematika peserta didik yang memiliki kemampuan
prasyarat sedang lebih baik daripada peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat rendah”. Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan untuk sel tak sama
untuk efek utama faktor B kemampuan prasyarat diperoleh harga statistik uji F
b
=263,851 dan F
0,05;2;163
=3,00, ternyata F
b
F
0,05;2;163
sehingga F
b
Î
DK dengan demikian H
0B
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a =0,05 terdapat
perbedaan efek kemampuan prasyarat yang berbeda terhadap hasil belajar matematika pada materi logaritma. Karena H
0B
ditolak maka perlu dilakukan uji lanjut anava yaitu uji komparasi ganda. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 31.
commit to user 87
Pada uji komparasi ganda antara kolom 1 dan kolom 2 diperoleh bahwa F
1-2
= 151,111 dan 2F
0,05;2;163
=6,00, ternyata F
1-2
2F
0,05;2;163
sehingga F
1-2
Î
DK dengan demikian H
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a =0,05
peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat tinggi secara signifikan hasil belajar matematikanya berbeda dengan peserta didik yang mempunyai
kemampuan prasyarat sedang pada materi logaritma. Berdasarkan hasil rataan marginal dapat dilihat pada Tabel 12, diperoleh
rerata hasil belajar matematika peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat tinggi sebesar 76,800 sedang rerata hasil belajar peserta didik yang
mempunyai kemampuan prasyarat sedang sebesar 62,889. Ini menunjukkan bahwa rerata hasil belajar matematika pada peserta didik yang mempunyai
kemampuan prasyarat tinggi lebih tinggi daripada rerata hasil belajar peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat sedang. Hal ini dimungkinkan karena
peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat tinggi mempunyai bekal materi prasyarat yang memadai, sehingga peserta didik dapat memahami materi
dengan lebih baik, baik secara komputasi maupun secara konsep. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik dengan kemampuan prasyarat tinggi mempunyai
hasil belajar matematika yang lebih baik dari peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat sedang pada materi logaritma.
Pada uji komparasi ganda antara kolom 1 dan kolom 3 diperoleh bahwa F
1-3
= 473,606 dan 2F
0,05;2;163
= 6,00, ternyata F
1-3
2F
0,05;2;163
sehingga F
1-3
Î
DK dengan demikian H
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a =0,05
peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat tinggi secara signifikan hasil
commit to user 88
belajar matematikanya berbeda dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat rendah pada materi logaritma.
Berdasarkan hasil rataan marginal dapat dilihat pada Tabel 12, diperoleh rerata hasil belajar matematika peserta didik yang mempunyai kemampuan
prasyarat tinggi sebesar 76,800 sedang rerata hasil belajar peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat rendah sebesar 49,617. Ini menunjukkan
bahwa rerata hasil belajar matematika pada peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat tinggi lebih tinggi dari peserta didik yang mempunyai
kemampuan prasyarat rendah. Ini sangat dimungkinkan karena peserta didik dengan kemampuan prasyarat tinggi dapat menguasai materi dengan lebih cepat
karena materi prasyarat yang dimiliki sangat memadai, sedang pada peserta didik dengan kemampuan prasyarat rendah materi prasyarat yang dimiliki sangat minim
sehingga peserta didik dengan kemampuan prasyarat rendah lambat untuk menguasai materi yang diberikan. Peserta didik dengan kemampuan prasyarat
rendah mengalami kesulitan untuk memahami materi baru karena tidak dapat menghubungkan antara konsep baru dengan konsep lama. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa peserta didik dengan kemampuan prasyarat tinggi mempunyai hasil belajar matematika yang lebih baik dari peserta didik yang mempunyai
kemampuan prasyarat rendah pada materi logaritma. Pada uji komparasi ganda antara kolom 2 dan kolom 3 diperoleh bahwa
F
2-3
= 132,463 dan 2F
0,05;2;163
= 6,00, ternyata F
2-3
2F
0,05;2;163
sehingga F
2-3
Î
DK dengan demikian H
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a =0,05
peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat sedang secara signifikan
commit to user 89
hasil belajar matematikanya berbeda dengan pesrta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat rendah pada materi logaritma.
Berdasarkan hasil rataan marginal dapat dilihat pada Tabel 12, diperoleh rerata hasil belajar matematika peserta didik yang mempunyai kemampuan
prasyarat sedang sebesar 62,889 sedang rerata hasil belajar peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat rendah sebesar 49,617. Ini menunjukkan
bahwa rerata hasil belajar matematika pada peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat sedang lebih tinggi dari peserta didik yang mempunyai
kemampuan prasyarat rendah. Kemampuan prasyarat adalah pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki peserta didik sehingga mereka dapat mengikuti
pelajaran dengan baik. Semakin tinggi tingkat kemampuan prasyarat yang dimiliki peserta didik semakin baik dalam memahami materi pelajaran berikutnya,
demikian pula semakin rendah kemampuan prasyarat yang dimiliki peserta didik semakin sulit peserta didik memahami materi berikutnya. Dengan demikian
peserta didik dengan kemampuan prasyarat sedang akan lebih baik memahami materi selanjutnya dibandingkan dengan peserta didik yang mempunyai
kemampuan prasyarat rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik dengan kemampuan prasyarat sedang mempunyai hasil belajar matematika yang
lebih baik dari peserta didik yang mempunyai kemampuan prasyarat rendah pada materi logaritma.
3. Hipotesis Ketiga