commit to user 24
d. Penataan kelas seharusnya mendukung interaksi pada kelompok kecil, diskusi kelas, dan tugas individu yang disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik dan tugas pembelajaran.
a. Model Pembelajaran Kooperatif
Kegiatan belajar mengajar peserta didik dipengaruhi oleh guru, salah satu hal yang mempengaruhi adalah model pembelajaran yang dipilih oleh
guru. Pendekatan model pembelajaran yang dipilih guru akan membentuk perilaku dan sikap peserta didik. Model pembelajaran yang bernuansa
kompetisi akan menyebabkan peserta didik cenderung bekerja keras dan membentuk pribadi yang kurang bisa kerja sama. Salah satu model
pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap kerja sama adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang melibatkan seluruh peserta didik untuk saling berinteraksi satu sama lain. Pembelajaran kooperatif cooperative learning adalah
mencakup kelompok kecil peserta didik yang bekerja sama sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas atau
mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Grootenboer dan Jorgensen 2009 dalam Eurasia Journal of
Mathematics, Science Technology Education yang berjudul Towards a Theory of Identity and Agency in Coming to Learn Mathematics menuliskan
bahwa Being part of a group and working as collective enabled the student to share their knowledge, yang artinya menjadi bagian dari suatu kelompok kerja
memungkinkan para siswa berbagi pengetahuan mereka.
commit to user 25
Dari sudut pandang psikologi, pembelajaran kooperatif didukung oleh Vygotsky. Karya Vygotsky dalam Slavin 2008,59 didasarkan pada dua
gagasan utama. Pertama, perkembangan intelektual dapat dipahami dari sudut pandang historis dan budaya yang dialami peserta didik. Kedua, perkembangan
bergantung pada sistem tanda yang ada pada masing-masing orang ketika mereka bertumbuh : simbol-simbol yang diciptakan budaya untuk membantu
orang berpikir, berkomunikasi dan memecahkan masalah. Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognisi sangat terkait dengan masukan dari
orang lain dan perolehan sistem-sistem tanda terjadi dalam urutan langkah- langkah tetap yang sama untuk semua anak.
Teori Vygotsky mengatakan bahwa pembelajaran mendahului perkembangan. Pembelajaran melibatkan perolehan tanda-tanda melalui
pengajaran dan informasi dari orang lain. Perkembangan melibatkan internalisasi anak terhadap tanda-tanda ini sehingga sanggup berpikir dan
memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain. Kemampuan ini disebut pengaturan diri.
Teori Vygotsky menyiratkan bahwa perkembangan kognitif dan kemampuan menggunakan pemikiran untuk mengendalikan tindakan
memerlukan penguasaan sistem komunikasi budaya dan kemudian belajar menggunakan sistem tersebut untuk mengatur proses pemikiran kita sendiri.
Pembelajaran terjadi ketika orang berada pada daerah perkembangan proksimal mereka. Daerah perkembangan proksimal adalah daerah dimana seseorang
commit to user 26
melakukan tugas yang belum pernah dipelajari namun dia dapat mengerjakannya dengan bantuan teman atau orang lain yang kompeten.
Teori Vygotsky mendukung penggunaan strategi pembelajaran kerja sama, di mana peserta didik saling membantu dan bekerja sama dalam belajar.
Pembelajaran kerja sama juga memungkinkan percakapan batin seorang peserta didik didiskusikan dengan peserta didik lainnya, sehingga mereka dapat
memperoleh pemahaman tentang proses penalaran yang satu dengan lainnya. Vygotsky mengakui bahwa nilai interaksi sesama peserta didik dapat
memajukan mereka dalam proses berpikir. Teori pendidikan Vygotsky mempunyai dua implikasi utama. Yang
pertama ialah keinginan menyusun pembelajaran kerja sama diantara kelompok-kelompok peserta didik yang mempunyai tingkat kemampuan yang
berbeda-beda. Pengajaran pribadi oleh teman yang kompeten dapat berjalan efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dalam daerah perkembangan
proksimal. Kedua mengajarkan pada peserta didik untuk bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri.
Menurut Elkind dalam Setiono 2009,26 remaja pada tahap formal operation selain mampu menghimpun pikirannya sendiri menjadi suatu konsep,
ia juga mampu menghimpun konsep pikiran orang lain. Sedangkan menurut Porter 2002,310 metode curah gagasan yang dilakukan dalam kelompok-
kelompok akan merangsang pikiran dan kreatifitas, yang memungkinkan untuk melihat hubungan antara gagasan satu dengan gagasan yang lain yang dapat
saling mendukung.
commit to user 27
Hasil penelitian Carlan, Rubin dan Morgan 2003 yang dipublikasikan dalam jurnal internasional berjudul Cooperative Learning, Mathematical
Problem Solving, and Latinos menyatakan bahwa : 1
Student became more actively engaged in mathematical problem solving through cooperative learning. Reluctant leaners, who previously did not
do their work, began to participate in the problem solving process. 2
Students moved from a competitive to a cooperative stance. Rather than competing for the correct answer, they began to share their problem
solving ideas and answers. 3
At first, students asked each other for their answers. However, they soon began to work with each other on the mathematical problem solving
process rather than seeking the correct answers.They discovered that there are often several correct ways of finding a solution.
4 After observing the researchers implementing cooperative learning as well
5 Teacher also became more aware of students’ abilities when they worked
in small groups. Some students who did not normally participate in whole group activitie were actively involved in small grop work.
Hal ini dapat diartikan sebagai : 1 Peserta didik menjadi lebih aktif dalam mengusahakan pemecahan
masalah matematika melalui pembelajaran kooperatif. Peserta didik yang malas mengerjakan pekerjaan rumahnya mulai ikut berpartisipasi dalam
proses pemecahan masalah. 2 Peserta didik mengubah sikap kompetisi menjadi sikap kerja sama.
Kompetisi dalam menjawab soal dengan benar mereka mulai dengan berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah beserta gagasan dan
jawabannya. 3 Pertama kali peserta didik menanyakan masing-masing jawaban. Tetapi
mereka segera mulai mengerjakan dengan yang lain tentang proses pemecahan masalah matematika daripada hanya mencari jawaban saja.
commit to user 28
Mereka telah menemukan bahwa ada beberapa cara yang benar dalam menentukan penyelesaian.
4 Setelah mengobservasi pemakaian pembelajaran kooperatif dalam matematika, guru dapat mengubah meja dari bentuk berbaris menjadi
bentuk kelompok sehingga pembelajaran kooperatif menjadi lebih baik. 5 Guru menjadi lebih peduli dengan kemampuan peserta didik ketika mereka
bekerja dalam kelompok kecil. Bererapa peserta didik yang tidak berpartisipasi dengan baik dalam kelompok besar menjadi terlibat aktif
dalam kelompok kecil. Sedangkan hasil penelitian Katsap 2003 dari Kaye College of
Educatioan yang dipublikasikan pada jurnal internasional yang berjudul Active Learning in the College Mathematics Classroom adalah :
1 Learning was cooperative
2 Demonstrating the implementation of the learning unit colleagues
influenced decisions to adopt the method and the topic 3
Learning and preparing the unit taught, which is to be included in the course book, required that the teacher take responsibility,
4 Learning in group was characterized by organization.
Yang artinya : 1 Pembelajaran adalah bekerja sama.
2 Penerapan pembelajaran di tingkat unit dengan rekan sejawat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam penentuan metode dan
topik. 3 Pembelajaran dan persiapan mengajar yang ada di buku kursus harus dapat
dipertanggungjawabkan oleh guru. 4 Pembelajaran dalam kelompok ditandai dengan adanya pengorganisasian.
commit to user 29
Pembelajaran kooperatif mempunyai berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas
akademik. Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada peserta didik kelompok bawah maupun pada peserta didik kelompok atas
melalui kerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Peserta didik kelompok atas diharapkan dapat menjadi tutor bagi peserta didik kelompok
bawah, sehingga peserta didik dari kelompok bawah dapat memperoleh bantuan dari teman sebaya. Peserta didik dari kelompok atas secara otomatis
kemampuan akademiknya akan meningkat karena memberi pelayanan sebagai tutor, sehingga mereka membutuhkan pemikiran yang lebih mendalam.
Metode pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki ciri dalam kegiatannya selalu menerapkan sistem
kelompok-kelompok belajar. Metode pembelajaran kooperatif dilandasi oleh pendekatan belajar Contextual Teaching and Learning CTL. Tujuan belajar
dan mengajar yang berdasarkan kontekstual dapat dicapai dengan cara memadukan materi pembelajaran dengan konteks keseharian peserta didik.
Belajar dan mengajar kontekstual akan menghasilkan pengetahuan yang mendalam sehingga peserta didik akan kaya dengan pemahaman masalah dan
cara penyelesaiannya. Peserta didik mampu secara mandiri menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah baru yang belum
pernah dihadapinya serta memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap belajarnya
sendiri seiring
dengan peningkatan
pengalaman dan
pengetahuannya.
commit to user 30
Tiga konsep utama metode pembelajaran kooperatif menurut Slavin 2009: 10: 1 Penghargaan pada kelompok
Suatu tim akan mendapatkan penghargaan bila tim tersebut berhasil melampaui nilai tertentu yang ditetapkan.
2 Tanggung jawab individu Kesuksesan tim tergantung pada pembelajaran individual dari semua
anggota tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap
anggota tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu tim.
3 Setiap anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk sukses Semua peserta didik memberi kontribusi kepada timnya dengan cara
meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa peserta didik dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya
ditantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota tim ada nilainya.
Sedangkan Lie 2008, 31 berpendapat bahwa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal pada kerja kelompok yang dianggap cooperative
learning terdapat lima unsur model pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan pada pembelajaran tersebut yaitu :
1 Saling ketergantungan positif Keberhasilan kelompok tergantung pada usaha setiap anggotanya, karena
setiap anggota kelompok mempunyai sumbangan nilai terhadap nilai
commit to user 31
kelompok mereka. Jadi peserta didik yang kurang mampu tidak akan merasa minder karena mereka juga ikut memberi sumbangan nilai, malah
mungkin dapat lebih memacu usahanya agar lebih dapat menaikkan nilai kelompok, sedangkan peserta didik yang lebih pandai juga tidak akan
merasa dirugikan, karena setiap anggota kelompok telah memberikan sumbangan nilai. Semua peserta didik akan bekerja bersama demi
mencapai satu tujuan yang sama, yaitu keberhasilan kelompok dengan cara setiap anggota kelompok menguasai pelajaran sehingga nilai yang dicapai
dapat memberikan sumbangan pada nilai kelompok. 2 Tanggung jawab perseorangan
Setiap peserta didik yang berada dalam kelompok akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik karena nilai mereka
pasti akan memberikan sumbangan pada nilai kelompok. 3 Tatap muka
Setiap anggota kelompok diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan kepada setiap anggota
kelompok untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil dari kerja sama ini akan meningkatkan kemampuan setiap
anggotanya, karena mereka dapat mendiskusikan kelemahan dan kelebihan dari hasil pekerjaan individu.
4 Komunikasi antar anggota
commit to user 32
Keterampilan berkomunikasi setiap anggota kelompok akan memperkaya pengalaman belajar peserta didik dan dapat membantu pembinaan
perkembangan mental dan emosional peserta didik. 5 Evaluasi proses kelompok
Evaluasi proses kerja kelompok perlu dilakukan untuk melihat apakah mereka telah bekerja secara efektif dengan demikian mereka akan bekerja
lebih baik pada waktu selanjutnya. Evaluasi tidak perlu dilakukan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi dapat dilakukan setelah beberapa kali ada
kerja kelompok. Keuntungan metode pembelajaran kooperatif:
1. Bagi pihak Sekolah : a. Mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa
b. Terciptanya hubungan yang positif antar suku, ras dan agama c. Adanya kesempatan pendidikan yang sama
2. Bagi Peserta didik a. Pengembangan pembelajaran akademik
b. Mengembangkan keterampilan sosial dan personal 3. Bagi Guru
a. Adanya keseimbangan kurikulum b. Mengembangkan keragaman peran guru yang menarik
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa
belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen
commit to user 33
tinggi, sedang dan rendah untuk menyelesaikan suatu masalah dan terjadi interaksi personal yang menguntungkan.
b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement