67
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
BAB III ELABORASI TEMA
III.1 PENGERTIAN TEMA
III.1.1 ARSITEKTUR
Terdapat beberapa pengertian Arsitektur antara lain :
a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni
bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-
manusia beradab.
b. Menurut James C. Snyder, Anthony J. Catanesse, dalam buku Introduction
to Architecture 1979, Arsitektur adalah lingkungan buatan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan melindungi manusia dan kegiatan-kegiatannya
serta hak miliknya dari elemen, dari musuh, dan dari kekuatan-kekuatan adikodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang
berpenduduk dalam dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan sosial dan menonjolkan status.
c. Menurut Le Corbusier, dalam buku Toward an Architecture 1927, Arsitektur
adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisien. Massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran
cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya jelas. Oleh adanya penyinaran cahaya, massa
tersebut merupakan bentuk yang paling indah.
d. Menurut Louis I Khan, Arsitektur ialah pemikiran-pemikiran yang matang
dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang.
III.1.2 METAFORA Istilah metafora berasal dari bahasa yunani metapherein latin: metafora,
:inggris : metaphor, perancis : metaphore . “Meta” dapat diartikan sebagai
memindahkan atau berhubungan dengan perubahan. “Pherein” berarti mengandung atau memuat. Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learner’s
Dictionary :
Universitas Sumatera Utara
68
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
• A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or idea in place of another to suggest a likeness between them
• A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily
designates to on object it may designate only by implicit comparison or analogies •
A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which it is not literally applicable
• The use of words to indicate something different from the literal meaning.
Terdapat beberapa cara pandang terhadap metafora antara lain sebagai berikut: Secara etimologi metafora menunjukkan pemindahan transfer
sesuatu yang dikandungnya makna. Arti leksikal dari metafora adalah kiasan. Pengertian lain adalah looking at the abstraction
melihat hubungan antar hal secara abstrak. Secara epistemologis, sesuai dengan pengertiannya, metafora dalam
arsitektur dilakukan dengan cara displacement of concept Schon, 1963-1967 yaitu dengan mentransfer konsep suatu objek kepada
objek lain sehingga mempermudah pemahaman lewat perbandingan yang lebih sederhana.
Secara aksiologis, sejarah mencatat bahwa tanda tanda penggunaan metafora dalam karya arsitektur sesungguhnya telah lama ada.
Kualitas arsitektur piramida secara estetis dan structural menjadi symbol bangsa mesir kuno akan keyakinan tentang keabadian.
Bangsa yunani membedakan penggunaan tiang dorik dan ionic sebagai pemujaan berdasar gender. Gothic dengan konsep
kesemerawangan kulit bangunan menjadi sebuahstandar bagi gereja untuk mewujudkan suasana kehadiran Tuhan dalam perwujudan
cahaya dan masih banyak lagi contoh bangunan pada zaman pra modern yang sarat akan symbol symbol metaforik.
Perhatian terhadap metafora yang kemudian menjadikannya sebagai sebuah terobosan dalam metode desain baru terjadi pada tahun 1970-an ketika muncul ide
untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa. Metafora bukan lagi menjadi tujuan, namun lebih berperan sebagai pemicu trigger dalam proses kreatif penciptaan
desain. Proses desain menemukan sebuah “pintu” menuju “ruang kreatif” baru yaitu
Universitas Sumatera Utara
69
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
dengan melihat dari sisi pandang disiplin ilmu ilmu lain untuk tujuan menciptakan konsep konsep yang autentik. Hal ini terlihat dari berbagai metaphor dari modern
movement, the ruin metaphor dari post modern, teknologi kekuatan sosial metaphor dari Russian constructivist ; anthropomorphy vertebrata no core, no heart
metafora dari arsitek Peter Eisenman dan Frank Gehry Antoniades, 1990.
III.1.2.1 IDENTIFIKASI METAFORA
Terdapat beberapa pendapat yang mencoba mengajukan pengertian metafora antara lain:
1. Antoniades, A.C. Poetics of Architecture van nostrand Reinhold, New York, 1990.
Kategori metaphor dalam arsitektur menurut antoniades 1990: Intangible metaphor : metafora dalam tataran ide, konsep atau kualitas
kualitas khusus. Tangible metaphor : Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta
spesifikasi karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.Dapat
dirasakan dari suatu karakter visual atau material. Combination : Merupakan penggabungan intangible metaphors dan
tangible metaphors dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan
objek visualnya.
Dapat dipakai sebagai
acuan kreativitas perancangan.Dimana secara konsep dan visual saling mengisi
sebagaiunsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.
2. Broadbent, Geoffry Bunt, Richard Jencks; sign, symbol and architecture; John Wiley and sons; New York; 1980.
Kategorisasi desain
dari Broadbent
tentang analogic
design
mengindikasikan pembagian metaphor dalam 3 kategori yaitu : Visual metafora secara visual
Structural, metafora dalam aspek struktur, fungsi , system Filosofikal , metafora dalam aspek ide, konsep dan nilai.
Universitas Sumatera Utara
70
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
Menurut Antoniades kualitas penggunaan metafora dapat dinilai berdasarkan aspek yang dijadikan acuan dari penampakannya dalam suatu hasil desain. Aspek
yang lebih mudah terdeteksi detectable secara substansial dianggap lebih baik daripada yang tidak. Kualitas metafora akan semakin baik jika terkonsep dan
dinyatakan dengan jelas.
3. James C. Snyder d an Anthony J. Cattanese dalam “Introduction to
A rchitecture” 1979.
Metafora mengidentifikasikan pola pola yang mungkin terjadi dari hubungan hubungan parallel dengan melihat keabstrakannya berbeda dengan analogi
yang melihat secara literal.
4. Charles Jencks dalam “ The Language of Post Modern Architecture”.
Metafora dianggap sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh
pengamat dari suatu objek dengan mengandalkan objek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.
5. Geoffrey Broadbent, dal am buku “Design in Architecture” 1995.
Transforming : figure of speech in which a name of description term is transferred to some object different form. Dan juga menurutnya pada metafora
pada arsitektur adalah merupakan salah satu metode kreativitas yang adal pada desain spectrum perancang.
Kegunaan Penerapan Metafora dalam Arsitektur, sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai
berikut : 1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang
yang lain. 2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.
3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada
pengertiannya 4. Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.
Universitas Sumatera Utara
71
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
III.1.2.2 ANALOGI METAFORA Metafora atau kiasan pada dasarnya mirip dengan konsep analogi dalam
arsitektur, yaitu menghubungkan di antara benda-benda. Tetapi hubungan ini lebih bersifat abstrak ketimbang nyata yang biasanya terdapat dalam metode
analogi bentuk. Perumpamaan adalah metafora yang menggunakan kata-kata senada dengan
“bagaikan” atau “seperti” untuk mengungkapkan suatu
hubungan. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar.
Analogi dalam bahasa Indonesia adalah kias Arab: Qasa=mengukur,
membandingkan. Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan
lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama.sumber : www.google.comanalogi
Dari beberapa kajian Analogi yang telah dibahas, dapat disarikan bahwa: 1. Menurut
Holyoak Thagard
, analogi
merupakan pengandaian yang digunakan untuk menjelaskan adanya kemiripan dari
dua hal yang berbeda. Terdapat tiga hal yang mendasari pemikiran analogi, yaitu kesamaan, struktursusunan dan kegunaan.
2. Menurut Chris Abel, analogi merupakan suatu bahasa untuk
mengkomunikasikan arsitektur. Analogi bahasa dalam arsitektur mempunyai fungsi :
Memberi pengertian arsitektur adalah suatu bentuk kebudayaan identitas
Metoda dalam penyelidikan arsitektur Bahasa komunikasi sosial
Menurut Ian Barbour dalam Abel, 1997, untuk dapat menggunakan analogi maka harus diteliti dahulu bagaimana kesamaan dan perbedaan sifat
dasar, fungsi dan karakter dari kedua benda yang akan dianalogikan.
3. Menurut Broadbent, analogi merupakan suatu proses untuk
menterjemahkan analisa menjadi sintesa di dalam berarsitektur. Dari
Universitas Sumatera Utara
72
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
proses analogi akan muncul bentuk visual baru berdasarkan bentuk visual yang telah dikenal sebelumnya. Menurutnya, ada 3 macam analogi yang
dikenal : Personal Analogy : Membayangkan dirinya sebagai salah satu elemen
Arsitektur yang ada.
Direct Straight Analogy : Analogi langsung berdasarkan kesamaan-
kesamaan yang bias diidentifikasikan, diamati bentuk fisik dari objek arsitektur yang memiliki kemiripan dengan apa yang ada di jagad raya.
Symbolic Analogy : Kesamaan yang lebih bersifat simbolis kepala, mata, kaki.
4. Menurut Duerk, analogi adalah suatu cara yang digunakan untuk
membuat arsitektur. Membuat analogi dari dua benda adalah mencari persamaan dalam beberapa hal dari dua benda yang berbeda.
5. Menurut Attoe, analogi digunakan untuk menjelaskan arsitektur. Obyek
rancangan telah ada dulu baru dianalisa memakai analogi yang mana. Jika dilihat dari sudut arsitektur sebagai proses, terdapat beberapa
strategi desain yang menunjukkan penggunaan metafora di dalamnya yaitu: a. Antoniades yang mengkategorikan desain berdasarkan prosesnya
menunjukkan bahwa kategori strategi adopsi merupakan strategi desain yang menggunakan metafora pada prosesnya.
b. Broadbent yang mengkategorikan desain berdasarkan aktivitas atau cara
menunjukkan bahwa kategori analogic design menggunakan metafora
dalam cara mendesainnya. Persamaan kedua pendapat tersebut terletak pada aspek proses atau
aktivitas dalam desain yang menggunakan metode penglihatan adopsi dan analogi konsep dari suatu objek kepada objek yang lain.
Universitas Sumatera Utara
73
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
Dilihat dari sudut arsitektur sebagai produk, terdapat tipe desain dan konsep desain yang menunjukkan penggunaan metaphor di dalamnya yaitu:
• Pierce yang mengkategorikan desain sebagai sistem tanda menunjukkan bahwa kategori symbol lebih memperlihatkan penggunaan metaphor dalam
karya fisiknya. Kategori symbol memerlukan pemahaman yang cukup kompleks, karena melibatkan aspek yang lebih bersifat abstrak daripada
literal. • White dengan konsep metaphor yang menengok hubungan antar hal secara
abstrak looking at abstraction jelas menunjukkan metaphor dalam konsep arsitektur
. Konsep adalah gagasan gagasan yang memadukan berbagai elemen dalam satu keseutuhan. Suatu konsep mensyaratkan bagaimana
tuntutan programatik, konteks dan filosofi perancang serta klien dapat disatukan, jika diurutkan menjadi makin kompleks, makin realistis dan makin
dipikirkan secara mendalam, maka dapat diperoleh urutan : angan-angan --- idea --- konsep --- scenario.
Pada dasarnya arsitektur dapat dikatakan sebagai sebuah alat komunikasi bagi sang arsitek yang ingin menyuarakan idealism pribadinya dalam proses kreatif
kepada siapapun yang menikmati dan mengapresiasi hasil karyanya. Proses komunikasinya sendiri penuh dengan interpretasi. Di sini kesenjangan latar
pengetahuan dan budaya dapat menjadi sebuah dinding penghalang bertemunya sebuah idealisme kreatif dengan opini individu bahkan masyarakat selaku
apresiator terlebih jika bahasa yang digunakan tidak bersifat literal . Penggunaan bahasa metaforik yang “bersayap” dan kaya akan interpretasi makna,
memerlukan penghayatan dan penelusuran dalam mengapresiasinya. Seperti
pisau bermata dua, di satu sisi metaphor dapat digunakan sebagai alat untuk mengakselerasi imaji kreatif dalam proses desain, di sisi lain dapat digunakan
untuk mengupas dan mengkritik desain itu sendiri. Jika mengikuti kategori metaphor menurut Antoniades dan Broadbent, maka
kualitas penggunaan metaphor dapat dinilai berdasarkan aspek yang dijadikan acuan referens dan penampakannya dalam suatu hasil desain. Aspek yang lebih
bersifat substansial dianggap lebih baik daripada yang hanya bersifat visual literal
Universitas Sumatera Utara
74
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
dan keberadaan metaphor yang memerlukan identifikasi mendalam dianggap lebih baik daripada penampakan metaphor secara langsung.
III.1.2.3 METODE APRESIATIF PENGGUNAAN METAFORA ARSITEKTUR
Pada tataran teknis pembahasan tentang metafora karya arsitektur dapat dilakukan secara deskriptif kualitatif. Karena produk arsitektur bersifat fisik yang
melibatkan unsur bentuk, warna, dan komposisi, maka bahasa grafis menjadi penting, sehingga analisa terhadap muatan metaphor dari aspek arsitektur
sebagai proses maupun produk lebih menekankan analisa grafis, untuk kemudian dideskripsikan interpretasi kualitas penggunaan metaphornya.
Sebagai suatu strategi dalam memicu imaji kreatif sang arsitek, metaphor pada dasarnya sangat tergantung pada background knowledge sang arsitek
sebagai individu. Kekuatan metaphornya kemudian ditentukan dari interpretasi orang lain sebagai apresiator. Pada bagian ini, kesetaraan intelektual antara sang
arsitek dengan apresiator menjadi penentu kesamaan bahasa dalam memaknai metaphor dari karya yang sedang diapresiasi. Untuk meminimalisir kesenjangan
bahasa dalam analisa, maka apresiator perlu melihat latar belakang dan pandangan pandangan arsitek, di samping konsep dan karya fisiknya.
Pada bagian karya arsitek, analisa penggunaan metaphor dilakukan dalam tiga aspek yaitu aspek ide konsep, aspek strategi transformasi, dan aspek fisik
produk desainnya. Pada aspek ide konsep perlu ditelusuri pemikiran pemikiran dan gagasan-gagasan awal yang menjadi latar belakang desain, yang sangat
memungkinkan berasal dari idealism, pandangan hidup maupun keyakinan sang arsitek.
Pada aspek transformasi, perlu diklarifikasi konsep konsep dengan rancangan desain baik yang berupa gambar, sketsa maupun tulisan naratifnya.
Pada aspek fisik produk perlu dicermati dan dihayati baik secara visual maupun spasial rasa ruang dari susunan elemen elemen pembentuk bangunan
untuk kemudian diapresiasi berdasar konsepnya. Penggunaan metaphor dalam
Universitas Sumatera Utara
75
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
aspek yang bersifat substansial abstrak lebih memerlukan intensitas penelusuruan yang bersifat kontemplatif.
Pada bagian referens nilai kualitas metaphor dinilai lebih tinggi apabila pengalihan konsep dilakukan pada aspek yang lebih bersifat substansial
intangible daripada aspek yang hanya bersifat citra visualliteral. Penilaian kualitas makna metaphor semakin tinggi dari urutan obhek sebagai icon, indeks
dan symbol. Pada bagian keterdeksian, identifikasi penggunaan metaphor akan bernilai
lebih tinggi jika petunjuk tentang adanya metaphor dapat dideteksi oleh apresiator. Dalam hal ini, kualitas metaphor tergantung pada kualitas paparan dan
sikap sang arsitek dalam memilih untuk menjelaskan ide, strategi dan transformasi desainnya lebih memilih untuk merahasiakannya.
Pada akhirnya secara akumulatif dapat dibuat rambu rambu penilaian keotentikan dan kualitas pengunaan metaphor secara keseluruhan.
III.2 INTERPRETASI TEMA
Penerapan arsitektur metafora pada bangunan adalah dengan mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain serta
mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain. Dalam perancangan Medan Prada House ini sendiri lebih
menggunakan metafora yang bersifat intangible. Lebih khusus lagi yaitu metode analogi dimana desainnya berasal dari ide ide dan konsep tentang bangunan
komersil pada umumnya dan konsep desainnya hanya bisa ditangkap oleh perasaan, pengindraan tanpa ditangkap oleh panca indra. Konsepnya lebih
ditekankan pada persepsi apresiator masyarakat ketika melihat bangunan Medan Prada House yang mencerminkan brand image produk Prada itu sendiri.
III.3 KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL
Pendekatan tema yang digunakan sesuai dengan fungsi bangunan sebagai tempat untuk segala aktivitas yang berhubungan dengan Prada dan fashion.
Universitas Sumatera Utara
76
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
Untuk itu dalam desainnya sendiri bangunan ini harus mempunyai konsep yang mencerminkan dan merepresentasikan Prada secara jelas.
Untuk itu dalam perencanaan dan perancangannya digunakan pendekatan metafora intangible. Metafora dalam arsitektur dapat kita nikmati melalui sebuah
proses pemikiran yang arsitektural. Metafora dalam arsitektur dibangun melalui perwujudan konsep desain. Melalui pengejewantahan desain, konsep tersebut
“dipindahkan” ke dalam ruang tiga dimensi. Tekstur, bentuk, warna yang dirancang untuk menghasilkan kualitas visual ruang yang unik meliputi lantai,
dinding, atap dsb. Arsitektur sebagai pembawa symbol dan informasi. Dimana dengan tema ini diharapkan bahwa sesuai fungsinya bangunan ini sendiri bisa
menjadi media penyedia dan informasi tentang Prada. Citra dan image Prada yang mewah, elegan dan simple bisa terlihat dari bangunannya.
III.4 STUDI BANDING PROYEK TEMA SEJENIS
III.4.1 NAGOYA CITY ART MUSEUM, JAPAN
Metafora abstrak dapat dilihat pada beberapa karya arsitektur jepang. Salah satu arsitek tsb adalah Kisho Kurokawa. Beliau mengangkat konsep simbiosis
dalam karya karyanya. Kisho kurokawa mencoba “membawa” elemen sejarah dan budaya pada engawa
tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan : antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan. Konsep
ini diterapkan pada salah satu karyanya yaitu Nagoya City Art Museum. Sejarah dan budaya adalah sesuatu objek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan
intangible. Oleh karena itu karya beliau ini tergolong pada metafora abstrak.
Gambar 3.1 Eksterior Nagoya City Art Museum Gambar 3.2 Interior Nagoya City Art Museum
Universitas Sumatera Utara
77
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
III.4.2 EX PLAZA, JAKARTA, INDONESIA
Metafora kombinasi, dapat kita lihat pada E.X Plaza Indonesia, karya Budiman Hendropurnomo DCM. Dalam buku “Indonesian Architecture Now”, Imelda
Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak
dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari
Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai
kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak intangible. Kita tidak dapat
melihat gaya kinetik secara visual. Akan tetapi, ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara visual tangible. Perpaduan antara gaya kinetik
obyek abstrak dan ban-ban mobil konkrit inilah yang menghasilkan metafora kombinasi.
Gambar 3.3 Efek kinetic pada EX Plaza Gambar 3.4 Penerapan metafora pada EX Plaza
III.4.3 PRADA HOUSE IN NANJING, CHINA
Gambar 3.5 Eksterior dan efek kinetis pada Prada House Nanjing
Universitas Sumatera Utara
78
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
Prada House di Nanjing ini mengadopsi tema metafora intangible. Dikatakan intangible karena fasad toko ini dibuat dengan menggunakan beberapa macam
warna aluminium. Ada yang berwarna keemasan, keabu abuan hingga warna yang agak terang. Penggunaan material demikian dimaksudkan untuk menunjukkan efek
kinetis pergerakan yang dipersembahkan untuk seorang seniman Carlos Cruz Diez, yaitu seorang seniman asal Venezuela yang selalu menghasilkan karya seni yang
berhubungan dengan efek kinetic. Efek kinetic ini tidak bisa diraba namun hanya dapat dirasakan ketika berjalan melewati bangunan ini dimana seakan akan
bangunan ini ikut berjalan sehingga dikatakan mengadopsi tema metafora intangible.
Universitas Sumatera Utara
79
ROSE MILLIA LESTARI 090406034
BAB IV ANALISA