Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN

1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Memahami Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran serta sebuah sosok yang dinamakan mahasiswa. Jauh sebelum Indonesia dikenal sebagai sebuah bangsa, mahasiswa telah lebih dahulu mendobrak pintu perlawanan terhadap penindasan kolonialisme. Hal ini dimulai sejak era kebangkitan nasional yaitu dari tahun 1908 sampai tahun1998. Pada awal-awal kemerdekaan atau pada periode revolusi kemerdekaan, peran mahasiswa sebagai pendobrak kemapanan sangatlah kabur untuk digambarkan sosoknya. Peran mahasiswa secara politis sebagai kelompok sosial yang berbicara atas namanya sendiri barulah muncul pada generasi tahun 1966. prestasi gemilang dari angkatan ini adalah terjadinya peralihan kekuasaan Orde Lama ke Orde Baru. Setelah Soekarno diangkat menjadi Presiden Indonesia dan dengan seiringnya waktu, demokrasi terpimpin berdiri sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Soekarno dengan disokong oleh kekuatan militer untuk kembali kepada konstitus UUD 1945. Dampak dari diterapkannya Dekrit Presiden ini membawa Soekarno sebagai kekuatan politik yang tak tertandingi. Untuk menyokong kekuasaannya, Soekarno pada pidato kenegaraan Presiden pada tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul penemuan kembali revolusi kita, mencanangkan Manipol Usdek, UUUD45, SSosialis Indonesia, DDemokrasi Terpimpin, KKepribadian Indonesia. Kemudian dirumuskan juga Universitas Sumatera Utara 2 penggabungan ideologi-ideologi besar ke dalam satu konsepsi yang disebut Nasakom Nasionalisme, Agama dan Komunisme 1 . Sebagai pusat kekuasaan, ternyata banyak kekuatan-kekuatan politik yang mencoba untuk mendapatkan posisi strategis disekitar Soekarno. Kakuatan- kekuatan yang paling nyata berebut pengaruh ialah PKI dan TNI AD. Ujung dari persaingan antara PKI dan TNI AD tersebut ternyata berujung pada meletusnya tragedi G30S dengan terbunuhnya enam jenderal dan perwira pertama angkatan darat. Pasca pecahnya pristiwa G30S, ternyata membawa persatuan kekuatan mahasiswa dan militer anti Soekarno. Dengan terbunuhnya para Jenderal AD menjadikan alasan yang kuat untuk menggoyang posisi Soekarno disamping alasan-alasan kemiskinan serta instabilitas politik dan pertentangan paham yang tiada henti, atau dalam pandangan Anderson dan Mcvey, bahwa pristiwa G30S adalah mewakili kulminasi logis dari kekerasan dan kebencian yang sangat mendalam diantara kelompok-kelompok dan ideologi-ideologi yang jauh lebih luas 2 . Untuk menyikapi G30S, maka dibentuklah sebuah kesatuan aksi pada tanggal 2 Oktober 1965 yang bertujuan untuk membersihkan PKI beserta unsur- unsurnya yang dianggap dalang tragedi berdarah tersebut. Salah satu kesatuan aksi tersebut adalah kesatuan aksi pengganyang Gestapu KAP-Gestapu. Memasuki fase berikutnya, berdasarkan hasil rapat dirumah Menteri Pendidikan Tinggi, Brigjen Syarif Thayep dinyatakan bahwa kesatuan aksi mahasiswa Indonesia 1 Anhar Gonggong, Ketika Kekuatan Pemuda-Mahasiswa Memulai : Ketika kekuatan Lain Meraih “Untung” dalam Rum Aly, Titik silang Jalan Kekuasaan Tahun 1966, Mitos Dan Dilema : Mahasiswa Dalam Proses Perubahan Politik 1959-1970, Jakarta : Kata Hasta Pustaka, 2006 hal. XI iii 2 Miftahuddin, Radikalisasi Pemuda PRD melawan tirani, Depok : Desantara, 2004 hal.41 Universitas Sumatera Utara 3 KAMI terbentuk tepat pada tanggal 25 Oktober 1965. KAMI didominasi oleh Pergerakan Mahasiswa Kristen Indonesia PMKRI, Sekretariat Bersama Mahasiswa Lokal SOMAL, Pregerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII dan Mahasiswa Pancasila Mapancas 3 . KAMI didukung penuh oleh militer dikarenakan bukan hanya memiliki tujuan yang sama serta aktivis-aktivis KAMI ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan tokoh-tokoh militer anti Soekarno 4 . Sebelum KAMI muncul, aksi-aksi mahasiswa masih bersifat sporadis, tidak menyatu serta tidak tersistematis. Setelah KAMI berdiri, gerakan mahasiswa lebih terfokus dengan menyuarakan Tritura Tri Tuntutan Rakyat. Isi dari Tritura tersebut ialah Bubarkan PKI, Retool Kabinet dan Turunkan Harga Barang. Pada tanggal 16 Februari 1966, Soekarno malakukan reshuffle kabinet Dwikora, akan tetapi kebijakan Soekarno tersebut ditentang oleh mahasiswa karena komposisi kabinet yang baru masih diisi oleh orang-orang PKI, korup serta tidak kompeten. Tepat pada tanggal 24 Februari 1966 pada saat pelantikan kabinet Dwikora, jatuh korban tewas dari mahasiswa ketika melakukan aksi, salah seorangnya adalah Arif Rahman Hakim mahasiswa kedokteran UI yang ditembak pasukan Cakrabirawa 5 . Dalam menghadapi aksi-aksi mahasiswa yang bertambah luas dan massif, akhirnya Soekarno membubarkan KAMI dengan keputusan Presiden No 41Kogam1966 6 . Pasca pembubaran KAMI oleh Soekarno, mahasiswa membentuk wadah baru yang diambil dari nama mahasiswa yang gugur dalam 3 Suharsi dan Ign Mahendra K, Bergerak Bersama Rakyat, Sejarah Gerakan Mahasiswa Dan Perubahan Sosial Di Indonesia, Yogyakarta : Resist Book, 2007 hal. 72 4 Ibid. 5 Ibid, hal. 74 6 Ibid Universitas Sumatera Utara 4 aksi-aksi tahun 1966, yaitu Laskar Arif Rahman Hakim Laskar ARH yang terdiri dari 42 universitas dan perguruan tinggi di Jakarta 7 . Pasca keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret Supersemar serta pembersihan terhadap kekuatan-kekuatan PKI dan Soekarno, naiklah Jenderal Soeharto ketampuk kekuasaan. Seluruh anggota legislatif pendukung PKI dan Soekarno digantikan dengan orang-orang pendukung Jenderal Soeharto, diantaranya merupakan perwakilan dari mahasiswa, antara lain Fahmi Idris, Jhony Simanjuntak, David Napitupulu, Mar’ie Muhammad, Liem Bian Koen, Soegeng Sarjadi, Nono Anwar Makarim, Yozar Anwar, Cosmas Batubara dan Slamet Sukirnanto 8 . Pasca turunnya Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia maka masuklah pada babak baru yaitu Orde Baru dibawah pimpinan Jenderal Soeharto. Naiknya Soeharto terhitung sejak keluarnya surat perintah sebelas Maret atau Supersemar. Naiknya Soeharto tersebut tidak bisa dilepaskan dari peran mahasiswa angkatan 66 dalam menggulingkan Soekarno. Seymour M Lipset menggambarkan keberhasilan gerakan mahasiswa tahun 1966 dalam menggulingkan Soekarno sejajar dengan keberhasilan mahasiswa menggulingkan Juan Peron 1955 di Argentina dan Peres Jimones 1958 di Venezuela 9 . Setelah lebih dari 30 tahun Soeharto berkuasa dengan sangat otoriter, timbullah perlawanan-perlawanan dari mahasiswa. Penggulingan Soeharto pada tahun 1998 sebenarnya puncak dari perjuangan-perjuangan mahasiswa sebelumnya. Kejatuhan Soeharto dapat dirunut ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997. krisis ini bermula jatuhnya nilai mata uang Thailand yang 7 Miftahuddin, Op.Cit. hal. 44 8 Suharsi dan Ign Mahendra K, Op. Cit. hal. 76 9 Miftahuddin, Op. Cit. hal. 42 Universitas Sumatera Utara 5 kemudian diikuti oleh negara-negara Asia Tenggara lainnya. Pada bulan Juli 1997 nilai tukar Rupiah jatuh menjadi Rp 2400 10 . Dampak dari melemahnya nilai Rupiah ini membuat dunia usaha menjadi tidak berkutik bahkan sampai gulung tikar serta melonjaknya harga bahan-bahan kebutuhan pokok. Ternyata dampak dari krisis ekonomi ini dianalisa oleh seorang ekonom UI, Faisal Basri dengan mengambil kesimpulan yang cukup provokatif : “Kalau pemerintah masih juga mencari jalan pemecahan dengan cara berputar-putar dan mencoba-coba, karena enggan menengok ke inti permasalahan dari krisis yang terjadi,agaknya ratusan juta penduduk miskin tak akan lagi mau diajak bersabar dengan janji-janji tanpa perlu menunggu mahasiswa dan intelektual bergerak, mereka dengan sendirinya akan melangkahkan kaki mencari sesuap nasi untuk tujuan survival semata. Ditambah dengan seonggok persoalan lain yang belum kunjung menunjukan perbaikan berarti, maka secara ekonomi dan politik masalahnya menjadi semakin rawan. Dosa besar kalau kita berdiam diri menunggu hingga anarki berkecamuk” 11 . Dari krisis ekonomi yang timbul pada saat itu, ternyata dijadikan momentum politik mahasiswa untuk meruntuhnya Orde Baru. Mahasiswa memandang bahwa tiadanya kedaulatan rakyat dan sistem yang demokratis itulah yang membuat krisis ekonomi semakin parah. Lebih lanjut KM UGM menyatakan bahwa rezim Soeharto tidak bisa ditoleransi lagi, karena dosanya menciptakan kelaparan dan menindas rakyat yang sudah berkorban dengan darah dan air mata selama ini. Jadi krisis ekonomi ini bagi KM UGM harus dijadikan momentum untuk melakukan perlawanan menentang rezim Soeharto 12 . Pada tanggal 25 Februari 1998, kelompok civitas academica UI melakukan aksi mimbar bebas di 10 Mochtar E. Harahap dan Andris Basril, Gerakan Mahasiswa dan Politik Indonesia, Jakarta : NSEAS, 1999 hal. 101 11 Muridan S. Widjojo, Turunkan Harga Atau Kami Turunkan Kamu, Gerakan Mahasiswa Menggulingkan Soeharto, dalam Muridan S. Widjojo, Penakluk Rezim Orde Baru, Gerakam Mahasiswa 98, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999 hal.158 12 Ibid. hal. 256 Universitas Sumatera Utara 6 UI Selemba. Aksi ini terdiri dari mahasiswa UI dan ikatan alumni UI ILUN UI menuntut agar pemerintah mengatasi krisis yang terjadi 13 . Pada Sidang Umum MPR yang diselenggarakan pada tanggal 1-11 Maret 1998 menetapkan Soeharto sebagai Presiden untuk ketujuh kalinya. Pasca pengukuhannya sebagai Presiden, Soeharto ternyata membuat kebijakan yang menambah sakit hati rakyat, yaitu dengan melantik Siti Hardiyanti Rukman sebagai Menteri Sosial, Bob Hasan sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan, mengangkat Haryanto Danoetirto dan Abdul Latif yang merupakan kroni-kroni Soeharto. Akan tetapi yang membuat bertambah marah mahasiswa ialah diangkatnya Wiranto Arismunandar sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dia adalah mantan Rektor ITB periode 1986-1997. Selama kepemimpinannya di ITB, sedikitnya 12 mahasiswa dikeluarkan dan 61 mahasiswa di skorsing karena kebijakan NKKBKK. Pasca Sidang Umum MPR, aksi-aksi mahasiswa menentang Soeharto semakin meluas. Tercatat dari 49 aksi mahasiswa pada Februari 1998 langsung melonjak mencapai 247 aksi pada Maret 1998. Radikalisasi aksi mahasiswa semakin hari semakin meningkat, sehingga sering terjadi bentrokan-bentrokan dengan aparat keamanan tentara dan polisi. Di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Lampung, pada tanggal 17 Maret 1998 terjadi bentrok dengan aparat antara mahasiswa yang ingin melanjutkan aksi keluar kampus dengan aparat keamanan. Tanggal 2-3 April bentrokan terjadi di Boulevard UGM dan bentrok berulang pada tanggal 13 April ketika demonstran dikejar-kejar dan 13 Suharsi dan Ign Mahendra K, Op. Cit. hal. 103 Universitas Sumatera Utara 7 ditembaki oleh militer sampai ke dalam kampus. Di Medan juga terjadi bentrokan serupa pada tanggal 24 April sehingga mengakibatkan Universitas Sumatera Utara USU diliburkan beberapa hari 14 . Dalam menanggapi aksi-aksi mahasiswa, Orde Baru mencoba meredakan aksi-aksi mahasiswa tersebut dengan melakukan penculikan terhadap pimpinan- pimpinan aksi tersebut.beberapa aktivis yang diculik antaranya : Faisol Reza, Andi Arif, Desmond J. Mahesa, Rahardja Waluya Jati, Gilang , Pius Lustrilanang dan lain sebagainya. Hingga saat ini masih ada 15 aktivis yang belum diketemukan, sedangkan mayat Gilang ditemukan di Madiun. Aksi penculikan ini dilakukan oleh Tim Mawar dari Kopassus yang dipimpin oleh Prabowa Subianto, menantu Presiden Soeharto. Peristiwa berdarah juga terjadi pada tanggal 12 Mei ketika terjadi aksi di Universitas Trisakti, Jakarta. Empat mahasiswa gugur tertembak. Kejadian ini membuat kemarahan rakyat sehingga mengakibatkan Jakarta lumpuh total dengan adanya kerusuhan masal. Selain aksi-aksi jalanan yang dilakukan oleh mahasiswa, peristiwa lain yang mempercepat turunnya Soeharto dari kursi kekuasaannya adalah pendudukan gedung DPRMPR oleh ratusan ribu mahasiswa sejak tanggal 18 Mei 1998. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto menyatakan pengunduran diri nya sebagai Presiden dan digantikan oleh Wakil Presiden BJ Habibie. Dari uraian diatas, ketertarikan saya meneliti perbandingan gerakan mahasiswa 1966 dan gerakan mahasiswa 1998 ini ialah bahwa dibandingkan dengan gerakan mahasiswa di Indonesia yang lainnya hanya gerakan mahasiswa 1966 dan gerakan mahasiswa 1998 lah yang berhasil meruntuhkan rezim 14 Ibid. hal. 106 Universitas Sumatera Utara 8 penguasa disamping revolusi kemerdekaan Indonesia tahun 1945. kemudian ketertarikan saya ingin membandingkan gerakan mahasiswa 1966 dengan gerakan mahasiswa 1998 karena saya ingin melihat perbedaan serta kesamaan dari kedua gerakan tersebut dalam meruntuhkan rezim yang sedang berkuasa karena setiap gerakan selalu mempunyai karakteristik masing-masing.

1. 2. Perumusan Masalah