1. 2. Sekutu Gerakan Mahasiswa Tahun 1966

49 Saladin, Sarasin dan Farret. Apel tersebut dipimpin oleh mahasiswa IKIP Jakarta, Arief Rachman sekarang tokoh pendidikan dan yang membacakan berdirinya waqda tersebut adalah Aida Nasution. Wadah tersebut bernama Resimen Arief Rachman Hakim dengan komandan nya Fahmi Idris dan wakilnya Louis Wangge 9 . Karakter wadah baru ini sengguh berbeda dengan KAMI. Laskar Arief Rachman Hakim ini bersifat semi militer yang memiliki disiplin tinggi. Resimen ini bisa diibaratkan bentengnya mahasiswa terhadap gangguan dari mahasiswa lain. Karena bersifat semi militer maka laskar ini pun mampu bergerak dengan cepat, efektif dan efisien., akan tetapi karena laskar ini hanya terbatas di wilayah Jakarta sehingga perannya sangat kecil jika dibandingkan dengan KAMI yang merupakan organisasi nasional dan mengakar sampai kekampus-kampus sehingga masyarakat pun lebih mengenal KAMI dari pada laskar ini.

3. 1. 2. Sekutu Gerakan Mahasiswa Tahun 1966

Sekutu merupakan keikutsertaan elemen lain dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pada pergolakan mahasiswa tahun 19651966 kita dapat melihat bahwa gerakan mahasiswa didukung oleh elemen-elemen lain. Sekutu gerakan mahasiswa pada saat itu bermacam-macam seperti Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia KASI, Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar Indonesia KAPPI, Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia KAPI, Kesatuan Aksi Wanita Indonesia KAWI, Kesatuan Aksi Guru Indinesia KAGI dan berbagai kesatuan aksi lainnya. Kepentingan akan dibubarkannya PKI dan penggulingan Soekarno pada 9 Ibid. hal. 191-192 Universitas Sumatera Utara 50 akhirnya mempertemukan mahasiswa dan militer khususnya angkatan darat. Pada sub ini hanya akan dibahas mengenai kerjasama mahasiswa dan militer karena kerjasama yang dijalin antar keduanya sangat erat tanpa mengingkari kelompok lain. Militer dengan sangat jelas mendukung perjuangan mahasiswa pada saat itu. Bukti bahwa telah terjalin hubungan antara militer dan mahasiswa pada saat itu ialah pada saat berdirinya KAMI pada tanggal 25 Oktober 1965 di rumah Menteri PTIP Brigjen Syarif Thayeb yang merupakan militer aktif. Peran Thayeb dalam berdirinya KAMI sangat besar terutama dalam mengorganisir mahasiswa dan menentukan komposisi presidium KAMI. Cosmas Batubara menyetakan bahwa Brigjen Syarif Thayeb merupakan orang yang sangat anti komunis 10 . Walaupun Thayeb merupakan pembantu Presiden akan tetapi dia lebih loyal terhadap garis kebijakan angkatan darat yaitu menyingkirkan PKI dan Soekarno. Pada saat bergulirnya aksi-aksi mahasiswa, angkatan darat selalu berada disekeliling mahasiswa hai ini bertujuan untuk mengantisipasi gangguan dari pihak luar. Bentuk-bentuk lindungan militer terhadap mahasiswa berupa pengawalan oleh RPKAD terhadap pimpinan KAMI seperti Cosmas Batubara 11 . Soe Hok Gie juga mengatakan bahwa disekeliling mahasiswa sudah disediakan RPKAD preman RPKAD yang berpakaian sipil. Merekalah yang akan menghadapi tukang-tukang pukul dan orang-orang bayaran dari kaum ASU-Ben- Chairul 12 . 10 Cosmas Batubara, Cosmas Batubara, Sebuah Otobiografi Politik Jakarta : Penerbit Buku Kompas, 2007 hal. 78 11 Ibid. hal. 11 12 Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran Jakarta : LP3ES, 1983 hal. 206 Universitas Sumatera Utara 51 Selain itu kendaraan-kendaraan berupa truk-truk juga disediakan guna mengangkut mahasiswa yang akan berdemo. Truk-truk tersebut disediakan terutama oleh Kostrad. Kampus UI sebagai basis pertahanan dan markas KAMI pun di jaga oleh Kostrad dengan mengerahkan kendaraan-kendaraan lapis baja dan panser. Peran serta militer terhadap perjuangan mahasiswa semakin bertambah dengan diberikannya senjata oleh Kodam V Jaya kepada pimpinan- pimpinan KAMI atas perintah Kolonel Djoni 13 . Hubungan mahasiswa dan militer sangatlah erat. Bisa saja salah satunya memanfaatkan yang lain dalam mencapai tujuan atau bahkan mungkin keduanya saling memanfaatkan. Mahasiswa memanfaatkan militer dalam hal persenjataasn dan perlindungan militer terhadap mahasiswa dari gangguan fisik dari pihak lain, hal ini diakui sendiri oleh Cosmas Batubara dalam otobiografinya yang mengatakan “…..Dalam setiap langkahnya KAMI meras perlu mendapatkan back-up dari tentara. Back-up tersebut diperlukan karena secara fisik dan organisatoris, tentara sangat dapat diandalkan jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Back-up yang diperlukan mahasiswa itu adalah back-up politik dan fisik” 14 Sedangkan dari sudut pandang sebaliknya bahwa militer menggunakan mahasiswa sebagai pion-pion dalam menghadapi Soekarno. Militer peda saat itu tidak berani untuk berkonfrontasi dengan Soekarno secara terang-terangan mengingat masih kuatnya pengaruh dan dukungan terhadap Soekarno di lingkungan militer maupun sipil seperti angkatan udara dan angkatan laut yang masih sangat bersimpatik kepada Soekarno. 13 Cosmas Batubara, Op.Cit. hal. 123-124 14 Ibid. hal 10 Universitas Sumatera Utara 52 Jika sikap konfrontasi ini di nyatakan terang-terangan oleh angkatan darat maka kemungkinan terjadinya perang saudara dan angkatan darat akan kalah, oleh sebab itulah angkatan darat beranggapan bahwa lebih baik menggunakan pihak ketiga dalam hai ini mahasiswa yang menjalankan kampanye anti Soekarno dan menyiapkan opini masyarakat tentang perlunya perubahan politik 15 . 3. 1. 3. Mobilisasi Opini Publik