6. Teori Gerakan Sosial Baru New Social Movement

12 Dalam memahami dan menjelaskan fenomena gerakan sosial, para ahli ilmu sosial terus mengembangkan wacana sehingga pada tataran teoritis telah melahirkan apa yang dimanakan teori gerakan sosial baru New Social Movement dan teori mobilisasi sumber daya Resource Mobilization Theory. 1. 6. 1. Teori Gerakan Sosial Baru New Social Movement Gerakan sosial beru esensialnya merupakan perkembangan dari teori gerakan sosial yang ada sebelumnya, sebagaimana Laclau dan Mouffe menganggap gerakan sosial baru sebagai model dalam pencarian alternatif atas kemacetan pendekatan marxisme 21 . Di dalam gerakan sosial baru terdapat slogan yang berbunyi there are many alternatives ada banyak alternatif 22 . Gerakan sosial baru atau new social movement mulai muncul dan berkembang sejak pertengahan tahun 1960 an. Gerakan sosial baru hadir sebagai alternatif lain dari prinsip-prinsip, strategi, aksi atau pun pilihan ideologi dari pandangan-pandangan teori marxis tradisional yang lebih menekankan pada perjuangan kelas. Menurut Richarso dan Singh, ciri yang menonjol dari gerakan sosial baru dibandingkan dengan gerakan sosial klasik adala sebagai berikut: 1. Ideologi dan Tujuan Gerakan sosial baru meninggalkan orientasi ideologi yang kuat melekat pada gerakan sosial lama seperti ungkapan-ungkapan tentang anti kapitalisme, revolusi kelas, dan perjuangan kelas. Gerakan sosial baru juga menepis argumen 21 Mansour Fakih, Masyarakat Sipil Untuk Transformasi Sosial, Pergolakan Ideologi LSM Indonesia, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996 hal. 46 22 Amalia Pulungan dan Roysepta Abimanyu, Bukan Sekedar Anti Globalisasi, Jakarta : IGJ dan WALHI,2005 hal. iX Universitas Sumatera Utara 13 marxis yang menyatakan bahwa semua perjuangan dan pengelompokan berdasarkan atas konsep kelas seperti borjuasi dan proletariat. Gerakan sosial baru lebih menekankan pada isu-isu spesifik non materialistik serta tampil sebagai perjuangan lintas kelas. 2. Tujuan dan Pengorganisasian Gerakan sosial baru umumnya tidak lagi mengikuti model pengorganisasian sebagai mana gerakan sosial lama. Jika pada gerakan sosial lama cenderung menggunakan serikat buruh dan model kepartaian maka gerakan sosial beru lebih memilih saluran diluar itu yaitu dengan menggunakan teknik mengganggu disruptive dan memobilisasi opini publik. Para aktivis gerakan sosial baru cenderung menggunaan bentuk-bentuk demonstrasi yang sangat dramatis dan dirancang matang sebelumnya serta dilengkapi dengan kostum dan sombol-simbol. 3. Struktur Gerakan sosial baru cenderung mengorganisir diri mereka dengan gaya tidak kaku, mengalir dan egaliter guna menghindari bahaya oligarki yang mapan karena gerakan sosial yang mapan biasnya memiliki karakteristik birokratis sehingga menghambat gerakan itu sendiri dalam mencapai tujuan. Gerakan sosial baru menggunakan cara rotasi kepemimpinan atau bahkan dalam bentuk presidium agar semua kelompok merasa terwakili serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap gerakn sosial tersebut. Gerakan sosial baru menerapkan struktur yang bersifat terbuka, terdesenteralisasi dan non hirarkis. Universitas Sumatera Utara 14 4. Partisapan atau Aktor Partisipan atau aktor gerakan sosial baru berasal dari berbagai latar belakang serta berjuang melintasi sekat-sekat sosial demi kepentingan kemanusiaan. Clause Offe menyatakan bahwa aktor gerakan sosial baru berasal dari tiga sektor utama yaitu : 1. Kelas menengah baru, 2. Unsur-unsurkelas menengah lama petani, pemilik toko dan penghasil karya seni, dan 3. orang-orang yang menempati posisi pinggiran yang tidak terlalu terlibat dalam pasar kerja, seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, dan para pensiunan 23 . Aktor gerakan sosial baru ini juga menolak pengklasifikasian menurut ideologi politik seperti kanan maupun kiri. Gerakan sosial baru hadir bukan sebagai bantahan atau kontradiksi gerakan sosial klasik akan tetapi gerakan sosial baru berperan mengisi menisi ruang-ruang kosong yang luput dari perhatian agenda gerakan sosial lama.

1. 6. 2. Teori Mobilisasi Sumber daya Resource Mobilization Theory