Setting Cerpen Izu No Odoriko Tema

kelas pedagang yang beralih profesi menjadi penari keliling karena tidak memiliki modal lagi untuk melanjutkan usaha. Hubungan penari keliling dengan keluarganya menunjukan adanya kasih sayang dan kerjasama yang baik, dalam setiap melakukan pertunjukan. Meskipun penampilan mereka tidak begitu diminati oleh masyarakat tapi mereka selalu berusaha untuk menapilkan pertunjukan yang baik kepada masyarakat. Dengan cara menandani penari keliling agar wajahnya terlihat anggun. Mereka berusaha memberikan tampilan yang indah untuk menunjang penampilan mereka yang sederhana.

2.4 Setting Cerpen Izu No Odoriko

Tiap karya sastra fiksi mempunyai unsur-unsur yang mendukung karya fiksi tersebut, baik unsur dari dalam sastra itu sendiri unsur intrinsik ataupun unsur dari luar unsur ekstrinsik karya sastra itu yang secara tidak langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra. Cerpen Izu No Odoriko sebagai karya sastra fiksi juga memiliki unsur-unsur tersebut. Untuk melihat unsur-unsur yang turut serta yang membangun cerpen Izu No Odoriko akan dibicarakan beberapa unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang terdapat didalam cerpen Izu No Odoriko. Beberapa unsur intrinsik yang akan di bicarakan adalah : tema, plotalur cerita, tokoh dan setting. Sedangkan unsur ekstrinsiknya adalah biografi pengarang.

a. Tema

Setiap cerita mempunyai dasar. Penulis melukiskan tokoh dengan dasar atau tema yang telah ditentukan, mengingat kenyatan tersebut maka tema menduduki tempat utama dalam cerita M.S. Hutagalung dalam Badrun 1995:85 Universitas Sumatera Utara Istilah tema menurut Scharbach dalam Aminuddin 2000:91 berasal dari bahasa latin yang berarti tempat untuk meletakan suatu perangkat, disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakanya. Sebab itulah penyikapan terhadap tema yang diberikan pengarangnya dengan membaca umumnya terbalik. Seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum dilaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut. Lebih lanjut Brooks dalam Aminuddin 2000:92 mengungkapkan bahwa dalam mengapresiasi tema suatu cerita, apresiator harus memahami ilmu-ilmu humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman dan hasil kontemplasi pegarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang bersifat universal. Tema dalam hal ini tidaklah berada diluar cerita, tetapi inklusif didalamnya, akan tetapi, keberadaan tema meskipun inklusif didalam cerita tidaklah terumus dalam satu dua kalimat secara tersurat, tetapi tersebar dibalik keseluruhan unsur-unsur signifikan atau media pemapar prosa fiksi. Dalam upaya pemahaman tema, pembaca perlu memperhatikan beberapa langkah berikut secara cermat. 1 Memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca. 2 Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca. 3 Memahami suatu peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang dibaca. 4 Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca. 5 Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya yang disimpulkan dari satuan-satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita. 6 Menentukan sikap pengarang terhadap pokok-pokok pikiran yang ditampilkannya. Universitas Sumatera Utara 7 Mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran yang ditampilkanya. 8 Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkanya dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarangnya. Sesuai dengan judul ”Izu No Odoriko” yang menceritakan tentang kehidupan sosial penari keliling dalam masyarakat Jepang, disetiap perjalananya tidak selalu mulus karena tidak mendapat kepercayaan dari warga yang tinggal menetap. Kondisi kehidupan sosial penari keliling inilah yang menjadi fokus utama cerita dalam cerpen ”Izu No Odoriko” karya Kawabata Yasunari.

b. Alur plot