Cuplikan hal:22 Kehidupan Penari Keliling Dalam Lingkungan masyarakat

5. Cuplikan hal:22

Di tengah perjalanan kami lihat tempat masuk dusun-dusun ada terpancang papan pengunguman: “Dilarang masuk kampung ini pengemis dan penari keliling Analisis : ”. Dalam cuplikan diatas terlihat bahwa kehadiran penari keliling tidak diinginkan oleh masyarakat. Ketidakterimaan sebagian masyarakat terhadap kehadiran penari keliling terlihat dari papan yang bertuliskan larangan masuk kampung bagi pengemis dan penari keliling. Dengan adanya larangan tersebut membuktikan bahwa masyarakat menganggap penari keliling sama dengan pengemis yang hanya meminta-minta, yang merusak pemandangan dan mengganggu. Pandangan masyarakat yang tidak menyukai profesi penari keliling dan menganggap mereka dari golongan rendah, yang tidak pantas hadir, datang atau masuk dalam kampung mereka. Universitas Sumatera Utara BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari bab I sampai bab III, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Cerpen Izu No Odoriko merupakan cerpen karya Kawabata Yasunari yang mengambarkan keadaan kehidupan penari keliling di Jepang pada zaman Taisho, terutama kondisi sosial dan penerimaan masyarakat terhadap penari keliling pada masa itu. 2. Tema cerpen ini adalah tentang “ perjuangan hidup penari keliling dalam mencari rezki” dalam hal ini perjuangan yang dimaksud adalah perjuangan penari keliling dalam mencari nafkah untuk mewujudkan keluarga yang harmonis. 3. Dalam cerpen Izu No Odoriko tergambar tentang kehidupan penari keliling. Dalam cerpen ini dapat dilihat hubungan penari keliling, bagaimana berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya dan masyarakat. Dengan membaca cerpen Izu No Odoriko dapat dilihat bagaimana penari keliling di Jepang pada zaman Taisho. Cerpen ini tidak hanya menyajikan cerita tetapi banyak makna dan pesan moral yang disampaikan oleh pengarang melalui hubungan-hubungan sosial yang terjadi dengan tokoh utama ataupun tokoh tambahan. Salah satunya yang dapat dipelajari adalah semangat hidup. Hidup itu sangat berharga dan harus diperjuangkan. Meskipun penghinaan dan cacian yang di peroleh oleh sipenari keliling maupun Kekurangan Universitas Sumatera Utara