Cuplikan hal:11 Cuplikan hal:16 Cuplikan hal:16

dimana menginap, Kalau ada peminat di mana saja mereka mau bermalam. Saya kira mereka tidak punya rencana akan menginap malam ini” setidaknya kata mahluk itu diperhalus menjadi kelompok atau rombongan. Masyarakat yang menolak keberadaan mereka, menyebut mereka dengan perkataan “mahluk itu”, bukan dengan sebutan penari keliling atau rombongan penari. Hal ini dikarenakan masyarakat yang tinggal menetap merasa statusnya lebih tinggi dari penari keliling yang tidak memiliki tempat tinggal yang jelas. Sehingga masyarakat yang menolak keberadaan penari keliling sering melakukan penghinaan, sebagai sikap yang menunjukkan ketidaksukaannya terhadap kelompok penari keliling tersebut. Sedangkan kelompok masyarakat yang menerima keberadaan penari keliling, merasa kehadiran penari keliling tidak mengganggu tapi cukup menghibur.

2. Cuplikan hal:11

Pada malam itu pada waktu aku bermain go dengan seorang pedagang kertas borongan, tiba-tiba kedengaran bunyi taiko dari halaman rumah penginapanku. Aku mencoba berdiri. “ Ah, itu datang rombongan anak wayang.’’ “ Oh, yang begitu sama sekali tidak menarik hati Analisis : . Nah sekarang giliran tuan. Tadi saya menaruh disini, “katanya. Iya asik bermain go sambil mengetuk- ngetuk papan go itu. Sementara aku tidak merasa tenteram, rupanya rombongan penari itu hendak pulang. Si laki- laki meneriakkan salam dari halaman. Dari cuplikan diatas yang menyatakan“ Ah, itu datang rombongan anak wayang.’’ “Oh, yang begitu sama sekali tidak menarik hati” yang dilontarkan oleh pedagang kertas borongan, yang menyatakan bahwa “yang begitu tidak menarik hati” perkataan itu ditujukan kepada si penari keliling yang baru datang, dari perkatan si pedagang kertas borongan dapat Universitas Sumatera Utara diambil kesimpulan bahwa pedagang tersebut tidak begitu tertarik dan peduli dengan kedatang penari keliling. itu juga megambarkan sikap masyarakat yang tidak merasa terhibur dengan penampilan penari keliling sehingga tidak begitu peduli terhadap pertunjukan penari keliling tersebut. Yang menganggap bahwa penari keliling itu tidak penting dan tidak begitu menarik sehingga tidak perlu diperhatikan dan dilihat, karena masyarakat menganggap bahwa penari keliling itu tidak pantas diperhatikan apalagi dipedulikan. Karena masyarakat menganggap bahwa penari keliling itu adalah sampah yang harus dijauhkan.

3. Cuplikan hal:16

Hari itu Eikichi duduk dibalik penginapanku dari pagi sampai petang. Analisis : Iduk semang penginapan yang rupanya polos dan lemah-lembut memberi nasehat kepadaku dengan mengatakan bahwa “sangatlah sayang memberi makan kepada makhluk seperti itu” Dari cuplikan di atas, “sangatlah sayang memberi makan kepada makhluk seperti itu” tampak terlihat penghinaan terhadap penari keliling, dimana pada cuplikan di atas, induk semang penginapan menyatakan bahwa dengan memberi makan kepada penari keliling pada cuplikan di panggil dengan sebutan mahluk tersebut sangatlah kasar, padahal yang diberi makan adalah manusia, wajar bagi kita untuk berbagi atau saling menolong sesama manusia. Jadi dari cuplikan diatas mengambarkan bahwa sebagian masyarakat beranggapan bahwa penari keliling tidak layak untuk dikasihani, karena mereka beranggapan bahwa penari keliling adalah makhluk yang kotor, yang tidak perlu perhatian dan kasih sayang dari orang lain.

4. Cuplikan hal:16

Universitas Sumatera Utara Ketika itu fusuma dibuka oleh seorang laki-laki berusia sekitar empat puluh tahun yang disebut dengan tukang burung yang menginap juga disitu. Dan memanggil anak-anak gadis dari rombongan penari itu, mau mengajak mereka makan. Gadis penari dan yuriko sama-sama pergi ke bilik sebelah sambil membawa sumpit. Mereka mulai makan torinabe sisa tukang burung itu. Ketika mereka kembali kebiliknya, tukang burung itu menepuk dada si penari berlahan. Analisis : Dari cuplikan diatas, terdapat tanda yang mengambarkan bahwa penari keliling tidak begitu dihargai, salah satu perkataan yang menyatakan bahwa penari keliling itu adalah mahluk yang tidak pantas untuk dihargai, contohnya saja situkang burung yang memangil si penari keliling untuk makan-makanan sisa yang telah dimakannya, jadi dapat dikatakan bahwa situkang burung menganggap bahwa si penari keliling tersebut layaknya binatang, yang pantas diberi makanan sisa. Sebenarnya kalau kita pikir-pikir lagi apakah pantas kalau seseorang memberi makan makanan sisa kepada orang lain, tapi itu yang terjadi oleh sipenari keliling yang dipanggil oleh situkang burung untuk makan makanan sisa yang telah di makannya. Dari cuplikan diatas masih ada juga yang menunjukan bahwa si penari keliling tidak dihargai, yang mana si tukang burung menepuk dada perempuan dari salah satu anggota penari keliling, ketika si penari keliling kembali kebiliknya. Dari tindakkan si tukang burung yang tidak senonoh dan terkesan melecehkan sipenari dengan menepuk bagian yang sebenarnya tidak wajar disentuh oleh sembarangan orang. Dari cuplikan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang memandang remeh penari keliling memiliki sikap atau tindakan yang sama dengan si tukang burung yang tidak menghargai keberadaan penari keliling, dimana adanya anggapan bahwa penari keliling itu mahluk gampangan atau wanita murahan yang tidak perlu dihargai. Universitas Sumatera Utara

5. Cuplikan hal:22