melakukan agar mereka benar-benar tertutup dan pakaian yang mereka kenakan tidak menjadi pakaian mini atau tembus pandang. Ini juga
menunjukkan bahwa menutup aurat merupakan fitrah manusia yang diaktualkan oleh Adam AS dan istrinya pada saat kesadaran mereka
muncul. Dalam ayat lain Allah SWT berfirman ketika memerintahkan sementara orang yang berthawaf tanpa mengenakan pakaian bahwa:
4
Artinya :”Wahai putra-putra Adam, pakailah perhiasan kamu yakni pakaian kamu di setiap memasuki masjid” QS. Al-A’ raf [7]:
31. Dalam ajaran Islam busana bukan semata-mata masalah kultur,
namun lebih dari itu tindakan ritual dan sakral yang dijanjikan pahala sebagai bagian imbalan dari Allah SWT. Oleh sebab itu dalam hal pakaian,
Islam menetapkan batasan-batasan tertentu untuk wanita Islam. Busana muslim adalah salah satu bagian dari wujud eksistensi konsep tersebut.
4
M. Quraish Shihab, Jibab Pakaian Wanita Muslimah, h. 38.
3. Kriteria Busana Muslim
Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan standar mode atau batasan-batasan untuk busana muslim. Beberapa kriteria standar mode
busana muslim menurut Nina Surtiretna, yaitu:
a. Bagian tubuh yang boleh kelihatan hanya wajah dan telapak tangan
sampai pergelangan. b.
Tekstil yang dijadikan bahan busana tidak tipis atau tembus pandang, karena kain yang demikian memperlihatkan bayangan
kulit secara remang-remang. Hadits Nabi SAW: “Dari Usman bin
Zaid ia berkata: “Aku pernah diberi oleh Rasulullah SAW sehelai qibti yang tebal yang dihadiahkan oleh Dihgah Al-Kalbi. Padanya,
lalu kuberikan kepada istriku”. Kemudian Nabi SAW bertanya, “mengapa qibti itu tidak kau pakai?” Aku menjawab “Wahai
Rasulullah, kain qibti itu kuberikan kepada istr iku.” Lalu Nabi
bersabda: “suruhlah istrimu agar memberi lapisan dibawahnya, sebab aku khawatir kalau-kalau pakaiannya memperlihatkan
bentuk tubuhnya.” HR Ahmad c.
Modelnya tidak ketat, karena model yang ketat akan menampakkan bentuk tubuh terutama payudara, pinggang dan panggul.
Pergunakanlah potongan yang longgar agar lebih sehat, dan memberi keluasan bagi otot untuk bergerak. Salah satu hadits Nabi
ada yang menjelaskan tentang hal ini. Yaitu berkata Hafsoh binti Sirin:
“saya pernah bertanya kepada Nabi: “Ya Rasulullah, apakah kita berdosa apabila salah satu diantara kita para
perempuan tidak ikut pergi ketanah lapang dihari raya lantaran tidak mempunyai baju panjang dan longgar?” Rasulullah
menjawab: “Hendaklah temannya meminjamkan kepadanya bajunya yang
longgar ini” HR. Bukhari d.
Tidak menyerupai pakaian laki-laki maupun dalam bertingkah laku. Hadits Nabi SAW bersabda:
“Dikutuk laki-laki yang memakai pakaian perempuan, dan perempuan yang memakai pakaian laki-
laki. HR. An-Nasai e.
Bahannya yang sebaliknya tidak terlalu mewah dan berlebihan atau menyolok mata dengan warna yang aneh-aneh hingga menarik
perhatian orang. Apalagi jika sampai menimbulkan rasa angkuh dan sombong.
5
B. Konseptualisasi Berita dalam Surat Kabar
1. Pengertian Berita
Secara etimologis dalam Bahasa Inggris, berita news berasal dari kata new baru. Jadi berita adalah peristiwa-peristiwa atau hal yang baru.
Sedangkan dikalangan wartawan ada yang mengartikan news sebagai singkatan dari : north utara, east timur, west barat, dan south
selatan. Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat penjuru angin tersebut, laporan dari mana-mana, dari berbagai tempat
didunia.
6
5
Nina Surtiretna, Anggun Berjilbab Bandung: PT. Al-Bayans, 1997, h. 68-69.
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003, h. 130.
Dr. Willard G. Bleyer mendefinisikan berita sebagai segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca, dan berita yang
terbaik adalah berita yang paling menarik perhatian bagi jumlah pembaca yang paling besar Wonohito, 1960:2.
7
Doug Newsom dan James A. Wollert mengatakan bahwa berita adalah apa saja yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi
oleh masyarakat. Dengan melaporkan berita, media massa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa yang mereka butuhkan.
8
Menurut Chilton R. Bush, berita adalah laporan mengenai peristiwa yang penting diketahui masyarakat dan juga laporan peristiwa
yang semata-mata menarik karena berhubungan dengan hal yang menarik dari seseorang atau sesuatu dalam situasi yang menarik.
9
Berita juga merupakan hasil akhir dari proses kompleks dengan menyortir memilah-milih dan menentukan peristiwa dan tema dalam satu
kategori tertentu.
10
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan segala sesuatu peristiwa menarik yang berhubungan
langsung dengan masyarakat. Nilai sebuah berita ditentukan oleh seberapa jauh syarat-syarat
tertentu yang harus dipenuhi. Ada yang menjelaskan bahwa untuk menilai suatu kejadian memiliki nilai berita atau tidak, reporter harus dapat melihat
unsur-unsur sebagai berikut:
7
Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik : Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik Bandung: Penerbit Nuansa, 2004, h. 103.
8
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005, h. 64.
9
Sedia Willing Barus, Jurnalistik; Penentu Teknis Menulis Berita Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010, h. 26.
10
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media Yogyakarta: LkiS, 2002, Cet ke-1 h. 102.