Kategori dan Jenis Berita

dan kapan kebakaran akan terjadi. Jika kebakaran terjadi dalam tempo dan jarak yang pendek dengan keberadaan wartawan, peristiwa itu bisa diberitakan sesegera mungkin. d. Developing news: Developing news adalah subklasifikasi lain dari hard news. Baik spot news maupun developing news umumnya berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga. Tetapi pemberitaannya terus berlanjut, ada sambungan dalam berita selanjutnya. Dalam berita pertama mungkin diberitakan nama pesawat dan lokasi kecelakaan, dilanjutkan dengan berita mengenai nama korban dan sebab-sebab kecelakaan dan seterusnya. Di sini satu berita diteruskan oleh berita lain, atau malah dikoreksi oleh berita selanjutnya. e. Continuing news: Continuing news adalah subklasifikasi lain dari hard news. Dalam continuing news peristiwa-peristiwa bisa dipredisikan dan direncanakan. Perdebatan memang terjadi antara satu pendapat dengan pendapat lain, tetapi tetap masuk dalam tema dan bidang yang sama. Proses dan peristiwa tiap hari berlangsung secara kompleks, tetapi tetap berada dalam wilayah pembahasan yang sama pula. Peristiwa jatuhnya Memorandum sampai Sidang Istimewa adalah contoh dari continuing news. Satu peristiwa bisa terjadi kompleks, dan tidak terduga tetapi mengarah pada satu tema tertentu. Dalam buku Jurnalistik Indonesia karya AS Haris Sumadiria dijelaskan tentang delapan jenis berita, yaitu: Tabel 2.1 Jenis Berita 14 Straight news report Laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Misalnya, sebuah pidato biasanya merupakan berita-berita langsung yang hanya menyajikan apa yang terjadi dalam waktu singkat. Depth news report Laporan yang sedikit berbeda dengan straight news report. Wartawan menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan. Comprehensive news Laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Interpretative report Memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Feature story Penulis mencari fakta untuk menarik perhatian pembacanya. Penulis feature menyajikan suatu pengalaman pembaca yang lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan. Depth reporting Pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. Investigative reporting Berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan laporan interpretatif. Namun, pada laporan ini wartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan. Editorial writing Pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting dan memengaruhi pendapat umum.

3. Karakteristik Bahasa Jurnalistik Pers

Bahasa yang lazim dipakai media cetak berkala yakni surat kabar, tabloid, dan majalah, disebut bahasa jurnalistik pers, kita juga mengenal bahasa jurnalistik radio, bahasa jurnalistik televisi, bahasa jurnalistik film, dan bahasa jurnalistik media one line internet. Sebagai salah satu ragam 14 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, h. 69-71. bahasa, bahasa jurnalistik tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku. Ciri-ciri utama bahasa jurnalistik diantaranya sebagai berikut: 15 a Sederhana Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca. Khalayak pembaca sifatnya sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan aspek psikografisnya seperti status sosial ekonomi, pekerjaan atau profesi, tempat tinggal, suku bangsa, budaya dan agama yang dianut. b Singkat Singkat berarti langsung kepada pokok masalah, tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga. Ruangan yang tersedia pada kolom surat kabar sangat terbatas, sementara isinya banyak dan beraneka ragam. c Padat Menurut Patmono dalam buku Jurnalistik Indonesia karya AS Haris Sumadiria dijelaskan, padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan paragraf yang dimuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca. 15 AS Haris Sumadiria M. Si, Jurnalistik Indonesia, h. 53-57. d Lugas Lugasberarti tegas tidak ambigu, sekaligus menghindar eufisme atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi atau kesalahan konklusi. e Jelas Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Jelas disini mengandung tiga arti, jelas artinya, jelas susunan kata atau kalimat sesuai dengan kaidah SPOK, dan jelas sasaran atau maksdunya. f Menarik Menarik artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca. Memicu selera baca. Membuat orang yang sedang tertidur terjaga seketika. Bahasa jurnalistik berpijak pada prinsip: menarik, benar dan baku. g Demokratis Demokratis artinya bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa sebagaimana dijumpai dalam gramatika bahasa sunda dan bahasa jawa. Bahasa jurnalistuk menekankan aspek fungsional dan komunal, sehingga sama sekali tidak dikenal pendekatan feudal sabagaimana dijumpai pada masyarakat dalam lingkungan priyayi dan keraton.

Dokumen yang terkait

Analisis Peningkatan Kualitas Surat Kabar Waspada Berdasarkan Penilaian Terhadap Atributnya

0 17 136

Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Surat Kabar (Studi Analisis Isi Penerapan Pasal 4 dan Pasal 5 Kode Etik Jurnalistik di Rubrik Siantar Raya dalam Surat Kabar Siantar 24 Jam Edisi Januari 2013)

15 131 91

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MUNDURNYA SRI MULYANI SEBAGAI MENKEU OLEH SURAT KABAR Analisis Framing pada harian KOMPAS dan MEDIA INDONESIA

0 5 53

Analisis Framing Pemberitaan Pelecehan Seksual Di Taman Kanak - Kanak Jakarta International School (Jis) Pada Surat Kabar Media Indonesia

2 30 138

Analisis Framing Pemberitaan pendidikan Di Surat Kabar Mingguan Garoet Pos

0 6 1

dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat (Analisis Framing Pemberitaan Tim Sepakbola Persiba Bantul dalam Surat Insider Friendship dan Pemberitaan Persiba Bantul dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat (Analisis Framing Pemberitaan Tim Sepakbola Per

0 2 15

RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR(Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Surat K

0 3 16

PENDAHULUAN RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Surat Kabar Harian Jogja).

0 2 25

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN CIVIL VIOLENCE FPI DI MEDIA MASSA ( Studi Analisis Framing Media Surat Kabar Harian Solopos Terhadap Pemberitaan Civil Violence FPI di Gandekan Solo ).

0 0 11

PEMBERITAAN MENGENAI POLIGAMI DI SURAT KABAR NASIONAL (ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN POLIGAMI DI SURAT KABAR HARIAN NASIONAL SEPUTAR INDONESIA EDISI DESEMBER 2006 - JANUARI 2007)

0 0 8