Tabel 2.2 Definisi Framing
26
Robert N. Entman Proses seleksi dari berbagai aspek realitas
sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga
menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu
mendapatkan alokasi lebih besar dari sisi yang lain.
William A. Gamson
Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan
konstruksi makna
peristiwa-peristiwa yang
berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan
package. Kemasan itu semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu
untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-
pesan yang ia terima.
Todd Gitlin Strategi bagaimana realitasdunia dibentuk dan
disederhanakan sedemikian
rupa untuk
ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa- peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar
tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca.
Itu dilakukan
dengan seleksi,
pengulangan, penekanan, dan prestasi aspek tertentu dari realitas.
David E. Snow and Robert Benford
Pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dan
kondisi yang
relevan. Frame
mengorganisasikan sistem
kepercayaan dan
diwujudkan dalam kata kunci tertentu, anak kalimat citra tertentu, sumber informasi, dan
kalimat tertentu.
Amy Binder Skema interprestasi yang digunakan oleh individu
untuk menempatkan,
menafsirkan, mengidentifikasi, dan melabeli peristiwa secara
langsung atau
tidak langsung.
Frame mengorganisir peristiwa yang mudah dipahami
dan membentu individu untuk mengerti makna peristiwa.
Zhondang Pan and Gerald M. Kosicki
Strategi konstruksi dan memproses berita. Perangkat
kognisi yang
digunakan dalam
mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi
pembentukan berita.
26
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Yogyakarta: LkiS, 2002, Cet ke-1 h. 67.
2. Framing Model Robert N. Entman
Robert N. Entman adalah salah seorang ahli yang meletakkan dasar-dasar bagi analisis framing untuk studi isi media. Entman melihat
framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitasisu. Penonjolan adalah proses
membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khlayak. Realitas yang disajikan secara menonjol atau
mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.
Tabel 2.3 Entman Melihat dalam Dua Dimensi
27
Seleksi isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta.
Dari realitas yang kompleks dan beragam itu, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan?
Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada bagian berita yang dimasukkan included, tetapi
ada juga berita yang dikeluarkan excluded. Tidak semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan,
wartawan memiliki aspek tertentu dari suatu isu.
Penonjolan aspek tertentu dari isu
Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa isu
tersebut telah dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis?
Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk
ditampilkan kepada khalayak.
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika
menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang
27
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 187.
ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita tersebut. Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian
definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang
diwacanakan. Dalam konsep Entman terdiri dari empat konsep yaitu:
Tabel 2.4 Konsep Entman
28
Define Problems pendefinisian masalah
bagaimana suatu peristiwa dilihat, sebagai apa, atau sebagai masalah
apa.
Diagnose Causes
memperkirakan penyebab
masalah peristiwa itu dilihat disebabkan oleh
apa, apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah, siapa
aktor
yang dianggap
sebagai penyebab masalah.
Make Moral
Judgement membuat pilihan moral
nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah, nilai moral apa
yang dipakai untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan.
Treatment Recommendation
menekankan penyelesaiannya penyelesaian apa yang ditawarkan
untuk mengatasi masalah atau isu, jalan apa yang ditawarkan dan harus
ditempuh untuk mengatasi masalah.
Define problems pendefinisian masalah adalah elemen yang pertama kali dapat kita lihat mengenai framing. Elemen ini merupakan
master framebingkai yang paling utama. Ia menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan. Ketika ada masalah atau peristiwa,
bagaimana peristiwa atau isu tersebut dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami berbeda. Dan bingkai yang berbeda ini akan menyebabkan
realitas bentukan yang berbeda.
28
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 188.
Diagnose causes memperkirakan penyebab masalah, merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari
suatu peristiwa. Penyebab disini bisa berarti apa what, tetapi bisa jiga berarti siapa who. Bagaimana peristiwa dipahami, tentu saja menentukan
apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah. Karena itu, masalah yang dipahami secara berbeda, penyebab masalah secara tidak langsung
juga akan dipahami secara berbeda pula. Make moral Judgement membuat pilihan moral adalah elemen
framing yang dipakai untuk membenarkanmemberi argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah
didefinisikan, penyebab
masalah sudah
ditentukan, dibutuhkan
argumentasi yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan sesuatu yang familiar dan dikenal oleh
khalayak. Elemen
framing lain
adalah Treatment
recommendation menekankan penyelesaian. Elemen ini dipakai untuk menilai apa yang
dikehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian itu tentu saja sangat tergantung pada bagaimana
peristiwa itu dilihat dan siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah.
29
29
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 189.