Define Problems , Media Indonesia dalam berita ini melihat Fesyen
Muslimah Ma kin Trendi, Tetap Syar’I menjelaskan bahwa fesyen muslimah
tidak murah. Hal tersebut dapat dilihat pada tanggal 9-12 Agustus 2012 terselenggaranya pergelaran Fashion show di Indonesia Islamic Fashion
Consortium IIFC yang telah menampilkan koleksi busana muslim yang trendi dan islami. Ada kendala tersendiri dalam industri busana muslim
yaitu produk dibanderol dengan harga Rp.250 ribu sampai Rp.450. Media Indonesia menonjolkan kutipan wawancara seorang disainer busana muslim
yaitu Irna Mutiara yang mengatakan bahwa kemajuannya pesat, pemakaiannya pun meningkat.
Diagnose Causes, Media Indonesia dalam berita ini mengungkap
bahwa penyebabnya karena produksi busana muslim dibuat pada skala rumahan. Kemudian berdampak pada harga yang tidak murah bagi sebagian
kalangan. Salah seorang pengunjung Malsi berkata, “Cari yang harganya
standar, simpel, tapi elegan.”
Make Moral Judgement, Media Indonesia menilai saat ini animo
perempuan Indonesia untuk berhijab semakin berkembang. Dengan munculnya komunitas-komunitas fesyen muslimah, maka terjadilah
silaturahim, pertukaran ilmu agama, dan fesyen berhijab. Dari situ, busana muslimah trendi namun tetap
syar’i sesuai kaidah Islam mulai banyak dicari.
Treatment Recommendation, penyelesaian pada berita ini adalah
Indonesia perlu industrialisasi. Hal tersebut, agar produksi menjadi lebih besar dan semakin mendekatkan pada visi Indonesia sebagai kiblat fesyen
muslim. Dengan demikian harga bisa lebih ditekan. Intinya, perlu sinergi semua stakeholder
,” Ujar Irna Mutiara.
5. Media Indonesia Edisi 18 September 2012
Judul : Gencar Berpromosi Jangan Mau Kalah
Tanggal : 18 September 2012
Penempatan : Halaman 18
Rubrik : Industri Syariah
Sebagai Negara dengan jumlah besar penduduk mayoritas muslim di dunia, Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan bagi produk-produk halal
dan muslim dari berbagai negara. Di sisi lain, produk serupa dari Indonesia juga berkesempatan dikenal dunia yang berpopulasi muslim mencapai 1,5
miliar orang. Oleh karena itu, tantangan industri nasional ialah mengenalkan
produk asal Indonesia ke pasar internasional.
Inisiatif Indonesia mempromosikan produk sendiri di nilai lamban. Ketua Kamar Dagang dan Industri Kadin Jakarta Eddy Kuntadi
mengatakan Indonesia kalah cepat bila dibandingkan dengan Malaysia. Negeri jiran tersebut sudah berencana mambuat pusat hub untuk promosi
dan penjualan produk-produk berlabel halal.
5
5
“Gencar Berpromosi Jangan Mau Kalah,” Media Indonesia, 18 September 2012, h.18.
Tabel 4.5 Bingkai Pemberitaan Entman
18 September 2012 Gencar Berpromosi Jangan Mau Kalah
Define Problems
pendefinisian masalah Pemerintah dan MUI harus bekerja sama
mendorong promosi produk muslim dan halal.
Diagnose Causes
memperkirakan penyebab masalah
Indonesia kalah cepat dengan Malaysia.
Make Moral Judgement membuat pilihan moral
Indonesia masih belum serius mempromosikan produknya.
Treatment Recommendation
menekankan penyelesaiannya
Dengan mempromosikan produk muslim Indonesia.
Define Problems
, Media Indonesia dalam berita ini melihat Pemerintah dan MUI harus bekerja sama mendorong promosi produk
muslim dan halal agar kalangan industri tidak bekerja sendirian. Dalam teksnya Media Indonesia menjelaskan bahwa produk Indonesia
berkesempatan dikenal dunia. Oleh karenanya, tantangan industri nasional ialah mengenalkan produk asal Indonesia ke pasar internasional.
Diagnose Causes, Media Indonesia dalam berita ini mengungkap
bahwa saat ini Indonesia kalah cepat dengan Malaysia. Terlihat jelas pada Malaysia yang sudah berencana membuat pusat hub penjualan produk
berlabel halal tetapi barang-barangnya dari Indonesia. Di dalam negeri promosi produk sendiri dinilai lamban. Sebagai negara dengan jumlah
terbesar penduduk muslim di dunia, Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan bagi produk-produk halal dan muslim dari berbagai negara.
Make Moral Judgement, Media Indonesia menilai Indonesia masih
belum serius mempromosikan produknya. Bila dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang telah mendeklarasikan diri sebagai sentra
keuangan syariah pada tahun 2020, maka bagaimana dengan Indonesia. Dalam mempromosikan produknya Indonesia harusnya menjadi inisiator.
“Ada sesuatu yang salah, kita sebagai negara muslim besar kenapa tidak jadi inisiator. Kita harus lebih serius meliat peluang
mempromosikan ini,” ujar Eddy di Jakarta.
Treatment Recommendation, penyelesain pada berita ini adalah
dengan mempromosikan produk muslim Indonesia. Jika hal tersebut dilakukan, maka dapat menciptakan peluang investasi dari luar negeri.
Menurut Media Indonesia terciptanya jaringan antara pengusaha Indonesia dan pengusaha negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam OKI
membuka peluang investasi dan integrasi ekonomi syariah yang lebih kuat. Akademisi muslim Azyumardi Azra menyatakan bahwa pemerintah harus
mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan produk halal, sedangkan MUI sebagai lembaga pelaksanaan sertifikasi dan pemberi fatwa.
6. Media Indonesia Edisi 18 September 2012