Media Indonesia Edisi 14 Agustus 2012

Define Problems , Media Indonesia dalam berita ini melihat Fesyen Muslimah Ma kin Trendi, Tetap Syar’I menjelaskan bahwa fesyen muslimah tidak murah. Hal tersebut dapat dilihat pada tanggal 9-12 Agustus 2012 terselenggaranya pergelaran Fashion show di Indonesia Islamic Fashion Consortium IIFC yang telah menampilkan koleksi busana muslim yang trendi dan islami. Ada kendala tersendiri dalam industri busana muslim yaitu produk dibanderol dengan harga Rp.250 ribu sampai Rp.450. Media Indonesia menonjolkan kutipan wawancara seorang disainer busana muslim yaitu Irna Mutiara yang mengatakan bahwa kemajuannya pesat, pemakaiannya pun meningkat. Diagnose Causes, Media Indonesia dalam berita ini mengungkap bahwa penyebabnya karena produksi busana muslim dibuat pada skala rumahan. Kemudian berdampak pada harga yang tidak murah bagi sebagian kalangan. Salah seorang pengunjung Malsi berkata, “Cari yang harganya standar, simpel, tapi elegan.” Make Moral Judgement, Media Indonesia menilai saat ini animo perempuan Indonesia untuk berhijab semakin berkembang. Dengan munculnya komunitas-komunitas fesyen muslimah, maka terjadilah silaturahim, pertukaran ilmu agama, dan fesyen berhijab. Dari situ, busana muslimah trendi namun tetap syar’i sesuai kaidah Islam mulai banyak dicari. Treatment Recommendation, penyelesaian pada berita ini adalah Indonesia perlu industrialisasi. Hal tersebut, agar produksi menjadi lebih besar dan semakin mendekatkan pada visi Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim. Dengan demikian harga bisa lebih ditekan. Intinya, perlu sinergi semua stakeholder ,” Ujar Irna Mutiara.

5. Media Indonesia Edisi 18 September 2012

Judul : Gencar Berpromosi Jangan Mau Kalah Tanggal : 18 September 2012 Penempatan : Halaman 18 Rubrik : Industri Syariah Sebagai Negara dengan jumlah besar penduduk mayoritas muslim di dunia, Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan bagi produk-produk halal dan muslim dari berbagai negara. Di sisi lain, produk serupa dari Indonesia juga berkesempatan dikenal dunia yang berpopulasi muslim mencapai 1,5 miliar orang. Oleh karena itu, tantangan industri nasional ialah mengenalkan produk asal Indonesia ke pasar internasional. Inisiatif Indonesia mempromosikan produk sendiri di nilai lamban. Ketua Kamar Dagang dan Industri Kadin Jakarta Eddy Kuntadi mengatakan Indonesia kalah cepat bila dibandingkan dengan Malaysia. Negeri jiran tersebut sudah berencana mambuat pusat hub untuk promosi dan penjualan produk-produk berlabel halal. 5 5 “Gencar Berpromosi Jangan Mau Kalah,” Media Indonesia, 18 September 2012, h.18. Tabel 4.5 Bingkai Pemberitaan Entman 18 September 2012 Gencar Berpromosi Jangan Mau Kalah Define Problems pendefinisian masalah Pemerintah dan MUI harus bekerja sama mendorong promosi produk muslim dan halal. Diagnose Causes memperkirakan penyebab masalah Indonesia kalah cepat dengan Malaysia. Make Moral Judgement membuat pilihan moral Indonesia masih belum serius mempromosikan produknya. Treatment Recommendation menekankan penyelesaiannya Dengan mempromosikan produk muslim Indonesia. Define Problems , Media Indonesia dalam berita ini melihat Pemerintah dan MUI harus bekerja sama mendorong promosi produk muslim dan halal agar kalangan industri tidak bekerja sendirian. Dalam teksnya Media Indonesia menjelaskan bahwa produk Indonesia berkesempatan dikenal dunia. Oleh karenanya, tantangan industri nasional ialah mengenalkan produk asal Indonesia ke pasar internasional. Diagnose Causes, Media Indonesia dalam berita ini mengungkap bahwa saat ini Indonesia kalah cepat dengan Malaysia. Terlihat jelas pada Malaysia yang sudah berencana membuat pusat hub penjualan produk berlabel halal tetapi barang-barangnya dari Indonesia. Di dalam negeri promosi produk sendiri dinilai lamban. Sebagai negara dengan jumlah terbesar penduduk muslim di dunia, Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan bagi produk-produk halal dan muslim dari berbagai negara. Make Moral Judgement, Media Indonesia menilai Indonesia masih belum serius mempromosikan produknya. Bila dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang telah mendeklarasikan diri sebagai sentra keuangan syariah pada tahun 2020, maka bagaimana dengan Indonesia. Dalam mempromosikan produknya Indonesia harusnya menjadi inisiator. “Ada sesuatu yang salah, kita sebagai negara muslim besar kenapa tidak jadi inisiator. Kita harus lebih serius meliat peluang mempromosikan ini,” ujar Eddy di Jakarta. Treatment Recommendation, penyelesain pada berita ini adalah dengan mempromosikan produk muslim Indonesia. Jika hal tersebut dilakukan, maka dapat menciptakan peluang investasi dari luar negeri. Menurut Media Indonesia terciptanya jaringan antara pengusaha Indonesia dan pengusaha negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam OKI membuka peluang investasi dan integrasi ekonomi syariah yang lebih kuat. Akademisi muslim Azyumardi Azra menyatakan bahwa pemerintah harus mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan produk halal, sedangkan MUI sebagai lembaga pelaksanaan sertifikasi dan pemberi fatwa.

6. Media Indonesia Edisi 18 September 2012

Dokumen yang terkait

Analisis Peningkatan Kualitas Surat Kabar Waspada Berdasarkan Penilaian Terhadap Atributnya

0 17 136

Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Surat Kabar (Studi Analisis Isi Penerapan Pasal 4 dan Pasal 5 Kode Etik Jurnalistik di Rubrik Siantar Raya dalam Surat Kabar Siantar 24 Jam Edisi Januari 2013)

15 131 91

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MUNDURNYA SRI MULYANI SEBAGAI MENKEU OLEH SURAT KABAR Analisis Framing pada harian KOMPAS dan MEDIA INDONESIA

0 5 53

Analisis Framing Pemberitaan Pelecehan Seksual Di Taman Kanak - Kanak Jakarta International School (Jis) Pada Surat Kabar Media Indonesia

2 30 138

Analisis Framing Pemberitaan pendidikan Di Surat Kabar Mingguan Garoet Pos

0 6 1

dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat (Analisis Framing Pemberitaan Tim Sepakbola Persiba Bantul dalam Surat Insider Friendship dan Pemberitaan Persiba Bantul dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat (Analisis Framing Pemberitaan Tim Sepakbola Per

0 2 15

RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR(Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Surat K

0 3 16

PENDAHULUAN RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Surat Kabar Harian Jogja).

0 2 25

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN CIVIL VIOLENCE FPI DI MEDIA MASSA ( Studi Analisis Framing Media Surat Kabar Harian Solopos Terhadap Pemberitaan Civil Violence FPI di Gandekan Solo ).

0 0 11

PEMBERITAAN MENGENAI POLIGAMI DI SURAT KABAR NASIONAL (ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN POLIGAMI DI SURAT KABAR HARIAN NASIONAL SEPUTAR INDONESIA EDISI DESEMBER 2006 - JANUARI 2007)

0 0 8