Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian PerspektifParadigma Kajian

Universitas Sumatera Utara

1.2 Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan fokus masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana komunikasi nonverbal pada lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan?”. Kemudian, penelitian ini hanya menguraikan bentuk- bentuk komunikasi nonverbal yang digunakan pada lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi nonverbal di kalangan lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan. 2. Untuk mengungkap identitas lesbian melalui komunikasi nonverbal yang diketahui.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan berdaya guna sebagai berikut: a. Secara akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan keilmuan Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai komunikasi nonverbal. b. Secara teoritis Penulis dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang di dapat selama masa perkuliahan melalui penelitian ini dan juga sekaligus memperkaya wawasan penulis, serta hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan menambah pengetahuan dan wawasan orang lain, khususnya mengenai komunikasi nonverbal. c. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat secara umum tentang komunikasi nonverbal pada lesbian di Medan dan juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain. Universitas Sumatera Utara BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 PerspektifParadigma Kajian

Konstruktivisme berada di titik temu dua aluran besar dalam sejarah sosiolog: sosiologi pengetahuan sociology of knowledge dan sosiologi sains sociology of science Kulka, 2003: 13. Istilah konstruksi sosial atas realitas social construction of reality, menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui bukunya yang berjudul “The Social Construction of Reality, a Treatise in the Sociological of Knowladge” pada tahun 1966. Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif Bungin, 2008: 189. Asal mula konstruksi sosial dari paradigma konstruktivisme, yang dimulai dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut Von Glaserfeld, pengertian konstruktif kognitif muncul pada abad ini. Dalam tulisan Mark Baldwin yang secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun, apabila ditelusuri, sebenarnya telah dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistimolog dari Italia, ia adalah cikal bakal konstruktivisme Suparno, 1997: 24. Semua orang bisa saja mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Karena setiap orang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu, dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu. Selain plural, konstruksi juga bersifat dinamis. Sebagai hasil dari konstruksi sosial maka realitas tersebut merupakan realitas subjektif dan sekaligus realitas objektif Eriyanto, 2002: 16. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Komunikasi nonverbal pada lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan merupakan hasil dari sebuah konstruksi sosial. Oleh karena itu, perlu diteliti karena setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda, status pendidikan yang berbeda, dan lingkungan yang berbeda yang bisa menghasilkan penafsiran yang berbeda pula ketika berhadapan dengan suatu objek. Terlebih, komunikasi Universitas Sumatera Utara nonverbal sendiri memiliki tingkat ambiguitas yang tinggi karena penafsirannya tidak memiliki ketentuan yang berlaku secara universal. Lagi, pernafsirannya juga dipengaruhi oleh latar belakang, pendidikan, lingkungan, dan lain-lain dari setiap individu yang memberikan penafsiran.

2.2 Kerangka Teori