Teknik Pengumpulan Data Primer

Universitas Sumatera Utara Antarmanusia 2011 yang membagi jenis komunikasi nonverbal menjadi tiga, yaitu komunikasi tubuh; ruang, kewilayahan, dan komunikasi sentuhan; parabahasa dan waktu.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah lesbian yang tergabung di dalam Organisasi Cangkang Queer Medan. Sebagian besar anggota organisasi ini adalah lesbian. Anggota organisasi ini terdiri dari mahasiswa dan pekerja.

3.5 Kerangka Analisis

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian tentang komunikasi nonverbal pada lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan, penelitian ini berangkat dari kerangka analisis. Berikut bagan kerangka analisis. Gambar 3.2 Kerangka Analisis Sumber: Modifikasi Peneliti

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dalam pencarian data-data di lapangan adalah :

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian field Organisasi Cangkang Queer Medan Jenis : 1. Komunikasi Tubuh 2. Ruang, Kewilayahan, dan Komunikasi Sentuhan 3. Parabahasa dan Waktu Komunikasi nonverbal Universitas Sumatera Utara research untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara: 1. Wawancara Mendalam Wawancara Mendalam indepth interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan Bungin, 2010: 108. Sedangkan menurut Denzin 2006: 154, wawancara adalah pertukaran percakapan dengan tatap muka dimana seseorang memperoleh informasi dari yang lain secara lebih lengkap. Menurut Alwasilah 2007: 53, melalui wawancara peneliti bisa mendapatkan informasi yang lebih mendalam karena peneliti dapat menjelaskan pertanyaan yang tidak dimengerti informasi, peneliti dapat mengajukan pertanyaan, informan cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan dan informan dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa lalu maupun di masa mendatang. Dalam metode wawancara mendalam in- depth interview peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara berbeda dengan wawancara pada umumnya. Wawancara dapat dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian. Selanjutnya, supaya hasil wawancara mendalam dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan alat-alat sebagai berikut : a. Handphone: berfungsi sebagai alat perekam wawancara dengan informan, jika informan tersebut bersedia untuk direkam. b. Buku catatan: berfungsi sebagai media untuk mencatat wawancara dengan informan, jika tidak bersedia untuk direkam. c. Kamera: peneliti juga mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Organisasi Cangkang Queer Medan seperti seminar, diskusi, sharing, dan lain-lain. Dengan adanya hasil dokumentasi ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian ini, sehingga lebih Universitas Sumatera Utara terjamin, karena peneliti memang benar melakukan pengumpulan data. 2. Observasi Selain wawancara, peneliti juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi Martini 2011: 19 observasi adalah pengamatan terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan. Observasi non partisipan merupakan metode observasi tanpa ikut peran serta dalam melakukan akivitas seperti yang dilakukan subjek penelitian, baik kehadirannya diketahui atau tidak Kriyantono, 2010: 108-110. Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indra untuk mendapatkan data. Instrumen observasi bisa dalam bentuk tes, bentuk kuesioner dan rekaman gambar serta rekaman suara, Hatimah dkk, 2008: 184-185. Menurut Bungin 2010: 142, observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Dengan demikian dapat dikatakan observasi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata dibantu dengan pancaindra lainnya. Menurut Patton Sugiyono, 2010: 228-229 manfaat observasi adalah sebagai berikut: 1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik dan menyeluruh. 2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. Universitas Sumatera Utara 3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkap dalam wawancara. 4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. 5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. 6. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder