Objek Penelitian Subjek Penelitian Kerangka Analisis Penentuan Informan

Universitas Sumatera Utara a. Pendidikan 1. Sekolah SOGIE rutin 2. Pelatihan SOGIE dan HAM 3. Pelatihan TOT SOGIE dan HAM 4. Bedah Buku Bulanan b. Penelitian dan Pengembangan 1. Penerbitan Bunga Rampai LGBT 2. Penerbitan Q-Buletin triwulan 3. Penelitian Mini 4. Magang Mahasiswa c. Advokasi 1. Pendokumentasian Kasus LGBT 2. Advokasi Kasus 3. Advokasi Kebijakan 4. Pengembangan Jaringan d. Media Resource Center 1. Kampanye Melalu Media Sosial Facebook dan Twitter 2. Pengelolaan Website dan Thumblr 3. Pengelolaan Perpustakaan Mini e. Pengembangan Organisasi 1. Penjangkauan Komunitas 2. Kongkow Bareng Komunitas 3. HomeCommunitiy Visit

3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah komunikasi nonverbal lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan. Secara umum, komunikasi nonverbal yang ingin diteliti penulis berdasarkan pada DeVito dalam bukunya Komunikasi Universitas Sumatera Utara Antarmanusia 2011 yang membagi jenis komunikasi nonverbal menjadi tiga, yaitu komunikasi tubuh; ruang, kewilayahan, dan komunikasi sentuhan; parabahasa dan waktu.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah lesbian yang tergabung di dalam Organisasi Cangkang Queer Medan. Sebagian besar anggota organisasi ini adalah lesbian. Anggota organisasi ini terdiri dari mahasiswa dan pekerja.

3.5 Kerangka Analisis

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian tentang komunikasi nonverbal pada lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan, penelitian ini berangkat dari kerangka analisis. Berikut bagan kerangka analisis. Gambar 3.2 Kerangka Analisis Sumber: Modifikasi Peneliti

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dalam pencarian data-data di lapangan adalah :

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian field Organisasi Cangkang Queer Medan Jenis : 1. Komunikasi Tubuh 2. Ruang, Kewilayahan, dan Komunikasi Sentuhan 3. Parabahasa dan Waktu Komunikasi nonverbal Universitas Sumatera Utara research untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara: 1. Wawancara Mendalam Wawancara Mendalam indepth interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan Bungin, 2010: 108. Sedangkan menurut Denzin 2006: 154, wawancara adalah pertukaran percakapan dengan tatap muka dimana seseorang memperoleh informasi dari yang lain secara lebih lengkap. Menurut Alwasilah 2007: 53, melalui wawancara peneliti bisa mendapatkan informasi yang lebih mendalam karena peneliti dapat menjelaskan pertanyaan yang tidak dimengerti informasi, peneliti dapat mengajukan pertanyaan, informan cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan dan informan dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa lalu maupun di masa mendatang. Dalam metode wawancara mendalam in- depth interview peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara berbeda dengan wawancara pada umumnya. Wawancara dapat dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian. Selanjutnya, supaya hasil wawancara mendalam dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan alat-alat sebagai berikut : a. Handphone: berfungsi sebagai alat perekam wawancara dengan informan, jika informan tersebut bersedia untuk direkam. b. Buku catatan: berfungsi sebagai media untuk mencatat wawancara dengan informan, jika tidak bersedia untuk direkam. c. Kamera: peneliti juga mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Organisasi Cangkang Queer Medan seperti seminar, diskusi, sharing, dan lain-lain. Dengan adanya hasil dokumentasi ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian ini, sehingga lebih Universitas Sumatera Utara terjamin, karena peneliti memang benar melakukan pengumpulan data. 2. Observasi Selain wawancara, peneliti juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi Martini 2011: 19 observasi adalah pengamatan terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan. Observasi non partisipan merupakan metode observasi tanpa ikut peran serta dalam melakukan akivitas seperti yang dilakukan subjek penelitian, baik kehadirannya diketahui atau tidak Kriyantono, 2010: 108-110. Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indra untuk mendapatkan data. Instrumen observasi bisa dalam bentuk tes, bentuk kuesioner dan rekaman gambar serta rekaman suara, Hatimah dkk, 2008: 184-185. Menurut Bungin 2010: 142, observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Dengan demikian dapat dikatakan observasi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata dibantu dengan pancaindra lainnya. Menurut Patton Sugiyono, 2010: 228-229 manfaat observasi adalah sebagai berikut: 1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik dan menyeluruh. 2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. Universitas Sumatera Utara 3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkap dalam wawancara. 4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. 5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. 6. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang yang utama adalah observasi dan wawancara. Dalam praktiknya kedua metode tersebut dapat digunakan secara bersama-sama, artinya sambil wawancara juga melakukan observasi atau sebaliknya Sugiyono, 2010: 239. Namun, dalam penelitian ini peliti juga menggunakan teknik pengumpulan data sekunder. Teknik pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka yang diperlukan untuk mendukung data primer. Adapun pengumpulan data sekunder yang dilakukan adalah: 1. Penelitian Kepustakaan Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan untuk mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca atau mencari Universitas Sumatera Utara buku, majalah, surat kabar, jurnal, internet dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian. 2. Studi Kontemporer Melakukan pengumpulan data dengan menelaah catatan tertulis atau arsip yang berhubungan dengan topik penelitian pada lokasi penelitian serta sumber- sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

3.7 Penentuan Informan

Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Kendarso Usman, 2009: 56 menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Orang-orang yang dapat dijadikan informan adalah orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan masalah penelitian, orang-orang dengan peran tertentu dan tentu saja yang mudah diakses Bogdan, 1992: 5. Informan merupakan orang yang dianggap menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian. adapun informan dalam penelitian ini adalah lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan. Menurut Bungin 2010: 108 dalam wawancara mendalam peran informan tetap menjadi sentral, walaupun kadang informan berganti-ganti. Penentuan informan dilakukan secara purposive sampling yaitu menggunakan subjek penelitian yang dipilih menurut tujuan penelitian. Penulis meneliti lesbian-lesbian yang dipilih berdasarkan tujuan. Lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan yang dijadikan informan adalah mereka yang masih aktif dalam kegiatan yang dilakukan organisasi tersebut. Mereka dipilih melalui penampilan fisik terlebih dahulu, sebab selain meneliti bentuk-bentuk komunikasi nonverbal lesbian, penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkap identitas tiap lesbian yang dijadikan informan. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, peneliti berangkat dari observasi terkait dengan penampilan fisik terlebih dahulu. Penampilan fisik juga merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang nantinya akan diteliti oleh penulis.

3.8 Keabsahan Data