Komunikasi Antarmanusia Kerangka Teori

Universitas Sumatera Utara nonverbal sendiri memiliki tingkat ambiguitas yang tinggi karena penafsirannya tidak memiliki ketentuan yang berlaku secara universal. Lagi, pernafsirannya juga dipengaruhi oleh latar belakang, pendidikan, lingkungan, dan lain-lain dari setiap individu yang memberikan penafsiran.

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Komunikasi Antarmanusia

Komunikasi antarmanusia human communications merupakan ciri pokok kehidupan manusia sebagai makhluk sosial pada tingkat kehidupan sederhana maupun pada tingkat kehidupan modern yang lebih kompleks seperti sekarang ini. Melalui komunikasi, manusia dapat mengalami kontak dan interaksi sosial, baik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku maupun antarbangsa. Secara umum komunikasi antarmanusia dipahami sebagai komunikasi antar individu-individu dengan latar belakang kepentingan berdasarkan latar pribadi. Menurut DeVito 2011: 23 komunikasi antarmanusia adalah komunikasi yang terjadi di antara dua orang yang memiliki hubungan mapan; orang-orang yang dengan berbagai cara hubungan. Definisi ini dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa komunikasi antarmanusia melibatkan paling sedikit dua orang dyadic dalam sebuah relasi relation. Walaupun ketika seseorang berada pada sebuah kondisi triads kelompok yang terdiri atas tiga orang, dyads relasi dua orang tetap menjadi hal yang utama; dyads selalu menjadi pusat dari relasi antarmanusia. Misal, komunikasi antarmanusia dapat meliputi suatu proses pertukaran pesan di antara seorang anak dan ayahnya, seorang atasan dan karyawannya, dua orang bersaudara, seorang guru dan seorang muridnya, dua orang sahabat, dan sebagainya. Dalam buku Komunikasi Antarmanusia, DeVito 2011 menggambarkan komunikasi antarmanusia mengandung elemen-elemen yang ada di dalam setiap tindakan komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, organisasi, publik terbuka, komunikasi antarbudaya, atau komunikasi massa. Dalam komunikasi intrapribadi, DeVito mendefinisikannya sebagai komunikasi dengan diri sendiri di mana memiliki tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis, maupun merenung. Sedangkan komunikasi Universitas Sumatera Utara antarpribadi diartikan sebagai komunikasi antara dua orang yang dilakukan untuk mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain, maupun membantu. Kemudian, pada komunikasi kelompok kecil didefinisikan sebagai komunikasi dalam sekelompok kecil orang untuk berbagi informasi, mengembangkan gagasan, memecahkan masalah, maupun membantu. Selanjutnya, komunikasi organisasi adalah komunikasi dalam suatu organisasi formal demi meningkatkan produktivitas, membangkitkan semangat kerja, maupun memberikan informasi yang meyakinkan. Selain itu, komunikasi publik diartikan DeVito sebagai komunikasi dari pembicaraan khalayak yang mana untuk memberi informasi, meyakinkan, maupun menghibur. Setelah itu, komunikasi antarbudaya yang arti singkatnya adalah komunikasi antara orang dari budaya yang berbeda untuk mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain, maupun membantu. Terakhir, DeVito mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang diarahkan kepada khalayak yang sangat luas, disalurkan melalui sarana audio dan atau visual. Komunikasi massa dikakukan untuk menghibur, meyakinkan, memberi informasi, mengukuhkan status, membius, maupun menciptakan rasa persatuan. Dari pemaparan sebelumnya, diketahui bahwa komunikasi antarmanusia memiliki cakupan luas yang senantiasa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Saat berdiri dihadapan kaca, Anda mungkin akan menatap diri Anda dan bergumam sendiri. Kemudian, ketika menjumpai ibu yang sedang memasak, mungkin Anda akan menanyakan “masak apa?”. Setelah itu, Anda berangkat ke sekolah dengan teman Anda dan kemudian terjadi pembicaraan di antara kalian berdua. Setelah tiba di kelas, Anda dihadapkan dengan teman sekelas dan lagi, terjadi pembicaraan yang mungkin melibatkan sebagian atau seluruh orang di dalam kelas. Dalam konteks komunikasi, komunikasi yang terjadi antara manusia, setidak-tidaknya, memiliki tiga dimensi.: fisik, sosial-psikologis dan temporal. Konteks lingkungan fisik disini memiliki makna sebagai lingkungan nyata atau berwujud. Lingkungan fisik ini pastilah memiliki pengaruh terhadap komunikasi yang terjadi, baik pengaruh dalam pesan, maupun dalam bentuk pesannya. Misal, Universitas Sumatera Utara pesan yang Anda sampaikan di dalam kelas akan berbeda dengan pesan yang Anda sampaikan di kantin. Perbedaan ini dapat berhubungan dengan tata bahasa. Dimensi sosial-psikologis meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran dan permainan yang dijalankan orang, serta aturan budaya, masyarakat di mana mereka berkomunikasi DeVito, 2011: 25. Dimensi temporal mencakup waktu dalam sehari maupun waktu didalam hitungan sejarah di mana komunikasi berlangsung. Hal yang paling penting adalah bagaimana suatu pesan tertentu disesuaikan dengan rangkaian peristiwa komunikasi. Selain dimensi, hal lain yang terlibat saat terjadinya komunikasi adalah sumber-penerima. Sumber dimaksudkan sebagai orang yang menyampaikan pesan komunikasi atau yang lebih dikenal sebagai komunikator. Sedangkan penerima adalah orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Penerima dapat disebut sebagai komunikan. Dalam proses menyampaikan dan menerima pesan, terdapat istilah encoding dan decoding. Encoding adalah proses penyampaian pesan yang menggunakan lambang atau kode tertentu. Sedangkan decoding memiliki arti sebagai proses penerimaan pesan dengan menguraikan lambang atau kode tersebut. Lebih lanjut, guna menciptakan komunikasi yang efektif, dibutuhkannya kompetensi komunikasi bagi seseorang yang hendak berkomunikasi. Menurut DeVito 2011: 27 kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan Anda untuk berkomunikasi secara efektif. Pesan dan saluran merupakan hal yang terlibat saat komunikasi sedang berlangsung. Pesan berupa informasi baik berupa verbal lisan atau tertulis maupun nonverbal tanpa kata. Sedangkan saluran komunikasi adalah media yang digunakan dalam menyampaikan pesan. Umpan balik dan gangguan juga merupakan hal yang bisa saja terjadi saat komunikasi dilakukan antara manusia. Umpan balik berarti informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Misal, ketika Anda mengikuti acara seminar, setelah acara selesai Anda mengacungkan jari untuk memberikan tanggapan kepada pemateri. Sedangkan gangguan dalam konteks komunikasi dapat berupa gangguan fisik, psikologis, atau semantik. Universitas Sumatera Utara Gangguan fisik dapat digambarkan melalui contoh ketika Anda berbicara dengan teman Anda, namun suara orang lain mengganggu pendengaran teman Anda dan bisa saja pesannya tidak sampai. Sedangkan gangguan psikologis datang dari si komunikator atau komunikan. Misal, prasangka yang telah terbentuk sejak awal. Setelah itu, gangguan semantik di mana komunikator dengan komunikan tidak memiliki kesamaan arti dalam memaknai pesan.

2.2.2 Komunikasi Nonverbal