106
4.4 Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV
Persero Unit Usaha Tinjowan.
Adapun dalam hasil penelitian ini,mobilitas sosial karyawan perempuan di Unit Usaha Tinjowan membentuk dua jenis mobilitas sosial, yaitu dalam bentuk mobilitas
sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal yang terjadi dan dialami oleh karyawan laki-laki dan perempuan dan status pekerjaannya sebagai karyawan pelaksana di PT.
Perkebunan nusantara IV persero Unit Usaha Tinjowan. Mobilitas sosial karyawan perempuan disebabkan karena adanya kesempatan
karir bagi para karyawan dan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan oleh perusahaan perbagian pekerjaan,baik dilapangan maupun dikantor. Kesempatannya tersebut bersifat
terbuka,dengan indikator penilaian seperti kedisiplinan kerja karyawan,perilaku kerja karyawan,pendidikan atau keahlian dan keterampilan yang dimiliki karyawan dan juga
faktor umur para karyawar. Umur menjadi patokan demi kebaikan kinerja karyawan,karena untuk batas sendiri telah diatur untuk masa pensiun kerja pada umur 55
tahun untuk kalangan karyawan pelaksana baik laki-laki dan perempuan.
4.4.1 Mobilitas Sosial Vertikal Naik Karyawan
Mobilitas sosial vertikal naik karyawan terlihat dengan adanya atau terjadinya kenaikan golongan karyawan yang dimiliki oleh semua karyawan,kesempatan untuk
kenaikan golongan sama antara karyawan perempuan dan karyawan laki-laki,karyawan pelaksana dan karyawan pimpinan. Kenaikan golongan karyawan dimulai dari IA sampai
dengan IID untuk karyawan pelaksana dan IIIA sampai dengan IVD untuk golongan karyawan pimpinan. Kenaikan tersebut secara otomatis berdasarkan skala per golongan
Universitas Sumatera Utara
107
biasa disebutnya. Jadi,semua karyawan di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Usaha Tinjowan secara otomatis mengalami kenaikan golongan sebagai mobilitas sosial
vertikal naik karyawan. Selain mobilitas sosial vertikal naik karyawan,mobilitas sosial vertikal naik lainnya dalam bentuk kenaikan pangkat dari karyawan pelaksana ke
karyawan pimpinan misalnya yang dialami oleh Ibu Yatmi selaku kepala sekolah SMP Yapendak Tinjowan yang dahulunya merupakan seorang guru karyawan perempuan
biasa,namun disini tidak ditemukan karena untuk kalangan karyawan pelaksana perempuan. Untuk mobilitas sosial vertikal turun kartyawan perempuan juga tidak
diketemukan. Secara tidak langsung karyawan hanya mengalami mobilitas sosial vertikal naik terkait dengan kenaikan golongan karyawan.
Seperti yang diutarakan bapak Mirvan Ariza 28th, selaku asisten SDM dan UMUM Unit Usaha Tinjowan :
“kalo mengenai kenaikan golongan karyawan diatur dalam PKB. Disitu tergambar komposisi skala dan gaji poko karyawan
pergolongannya dalam bentuk tabel dan skala golongan. Untuk mengenai kesempatan karir kayak pemindahan kerja dan posisi
kerja karyawan itu sebenarnya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan bagian kerja tertentu.”
Mobilitas sosial vertikal naik pada karyawan terjadi sesuai dengan kebutuhan pada posisi atau bagian kerja di Unit Usaha Tinjowan. Kemudian para karyawan
memenuhi persyaratan kenaikan tersebut sebagai tanggung jawab dan kewajiban mereka sebagai karyawan,dan secara otomatis hak mereka akan disesuaikan dengan kenaikan
karir,kalau naik golongan karyawan maka secara otomatis dalam skala golongan karyawan gaji pokok pun akan meningkat sesuai dengan syarat dan ketentuan yang
diberlakukan karyawan di Unit Usaha Tinjowan.
Universitas Sumatera Utara
108
Hal terbaru yang ditemukan dalam mobilitas sosial vertikal naik karyawan,yaitu kenaikan posisi kerja dan karir namun harus pindah tempat dan posisi kerja untuk
kenaikkan tersebut. Misalnya hal yang terjadi pada Ibu Yatmi selaku guru SMP Yapendak yang dulunya hanya guru biasa ditempat atau posisi kebun lain atau di SMP
Yapendak dari kebun lain dan sekarang menjadi Kepala Sekolah SMP Yapendak Tinjowan dan merupakan kesempatan karir untuk karyawan perempuan yang bekerja
dibidang pendidikan sebagai tenaga pengajar atau guru di SMP Yapendak Tinjowan. Ungkapan Ibu Yatmi selaku Kepala Sekolah SMP Yapendak Tinjowan :
“...ibu sebelum jadi kepala sekolah di Yapendak Tinjowan ibu juga guru biasa dan juga karyawan di kebun lain,dulu sebelum di
Tinjowan ibu dari Bah Butong juga kepala sekolah,di kebun Pabatu ibu juga kepala sekolah. Waktu masih di Pabatu guru dan naik jadi
kepala sekolah di SMP Yapendak Pabatu dulunya guru ngajar keterampilan,aksara arab melayu,dan kesenian,ipa juga.”
Penjelasan selengkapnya mobilitas sosial vertikal naik karyawan perempuan yang terjadi sama ibu Yatmi,yaitu pada tahun 1982 kebun Tinjowan sebagai guru keterampilan
dan guru PSPB, tahun 1988 kebun pabatu sebagai guru keterampilan,aksara arab melayu dan biologi atau IPA. Kemudian mengalami kenaikan menjadi Kepala Sekolah SMP
Yapendak Pabatu pada tahun 2008,dan pada tahun 2009 pindah kekebun Bah Butong,dan tahun 2012 lalu pindah ke Unit Usaha Tinjowan menjadi Kepala Sekolah SMP Yapendak
Tinjowan sampai saat ini, kemudian bahwasannya ibu Yatmi mengalami Mobilitas Sosial Vertikal Naik dan sekaligus mobilitas sosial horizontal untuk pindah tempat kerja dari
Kebun Bah Butong ke Unit Usaha Tinjowan,walau tetap sebagai kepala sekolah SMP Yapendak dan sekaligus karyawan perempuan pimpinan di PT. Perkebunan Nusantara IV
Persero Unit Usaha Tinjowan.
Universitas Sumatera Utara
109
Selain Ibu Yatmi,karyawan perempuan yang “akan” mengalami kenaikan posisi kerja dan jabatan dari guru menjadi kepala sekolah SMP Yapendak akan terjadi pada ibu
Chandra Utami yang akrab disapa oleh anak didiknya ibu CH ini,beliau akan mengalami hal yang sama seperti ibu Yatmi dan pindah ke kebun Ajamu dan menjadi kepala sekolah
disana namun masih dalam proses dan mudah-mudahan terjadi karena menjadi salah satu harapannya juga. Penuturan dari ibu Chandra Utami 53 tahun guru SMP Yapendak
Tinjowan yang akan pindah ke kebun Ajamu menjadi Kepala Sekolah SMP Yapendak disana,berikut penuturannya :
“..menurut aturan denger-denger beberapa waktu lagi akan pindah ke SMP Yapendak Ajamu jadi kepala sekolah disana. Namanya
naik pasti semua orang menginginkannya apalagi pekerja perempuan nak. Kita doakan saja dan insya semua lancar. Sudah
doakan saja,memang masalah pindah-pindah sesuai dengan kebutuhan perusahan dan aturannya dari atasan dari pusat sana.”
Walaupun sekedar harapan dan keinginan semua karyawan laki-laki dan perempuan untuk naik posisi kerja dan jabatan misalnya dari karyawan pelaksana jadi
karyawan pimpinan,namun semua karyawan harus tetap maksimal dalam bekerja. Karena promosi jabatan akan terjadi pada kapan saja waktunya sesuai dengan kebutuhan
perusahaan di PT. Perkebunan Nusantara IV persero. Dalam hal ini,keputusan dari pimpinan direksi dari kantor pusat yang akan mengambil keputusannya yang diturunkan
kepada setiap pimpinan disetiap Unit Usaha dan Grup Unit Usaha,untuk melakukan penilaian dan rekomendasi setiap karyawan untuk kesempatan naik posisi atau promosi
jabatan tersebut. Selain itu,lama masa bekerja merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dalam penilaian parakaryawan untuk terjadinya proses kenaikan
jabatan,pertimbangan tersebut dilakukan oleh bagian SDM dan UMUM dan
Universitas Sumatera Utara
110
pertimbangan Assistem SDM dan UMUM dan keputusan dari Direksi dan Manajer Unit Usaha Tinjowan.
Kemudian untuk penurunan karir atau mobilitas sosial vertikal turun karyawan di Unit Usaha Tinjowan sangat terjadi dan minim sekali. Karena semua karyawan yang
dialami adalah kenaikan golongan. Penurunan golongan hanya terjadi jika terjadi kesalahan,misalnya karyawan tersebut melakukan kesalah yang merugikan perusahaan
dan nama baiknya,maka yang bersangkutan akan langsung dirurunkan atau bahkan dipensiunkan atau diberhentikan tidak menggunakan istilah di PHK dan semua diatur
dalam PKB terkait kesalahan kerja yang pernah dilakukan para karyawan perempuan atau laki-laki saat bekerja. Minim bahkan tidak adanya karyawan yang melakukan kesalahan
saat bekerja karena karyawan di Unit usaha Tinjowan masih bisa dibilang bekerja dengan loyalitas kerja yang lumayan baik,walau tidak begitu sempurna dengan loyalitas tinggi
namun baik secara kinerja semua karyawan baik karyawan yang kerja dikantor ataupun dilapangan. Karena selain diatur dalam PKB,semua hak dan kewajiban sebagai karyawan
selama ini sudah dilakukan sesuai dengan proposi kerja masing-masing bagian kerja dengan tanggung jawab dan kedisiplinan kerja yang baik dilakukan para karyawan di
Unit Usaha Tinjowan.
4.4.2 Mobilitas Sosial Horizontal Karyawan Perempuan Adapun Mobilitas Sosial Horizontal Karyawan perempuan terlihat dari
pemindahan kerja yang terjadi pada para karyawan. Pemindahan kerja tersebut dapat berbentuk pemindahan posisi kerja dan tempat kerja,sampai dengan pindah kebun.
Seperti yang pernah dialami informan karyawan perempuan Ibu Jemina,beliau dulu
Universitas Sumatera Utara
111
menjadi guru di TK Ria Sari Tinjowan dan akhirnya pindah posisi dan tempat kerja kebagian kantor SDM dan UMUM Unit Usaha Tinjowan. Berikut penuturannya ;
“...sudah kurang lebih 10tahun dikantor SDM dulunya ngajar jadi guru TK. Dan sekarang dikantor SDM jadi kerja bagian
administrasi dan pengarsipan semenjak tahun 2004 kekantor dari TK. Sangat menginginkannya agar biar hidup lebih baik lagi. Dan
keluarga juga dukung kok semua. Itu semua harus dilakukan dengan bekerja bertanggung jawab dan maksimal dikerjakannya.
Kan jadi penilaian nanti sama pimpinan untuk bisa pindah kerja ketempat yang enak dan baik lagi...”Ibu Jemina,54 tahun
Selain mobilitas sosial horizontal dalam bentuk pemindahan posisi dan pindah
kerja yang dialami dari kalangan karyawan pelaksana perempuan,dalam bentuk pindah kebun mutasi kerja juga dialami karyawan pimpinan perempuan. Seperti yang dialami
ibu Yatmi selaku kepala sekolah SMP Yapendak. Dulunya dia di kebun bah butong dan pindahke Unit Usaha Tinjowan,dan sebelumnya lagi dari kebun Pabatu sebelum pindah
dan naik dari guru menjadi Kepala Sekolah Yapendak. Karyawan pimpinan laki-laki seperti bapak Mirvan Ariza selaku assisten SDM dan Umum,sebelum menjadi di assisten
di Unit Usaha Tinjowan sebelumnya di kebun Sei Kopas. Untuk pindah kebun dan mutasi kerja,kebetulan masih didominasi pada karyawan pimpinan. Namun untuk karyawan
pelaksana sendiri jika ada kekurangan tenaga kerja karyawan terjadi baru diambil dari kebun lain.atau misalnya ada konversi tanaman maka terjadi pengurangan tenaga kerja
dan kemudian dimutasi kekebun lain dan itu masih minim terjadinya,yang biasa mengalami mutasi kerja dan pindah kebun dialami oleh karyawan pimpinan dan telah
diatur oleh pihak direksi perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Persero,kantor Pusat Medan.
Hal ini ditambahkan oleh bapak Sujais :
Universitas Sumatera Utara
112
“bahwasannya kalopun dipindahkan tempat kerja,misal saya dari lapangan
terus kekantor,hanya tempatnya saja bukan berarti naik,tempatnya saja yang pindah,itu yang ditengok utamanya memang
diperlukan ditempat bagian tersebut. Baru kita dipanggil sama pak SDM dan ditanya-tanya,tentang kemampuan kita. Semua orang pasti ingin
naik,tapi yang ada juga yang enjoy dengan pekerjaan dia ditempat lama. Kalo saya syukuri saja”.
Hal tersebut membuktikan bahwa semua karyawan menginginkan pindah apalagi ketempat yanng lebih baik lagi dan kesempatannya sama. Hanya saja yang perlu
diperhatikan adalah kesempatan seperti lowongan ditempat tersebut,jika diperlukan tenaga atau kekurangan maka akan ada yang ditempatkan kebagian pekerjaan tersebut.
Digaris bawahi perpindahan posisi tempat kerja karena kekurangan tenaga kerja dan masih dalam Unit Usaha Tinjowan.
4.4.3 Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di Unit Usaha Tinjowan
Adapun bentuk-bentuknya sebagai berikut : 1. Terjadi pada semua karyawan seperti kenaikan golongan,baik karyawan pelaksana dan
pimpinan 2. Turun dan pindah sanksi turun jabatan ketika karyawan melakukan
kesalahan,diturunkan jabatan dan sekaligus dipindahkan dalam penelitian ini minim terjadinya
3. Pindah kerja mutasi kesempatan naik dari karyawan pelaksana ke karyawan pimpinan dan atau pindah kebun.
Universitas Sumatera Utara
113
4. Pemindahan kerja tersebut diatur oleh perusahaan dan disesuaikan dengan kebutuhan pada suatu kebun syarat dan ketentuan yang diberlakukan PT. Perkebunan Nusantara IV
Persero 5. Mobilitas sosial yang otomatis dan langsung terjadi dan dialami pada setiap karyawan
laki-laki dan perempuan naik golongan,dan pindah kerja dari dulu pertama masuk sampai posisi dan tempat kerja sekarang selama masa kerja dan masih dalam Unit Usaha
Tinjowan. Kemudian digambarkan dalam bentuk atau alur garis mobilitas sosial karyawan
sebagai berikut : 1. Mobilitas sosial vetikal naik dan turun.
2. Mobilitas sosial vertikal naik dan pindah.
3. Mobilitas sosial Horizontal dan naik
4.4.4 Kesempatan Pelatihan Karyawan Perempuan
Adapun kemudian para karyawan juga diberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelatihan dan melaksanakan kediplinan kerja. Dalam Perjanjian Kerja
Bersama PKB Periode 2010-2011,BAB XI Pembinaan keahlian dan keterampilan serta
Universitas Sumatera Utara
114
bantuan pendidikan. Pasal 60 Pendidikan dan Pelatihan. Setiap karyawan mempunyai kesempatan yang sama untuk maju dan berkembang serta mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang dibiayai oleh perusahaan. Baik karyawan laki-laki dan karyawan perempuan semua kesempatannyanya sama untuk mengikutinya. Dua informan
karyawan laki-laki yang pernah mengikuti pelatihan kerja : bapak Sopian 43 tahun yang pernah mengikuti pelatihan kerja. Beliau pernah mengikuti pelatihan kerja GPS di
Kebun Bah Jambi tahun 2008. Bapak Tarmidi 48 tahun yang bekerja pada bagian pengamanan. Beliau pernah mengikuti pelatihan kerja untuk sekolah Satpam pengaman
di Medan tahun 2005. Karyawan perempuan yang pernah mengikuti pelatihan, seperti : Ibu Sri Rezeki
Boru Sembiring 49 tahun,selaku mandor pemeliharaan dilapangan. Dirinya pernah mengikuti pelatihan di wisma tentang penyerbukan tanaman yang sosialisasinya
dilakukan setiap tahun dan juga pelatihan mandor setiap semester. Ibu Emna Ariani 53 tahun,yang bekerja dibagian Tata Usaha. Dirinya pernah mengikuti pelatihan berupa
penataran P4 tahun 1981 di Afdeling. Kalau untuk guru SMP Yapendak yang juga karyawan perempuan pernah mengikuti penataran guru yang dilaksanakan oleh dikjar
bukan dari perusahaan namun seizin dari perusahaan juga untuk kepentingan kemajuan pendidikan seorang guru yang juga karyawan di SMP Yapendak,seperti Ibu Chandra
Utami 53 tahun. Sebenarnya semua kesempatan sama disetiap bagian pekerjaan karyawan,ada
yang dilakukan per semester ada yang dilakukan pertahun seperti untuk pelatihan para karyawan dan mandor yang bekerja dilapangan dan pelatihan dalam bentuk lainnya yang
bisa diikuti oleh karyawan perempuan dan laki-laki sesuai dengan program kepelatihan
Universitas Sumatera Utara
115
yang diberikan pada setiap masing-masing bagian kerja baik di lapangan ataupun bagian kantor di Unit Usaha Tinjowan.
4.4.5 Klasifikasi Informan berdasarkan Mobilitas Sosial Vertikal dan Horizontal Karyawan Unit Usaha Tinjowan.
Informan Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas Sosial Horizontal Karyawan Perempuan
1 Naik golongan. Sekarang IID
Guru TK ke kantor bagian SDM dan Umum
2 Naik golongan. Sekarang IIC2
Dinas luar ke kebun lain 3
Naik golongan. Sekarang ID0 Lapangan ke guru SMP
4 Naik golongan. Sekarang IIC3
Lapangan ke kantor bagian TU 5
Naik golongan. Sekarang IC1 -
6 Naik golongan. Sekarang IIC5
Pindah dan naik jadi Kepala Sekolah SMP Yapendak Ajamu.
Karyawan Laki-laki 7
Naik Golongan. Sekarang IIB3 - 8
Naik Golongan. Sekarang ID Lapangan ke kantor bagian Tanaman
9 Naik Golongan. Sekangan
IIA0 Lapangan,pabrik,laboratorium,timbangan
dan ke kantor bagian pengolahan 10
Naik Golongan. Sekarang IC Pindah pos jaga
11 Naik golongan. Sekarang IIA3
Padang mattinggi ke Tinjowan
Universitas Sumatera Utara
116
lapangan 12
Naik golongan. Sekarang IC0 Lapangan ke kantor bagian SDM dan
Umum Pensiunan karyawan dan Pangulu Nagori Tinjowan,Ketua SPBUN,Kepala Sekolah
Yapendak,Assisten SDM dan UMUM Unit Usaha Tinjowan 13
Naik golongan sekarang IIA1 Afdeling 11,7,1,4,6,4 baru
14 Naik golongan terakhir IID
pensiun Kebun Adolina ke Tinjowan
15 Naik golongan sekarang IIID4
Tinjowan,Pabatu,Bah Butong,Tinjowan kepala sekolah SMP Yapendak
16 Sekarang IIIA4
RS. Laras,Sei Kopas,Tinjowan
4.5 Pandangan Karyawan laki-laki terhadap pekerjaan karyawan perempuan di