12
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, isu gender antara kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam dunia kerja menjadi isu yang hangat dalam konteks relasi antara perempuan dan laki-laki
didalam keluarga, masyarakat, ataupun negara. Pekerja perempuan belum mendapatkan kesempatan yang sama dengan pekerja laki-laki untuk beberapa hal dalam sektor publik
terutama mengenai pekerjaan dan jabatan atau posisi tertentu. Posisi seperti direktur utama dirut karena sistem maka laki-lakilah yang masih dapat menduduki posisi
tersebut, sedangkan perempuan masih dianggap belum mampu. Sebagai contoh beberapa publik figure atau tokoh perempuan yang berhasil menempati posisi penting seperti
direktur utama yaitu, Galaila Karen Gustiawan yang menjadi dirut PT. Pertamina persero yang menjabat tahun 2009. Dalam posisi lain seperti Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan anak, Linda Amalia Sari Gumelar dan dalam birokrasi seperti wakil ketua II MPR Hj. Melani Leimena Suharli dan sebelumnya BRA. Mooryati
Soedibyo. Mereka merupakan salah satu contoh perempuan yang dapat menduduki posisi penting dalam birokrasi.
Menurut Badan Pusat Statistik BPS pada sensus penduduk 2010 Sumatera Utara dan Indonesia, Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara sebanyak 12. 982. 204
jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 6. 382. 672 jiwa 49,16 persen dan di daerah perdesaan sebanyak 6. 599. 532 jiwa 50,84
persen. Penduduk laki-laki Provinsi Sumatera Utara sebanyak 6 .483. 354 jiwa dan
Universitas Sumatera Utara
13
perempuan sebanyak 6. 498. 850 jiwa. Seks Rasio adalah 100, berarti terdapat 100 laki- laki untuk setiap 100 perempuan. Data dapat dibagi menjadi data Penduduk Angkatan
Kerja dan data Penduduk yang bekerja dari sensus penduduk tahun 2010 dan 2013 yang dijadikan sebagai rujukan dalam latar belakang penelitian ini. Sensus bulan Februari 2010
Penduduk yang Bekerja mencapai 107,41 juta jiwa dan sensus bulan Februari 2013
Penduduk yang bekerja mencapai 114,21 juta jiwa. Sedangkan, jumlah Angkatan Kerja
pada sensus 2010 mencapai 116,00 juta jiwa, dan pada sensus 2013 Angkatan Kerja
mencapai 121,19 juta jiwa. http:sp2010.bps.go.id
Tabel 1. Komposisi Penduduk yang Bekerja menurut jenis pekerjaan, jabatan dan jenis kelamin di Indonesia.
No. Jenis PekerjaanJabatan
Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 2
3 4
5
1 Tenaga profesional, teknisi dan yang
sejenis 3,719,736
4,217,828 7,937,564
2 Tenaga kepemimpinan dan
ketatalaksanaan 924,369
194,015 1,118,384
3 Tenaga tata usaha dan yang sejenis
3,751,665 2,544,906
6,296,571 4
Tenaga usaha penjualan 9,840,585 11,464,391 21,304,976
5 Tenaga usaha jasa
3,394,543 3,099,308
6,493,851
6 Tenaga usaha pertanian, kehutanan,
perburuan, dan perikanan 24,419,781 14,938,898 39,358,679
Universitas Sumatera Utara
14
7 Tenaga produksi,operator alat-alat
angkutan dan pekerja kasar 23,631,000 7,335,600
30,966,600
8 Lainnya
524,342 20,222
544,564 JUMLAH
70,206,021 43,815,168 114,021,189
Sumber : Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Sensus bulan Februari 2013. http:pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id
Tabel 2. Angkatan Kerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin di Indonesia. No.
Pendidikan Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki
Perempuan 1
2 3
4 5
1 SD
33,349,016 23,317,438 56,666,454
2 SMTP
14,351,763 7,755,373
22,107,136 3
SMTA 20,388,152 10,249,913
30,638,065 4
Diploma IIIIIIAkademi 1,619,466
1,795,087 3,414,553
5 Universitas
4,690,160 3,675,344
8,365,504 JUMLAH
74,398,557 46,793,155 121,191,712
Sumber : Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Sensus Bulan Februari 2013. http:pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id
Hal ini terlihat bahwa secara jumlah perempuan menjadi mayoritas karena angka menunjukkan perempuan lebih banyak jumlahnya dari pada laki-laki, tetapi data
Universitas Sumatera Utara
15
berdasarkan seperti Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, Pendidikan, dan Kesempatan kerja jumlah laki-laki lebih banyak dari pada Perempuan.
Dominasi laki-laki terjadi pada : -
Status-status penting dalam pekerjaan -
Posisi atau jabatan tertentu posisi atas yang biasanya ditempati oleh laki-laki seperti manajer, direktur dan lain sebagainya.
- Pengangkatan dan kesempatan kerja
- Dan pekerjaan atau lembaga institusi tertentu yang masih didominasi laki-
laki. Dari total populasi 112 juta jumlah pekerja di Indonesia data Badan Pusat
Statistik tahun 2012, saat ini ada 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Itu artinya, jumlah pekerja perempuan hampir sama
besarnya dengan pekerja laki-laki. Hal yang lebih penting, pada saat yang sama perempuan juga menemukan kebebasan untuk tetap menjalankan perannyasebagai
seorang ibu untuk perempuan yang sudah menikah, dan menjadi seorang single career untuk Perempuan yang mengutamakan karir dan masa depannya untuk bekerja disebuah
perusahaan. Pemberdayaan kaum perempuan yang menjadi cita-cita Kartini saat ini telah dapat dinikmati oleh sebagian besar perempuan. Sebagian dari kita tidak saja telah dapat
menemukan pekerjaan sesuai passion, tetapi juga telah memperoleh kebebasan finansial. Kompasiana.com
Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender PUG di Kementerian atau lembaga merupakan implementasi Inpres No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional. Sesuai dengan Inpres tersebut kementerian atau lembaga
Universitas Sumatera Utara
16
berkewajiban untuk mengintegrasikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program, dan kegiatan diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Agar suatu penyusunan kebijakan dapat mempertimbangkan aspek
Gender, dukungan pejabat lain sangat diperlakukan. Inpres Nomor 9 Tahun 2000 diacu oleh Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah RPJM Nasional Tahun 2010-2014, yang menetapkan Kebijakan Pengarusutamaan Gender PUG lintas Bidang pembangunan, sebagai salah satu prinsip
dan landasan operasional bagi seluruh pelaksanaan pembangunan RPJMN 2010-2014. Pengarusutamaan gender dalam pembangunan adalah strategi yang digunakan untuk
mengurangimenghilangkan kesenjangan antara penduduk laki-laki dan perempuan Indonesia dalam mengakses dan mendapatkan manfaat pembangunan, serta
meningkatkan partisipasi keduanya dalam pengambilan keputusan dan penguasaan terhadap sumberdaya pembangunan, seperti misalnya pengetahuan, keterampilan,
informasi, kredit. Panduan Pelatihan Pengarusutamaan Gender Kementerian Keuangan, tahun 2011
PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas
kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku
berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya. PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan Teh, dan
3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan
Universitas Sumatera Utara
17
Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas,
Batubara dan Mandailing Natal. http:www.ptpn4.co.id PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Usaha Tinjowan merupakan
perkebunan kelapa sawit dan memiliki pabrik kelapa sawit PKS untuk mengelola hasil panen sawit sampai menjadi CPO bahan setengah jadi. Ada beberapa bagian pekerjaan
yang biasa ditempati dan diduduki oleh karyawan perempuan di Unit Usaha Tinjowan, dan pembagian kerja ini dapat dilihat dari status sosial pekerjaan seperti, buruh dan
stratifikasi sosial pekerjaan berdasarkan struktur organisasi kerja. Secara umum, bisa dilihat keterlibatan Perempuan dalam perkebunan sebagai berikut ;
1. Sisi pertama, kegiatan perempuan atau ibu istri tidak bekerja dari karyawan
pelaksana atau pimpinan di Unit Usaha Tinjowan : a.
IKBI ikatan keluarga besar istri b.
Pengurus Perwiritan c.
Pengajian IKBI d.
Pengurus Koperasi Karyawan. e.
MTSI agama islam dan PUK agama Kristen 2.
Sisi kedua, perempuan yang terlibat langsung pada sector perkebunan,bagian kantor dan pekerjaan lapangan :
a. Serikat Pekerja Perkebunan SPBUN
b. Karyawan tetap karyawan pelaksana dan karyawan pimpinan
c. Karyawan tidak tetap honor perusahaan dan outsouching
d. Pelayan atau pembantu di kantor
Universitas Sumatera Utara
18
e. Karyawan perempuan yang bekerja dilapangan, seperti mandor atau
karyawan lapangan biasa bidang pemeliharaan tanaman dilapangan. f.
Perempuan yang ikut membantu suaminya memanen buah.
Menurut Mazdalifah dalam jurnal Harmoni Sosial, 2007, Perempuan yang bekerja di perkebunan khusus sebagai buruh disebabkan karena dua alasan. Pertama,
penghasilan suami umumnya bekerja sebagai karyawan perkebunan tidak mencukupi. Kondisi ini kemudian menyebabkan istri harus bekerja guna memenuhi ekonomi
keluarga. Kedua, pekerjaan tersebut relatif mudah dan dapat dilakukan siapa saja. Pekerjaan sebagai buruh tidak membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tinggi, atau
dapat dikatakan hanya membutuhkan tenaga. http:mazdalifahjalil.wordpress.com20120301kehidupan-buruh-perempuan-
perkebunan-di-desa-sukaluwei-kecamatan-bangun-purba-kabupaten-deli-serdang Dalam hal eksistensi dan mobilitas sosial pada karyawan perempuan, dapat
terlihat dari keseharian karyawan perempuan mulai dari pertama kali masuk kerja sampai dengan karir yang dimiliki sekarang. Karyawan perempuan tersebut memperlihatkan
dalam hal memiliki kesempatan yang sama dengan karyawan laki-laki mengenai golongan atau jabatan ataupun jenjang karir berbeda setiap instansi dan birokrasi dan
membentuk sebuah stratifikasi pekerjaan masing-masing. PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan, memiliki prosedur tersendiri
mengenai proses perekrutan karyawan baik perempuan maupun laki-laki. Penilaian mengacu pada kualitas diri para karyawan dan kinerjanya selama ini. Data dibawah
menunjukkan jumlah karyawan perempuan dan laki-laki di Unit Usaha Tinjowan.
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 3. Komposisi Karyawan Perempuan Menurut Bagian Kerja dan Jenis Kelamin di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.
No. Bagian Pekerjaan
Karyawan Pelaksana Jumlah
Laki – laki Perempuan
1 2
3 4
5 1
Dinas Tanaman 4
1 5
2 Kantor Tata Usaha
13 7
20 3
Gudang 4
4 4
SDM dan Umum 13
14 27
5 Pengamanan
18 18
6 Transport
13 13
7 Teknik sipil
16 20
36 8
Bengkel 7
7 9
Bengkel umum 16
16 10
Bengkel listirk 6
6 11
PKS 65
65 12
Pengolahan 18
5 23
13 Afdeling I
59 17
76 14
Afdeling II 62
17 79
15 Afdeling III
57 16
73 16
Afdeling IV 56
15 71
17 Afdeling V
50 20
70 18
Bibitan 4
3 7
Universitas Sumatera Utara
20
Jumlah 479
135 614
data diambil dari bagian SDM dan Umum Unit Usaha Tinjowan, April 2014 Nb: Tanda menandakan banyaknya jumlah Karyawan Perempuan pada bagian
Pekerjaan tersebut. Dari data dan realitas sosial yang ditemukan dilapangan, maka peneliti tertarik
untuk meneliti mengenai Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di Perkebunan studi Pada Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit
Usaha Tinjowan,dan peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan menjadikan karyawan perempuan menjadi objek penelitian untuk melihat eksistensi dan
mobilitas sosial karyawan perempuan dalam penelitian ini.
1.2 Perumusan Masalah