37
karyawan tetap dengan gaji bulanan dan ada juga pekerja yang berstatus tidak karyawan. Perempuan-perempuan ini hanya sebagai pendamping suami mereka yang bekerja
sebagai BHL buruh harian lepas yang bekerja secara untuk memanen buah sawit dan para perempua ini bekerja untuk mengutip buah brondolan yang jatuh. Hal tersebut
terkait dengan ketersediaan perempuan pada masa kolonial dulu yang bekerja dan disediakan untuk sebagai pengganti kerja laki-laki.
2.6 Aspek Eksistensialisme
Menurut Vandenberg 1991, penderkataan eksistensi tidak dapat digunakan untuk menjelaskan inkonsistensi logis dan rasionaliasi,sseprti kasus-kasus yang berkaitan
dengan agama, kepercayaan terhadap kehidupan sesudah kematian, dan kecemasan akan kematian. Pendekatan eksistensial tidak melihat mengapakita berpikir seperti in, tetapi
hanya bahwa kita berpikir seperti ini. Sama halnya pertanyaan mengenai menjadi etis dan bermoral, dan rasa bersalah ketika melakukan perilaku yang tidak bermoral, dilihat
sebagai aspek penting manusia dari alih-alih hanya sekedar produk sampingan dari faktor biologis. Permasalahan etis dan spiritual seharusnya tidak diabaikan ataupun dijelaskan
terlalu jauh. Friedman dan Schustack,2006
Hal ini kemudian ditambahkan menurut Zainal Abidin 2008 Eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur dan mengalami perkembangan atau
sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan individu dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya. Oleh sebab itu, arti istilan eksistensi analog dengan ‘kata kerja’
bukan ‘kata benda’. Eksistensi adalah milik pribadi. Tidak ada dua individu yang identik.
Universitas Sumatera Utara
38
Oleh sebab itu, eksistensi adalah milik pribadi, yang keberadaannya tidak bisa disamakan satu sama lain.
http:edukasi.kompasiana.com20120322eksistensi-manusia- 444068.html
Dalam hal lainnya eksistensi manusia mengacu pada kualitas personal. Bukan sperti yang dimengerti oleh masyarakat kaum awam, yang biasanya dan selalu
mengidentifikasikan eksistensinya dengan status sosial,sehingga ada anggapan bahwa orang yang eksis adalah orang yang kaya, punya wewenang besar dan memiliki power.
Hakikat eksistensi yaitu gabungan dari unsur-unsur yang subjektif seperti etos, moral, kemampuan, kompetensi dan kecakapan.
2.7 Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial menurut Horton and Hunt 1987,dapat diartikan sebagai gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Mobilitas sosial bisa berupa
peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan biasanya termasuk pula segi penghasilan yang dialami oleh beberapa individu atau oleh keseluruhan anggota
kelompok. Kemudian mobilitas sosial memiliki dua faktor yang mempengaruhi secara keseluruhan mobilitas sosial,yaitu faktor individu dan faktor struktural. Suyanto dan
Narwoko,2013 Dalam hal ini, proses keberhasilan seseorang mencapai jenjang status sosial yang
lebih tinggi atau atau proses kegagalan seseorang hingga jatuh dikelas sosial yang lebih rendah yang disebut sebagai mobilitas sosial. Dengan demikian,jika kita berbicara
mengenai mobilitas sosial hendaknya tidak selalu diartikan sebagai bentuk perpindahan dari tingkat yang rendah kesuatu tingkat yang lebih tinggi,karena sesungguhnya mobiltas
Universitas Sumatera Utara
39
tersebut terbentuk dalam dua arah. Sebagaian orang berhasil mencapai status yang lebih tinggi,beberapa orang mengalami kegagalan,dan selebihnya tetap tinggal pada status
yang sama hanya bergeser,bergerak dan berpindah ketempat yang berbeda atau kesamping kanan ataupun kiri.
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah
mobilitas sosial untuk menekankan bahwa istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Sehingga
Mobilitas Sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Bentuk-bentuk mobilitas sosial :
1. Mobilitas Vertikal naik dan turun adalah pepindahan status sosial yang dialami
seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda. 2.
Mobilitas Horizontal dalam lapisan sosial perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial tertentu.
3. Mobilitas antargenerasi inter generasi dan intra generasi
Menurut Pitirim A.Sorokin, mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran berikut : Angkatan Bersenjata, Lembaga Pendidikan, Organisasi Politik, Lembaga
Keagamaan, Organisasi Ekonomi, Organisasi Profesi, Perkawinan Organisasi, Keolahragaan, dan lain sebagainya. Selain lima saluran tersebut,masih banyak lagi
saluran yang berkaitan dengan mobilitas sosial lainnya,seperti saluran perkawinan,organisasi-organisasi professional dan lain sebaginya. Suyanto dan
Narwoko,2013
Universitas Sumatera Utara
40
Mobilitas Sosial dalam penelitian ini untuk melihat Jabatan, golongan, jenjang karir, perpindahan kerja dan atau mutasi kerja karyawan perempuan di PT. Perkebunan
Nusantara IV Persero Unit Usaha Tinjowan,dimana terdapat stratifikasi dan status pekerjaan yang dimiliki karyawan perempuan, sebagai berikut menurut bentuk dan
jenisnya :
a. Karyawan Pimpinan staff
b. Karyawan Pelaksana nonstaff
c. Karyawan Tetap bulanan di lapangan dan di kantor
d. Karyawan Tidak Tetap out sourching dan Buruh Harian Lepas BHL
2.8 Aspek Jaringan Sosial