Pengertian Komunikasi Massa LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

1. Model Dampak Terbatas Limmited Effect Model

Menurut Joseph Mapper, dalam model ini dijelaskan bahwa komunikasi massa pada umumnya mempunyai dampak yang kecil, menurutnya komunikasi massa efektif dalam mengirimkan pesan tetapi tidak efektif dalam mengubah sikap. Media massa hanya berperan sebagai agen kontributor dalam mempengaruhi audiens, hanya berfungsi di antara dan melalui hubungan dari faktor-faktor dan pengaruh-pengaruh penengah. 8 Yang dimaksud dengan faktor pengaruh penengah meliputi persepsi selektif, penerimaan selektif, dan daya ingat selektif.

2. Model Dampak yang Kuat The Powerfull Effects Model

Elisabeth Noella Neumann menyatakan bahwa dalam keadaan- keadaan tertentu, media massa bisa mempunyai dampak yang signifikan pada sejumlah besar orang. 9 Teori peluru merupakan salah satu gagasan paling awal dan paling sederhana tentang komunikasi massa, yang menganggap dampak yang benar-benar kuat disebabkan oleh komunikasi massa. Menurut riset pada sejumlah topik, termasuk kesenjangan ilmu pengetahuan, penentuan agenda, dan dampak dari kekerasan yang ditayangkan di televisi, menunjukkan bahwa komunikasi massa mempunyai lebih dari sekedar dampak terbatas. Pandangan ini mungkin disebut model dampak moderat yang menunjukkan bahwa komunikasi massa mempunyai dampak yang 8 Werner J. Severin dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2011 Cetakan ke-5, h. 314 9 Werner J. Severin dan James W. Tankard, h. 315 kuat. Dampak yang kuat tersebut tidak terjadi secara universal atau dengan mudah tetapi hanya apabila digunakan teknik-teknik komunikasi yang tepat sesuai dengan keadaan-keadaan yang tepat. 10

D. Social Learning Theory

Social Learning Theory atau teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, dalam teori ini Bandura menekankan tiga hal yang berkaitan dengan perilaku manusia, yaitu: a. Observasional learning. Menurut teori ini setiap orang mempunyai kemampuan untuk meniru perilaku yang dia lihat karena dia belajar mengamati. b. Self evaluation. Hasil pengamatan atas perilaku yang dipelajari itu tidak selalu menentukan perilaku, oleh karena itu kita dapat memantau dan mengevaluasi perilaku kita dnegan melihat bagaimana kita berhadapan dengan situasi dalam kehidupan yang berkaitan dengan standar perilaku yang kita tiru. c. Control and shaping. Menurut teori ini, kita dapat berbuat sesuatu karena kita membutuhkan suatu kontrol terhadap proses internal maupun terhadap lingkungan kita. 11 Teori ini juga menekankan pada tiga tahapan yang berkaitan dengan efek media, yaitu: 10 Werner J. Severin dan James W. Tankard, h 318-319 11 Alo Liliweri, h. 889