Model Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif

langsung, kenyataan yang ada di lingkungan, meliputi benda tiruan, hingga pada lambang abstrak. Pengalaman konkrit akan mempermudah siswa dalam memahami suatu gagasan dibandingkan ketika siswa menerima pengetahuan secara teoritis. Peran guru dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar sangat penting dalam menyediakan benda-benda konkrit serta alat peraga sebagai pendukung pembelajaran, sehingga menjadikan pembelajaran IPA lebih mudah dipahami oleh siswa. Pembelajaran IPA juga menggunakan keterampilan proses dalam pengalaman belajar. Keterampilan proses merupakan perlakuan dalam pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan untuk memperoleh suatu pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pembelajaran IPA juga mencakup empat komponen hakikat IPA. Komponen tersebut meliputi, IPA sebagai produk, IPA sebagai proses, IPA sebagai sikap ilmiah dan IPA sebagai teknologi. Oleh sebab itulah IPA masuk dalam kurikulum di sekolah dasar.

2.1.5 Model Pembelajaran

Model pembelajaran dapat didefinisikan rencana, rancangan atau pola yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Suprijono berpendapat model pembelajaran adalah landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Suprijono, 2015: 64. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencenakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial” Trianto 2007: 1. Joyce dan Weill dalam Miftahul Huda 2014: 73 mendeskripsikan model pembelajaran sebagai pola atau rencana yang digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesain materi-materi instruksional, dan memandu proses pembelajaran di ruang kelas atau di setting yang berbeda.

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif

2.1.6.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif meruakan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pencapaian akademik dan sikap sosial peserta didik melalui kerjasama 2014: 53. Menurut Hamdani 2011: 30 model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswwa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Slavin 1995 menyebutkan model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru mendorong pada siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya peer teaching. Berdasarkan uraian di atas maka secara umum model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok belajar unuk meningkatkan pencapaian akademik dan sosial siswa. Pembelajaran kooperatif juga memiliki ciri dan karakteristik dari model pembelajaran yang lain. 2.1.6.2 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Karakteristik pembelajaran kooperatif menurut Arend 2007: 5 adalah; 1 sisaw bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar; 2 tim yang dibentuk memiliki prestasi tinggi,, sedang dan rendah; 3 tim yang dibentuk heterogen terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender; 4 sistem reward diorientasikan pada kelompok dan individu. Kemudian menurut Hamdani 2011: 31 menyatakan ciriciri pembelajaran kooperatif yaitu; 1 setiap anggota memiliki peran; 2 terjadi hubungan ineraksi langsung di antara siswa; 3 setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya; 4 guru membantu mengembangkan keterampilan-kelerampilan interpersonal kelompok; 5 guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja namun siswa juga mempelajari keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas setiap siswa. Keterampilan-keterampilan kooperatif menururt Lungdern dalam Isjoni, 2012: 46 tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Keterampilan kooperatif tingkat awal, yang meliputi menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi, dan mengundang orang lain. 2. Keterampilan tingkat menengah, yang meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan dengan arif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisir dan mengurangi ketegangan. 3. Keterampilan tingkat mahir, yang meliputi mengolaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi.

2.1.7 Model Belajar Bersama Learning Together

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN LANGENSARI KABUPATEN SEMARANG

0 12 279

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 02 KOTA SEMARANG

42 229 306

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN DI GUGUS IKAN LODAN KOTA SEMARANG

0 28 353

KEEFEKTIFAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SDN DI GUGUS IKAN LODAN KOTA SEMARANG

2 52 308

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Bangsri Kecamatan Karangpan

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Bangsri Kecamatan Karang

0 1 16

KEEFEKTIFAN MODEL TAI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI PEMBENTUKAN TANAH PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL OTA SEMARANG

0 1 81

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN GUGUS WIJAYAKUSUMA NGALIYAN SEMARANG

0 4 84

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 42 PONTIANAK KOTA

0 0 10

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD

0 1 7