Terjemahan Harfiah PENERJEMAHAN AYAT-AYAT JIHAD DALAM ALQURAN TERJEMAHAN KEMENTERIAN AGAMA RI (ANALISIS WACANA) Disusun oleh: IBNUAFAN 108024000008 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014M/

yang susuai dengan bahasa aslinya. 44 Menurut Az-Zarqaniy, terjemahan seperti ini tak ubahnya dengan kegiatan mencari padanan kata. Terjemahan ini juga disebut dengan terjemahan lafdziyah atau musawiah Terjemahan jenis ini dilakukan dengan cara memahami arti kata demi kata yang terdapat dalam teks terlebih dahulu. Kemudian dicari padanan kata dalam bentuk bahasa penerima, dan disusun sesuai dengan urut-urutan kata bahasa sumber meskipun maksud kalimat menjadi tidak jelas. Sejatinya terjemahan harfiah dalam definisi urut-urutan kata dan cakupan makna persis seperti bahasa sumber tidak mungkin dilakukan, karena masing-masing bahasa selain mempunyai ciri khas sendiri dalam urut-urutan kata dan makna yang terkandung di dalamnya.

b. Terjemahan tafsiriyah atau maknawiah

Terjemahan jenis ini adalah alih bahasa tanpa terikat dengan urut-urutan kata atau susunan kalimat bahasa sumber. Dalam definisi lain adalah menerangkan pengertian yang terkandung dalam suatu kalam dengan bahasa yang lain dengan terlepas dari kosa kata dan struktur kalimat bahasa lainnya. Terjemahan tafsiriyah mengutamakan ketepatan makna dan dimaksud secara sempurna dengan konsekuensi terjadi perubahan urut-urutan kata atau susunan kalimat. Karena itu terjemahan ini juga dinamakan dengan terjemahan maknawiah karena mendahulukan ketepatan makna. Az-Zarqaniy dan 44 Miftah Faridl dan Drs. Agus Syihabuddin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam Bandung: Pustaka, 1989h. 307 Manna’ al-Qattan sama-sama menamakan terjemahan tafsiriyah dengan terjemahan maknawiah, walaupun di antara keduanya memiliki perbedaan dalam aspek lain. 45 Az-Zarqaniy memberikan nama terjemahan tafsiriyah karena teknik yang digunakan oleh penerjemah dalam memperoleh makna dan maksud yang tepat, mirip dengan teknik penafsiran, padahal bukan semata-mata tafsir. Metode yang dipakai dalam terjemahan tafsiriyah adalah dengan memahami terlebih dahulu maksud teks bahasa sumber, kemudian maksud tersebut disusun dalam kalimat bahasa penerima tanpa terikat dengan urut-urutan kata atau kalimat bahasa sumber. Berikut ini adalah syarat-syarat kualifikasi penerjemahan tafsiriyah kriteria diperbolehkannya sebuah terjemahan dapat diidentifikasi 46 : a Penerjemahan harus sesuai dengan konteks bahasa sumber dan konteks bahasa penerima. Yang dimaksudkan penerjemahan harus sesuai dengan konteks bahasa sumber adalah penerjemahan harus benar-benar sejalan dengan yang dibicarakan dalam bahasa sumber. Contohnya adalah tentang kata . Dalam konteks kisah Nabi Yusuf dalam surat Yusuf ayat 10, kata berbeda dengan kata dalam konteks teknologi otomotif yang berarti mobil. Kata dalam kisah Nabi Yusuf tersebut bermakna beberapa orang musafir. 45 Ibid, h. 307. 46 Dr. Ismail Lubis, MA., Falsifikasi Terjemahan Al-Qur’an Departemen Agama Edisi 1990, Jogja: Tiara Wacana, 2001, hal. 62-63