Skema Peristiwa Event Schemas
Skema yang paling sering dipakai, karena setiap peristiwa selalu ditasirkan dan dimaknai dengan skema tertentu
c. Konteks Sosial
Dimensi ketiga dari analisis Van Dijk ini adalah konteks sosial, yaitu bagimana wacana komunikasi diproduksi dalam masyarakat. Titik tekannya
adalah untuk menunjukkan makna dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik diskursus dan legitimasi. Menurut Van Dijk, terdapat dua poin
penting, yakni praktik kekuasaan power dan akses acces. Praktik kekuasaan didefinisikan sebagai kepemilikan oleh suatu kelompok
atau anggota untuk mengontrol kelompok atau anggota lainnya. Hal ini disebut dengan dominasi, karena praktik seperti ini dapat memengaruhi letak atau konteks
sosial pemberitaan tersebut. Kedua, akses dalam memengaruhi wacana. Akses ini menjelaskan
bagaimana kaum mayoritas memiliki akses yang lebih besar dibandingkan kaum minoritas. Oleh karenanya, kaum mayoritas lebih punya akses kepada media
dalam memengaruhi wacana.
B. Teori Penerjemahan Alquran
1. Pengertian Terjemah
Sebelum menganalisis wacana pada ayat-ayat jihad dalam Alquran, ada baiknya penulis menyinggung teori penerjemahan Alquran yang telah menjadi
panduan sejak lama. Dalam bahasa Indonesia, istilah terjemah diserap dari bahasa
Arab, tarjamah. Bahasa Arab sendiri menyerap istilah tersebut dari bahsa Armenia, turjuman
35
. Kata turjuman sebentuk dengan tarjaman dan turjuman yang berarti orang yang mengalihkan tuturan dari satu bahasa ke bahasa lain
36
.
Dalam kegiatan penerjemahan, setiap jenis nash sepatutnya diperlakukan secara khusus. Perlakuan ini menyangkut masalah teoretis yang bertalian dengan
metode dan prosedur penerjemahan. Karena itu penerjemahan nash keagamaan berbeda dengan penerjemahan nash ilmiah, nas sastra dan jenis nas lainnya.
Perbedaan perlakuan ini terkait erat dengan karakteristik isi dan bahasa yang mengungkapkan konteks wacana di dalamnya.
Penerjemahan Alquran memang memerlukan penanganan tersendiri karena bagi umat Islam, Alquran memiliki aneka dimensi dan fungsi yang perlu
dijaga. Di samping itu, cara pandang penerjemah nas-nas keagamaan tentu saja berbeda dengan sudut pandang penerjemah lain.
Proses penerjemahan Alquran merupakan rangkaian tindakan yang dilakukan penerjemah berdasarkan atas kualifikasinya dalam mengalihkan makna
dan maksud nas sumber ke dalam nas penerima untuk memperoleh terjemahan yang berkualitas.
35
M. Didawi, dalam Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia. Jakarta: Humaniora, 2005, h. 7
36
I. Manzhur, dalam Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia, h. 7