Dasar Hukum Pendirian Museum Fungsi Museum Sejarah Perkembangan Museum di Indonesia

7 berhubungan dengan sejarah museum adalah bagian kompleks perpustakaan yang dibangun khusus untuk seni dan sains, terutama filosofi dan riset di Alexandria oleh Ptolomeus I Soler tahun 280 SM. Kemudian pada abad ke- 6 sampai ke-12 merupakan tempat penyimpanan koleksi pribadi dari para bangsawan dan raja-raja dalam bentuk galeri atau selasar. Dengan semakin meningkatnya jumlah koleksi, maka barang-barang koleksi tersebut dimasukkan ke dalam ruangan dengan courtyard terbuka dan kolom-kolom portico di sekelilingnya. Pada abad ke-17, setelah Revolusi Prancis meletus – timbulnya liberalisme dan nasionalisme – para hartawan dan bangsawan memamerkan koleksi mereka kepada umum. Museum menjadi bersifat terbuka untuk masyarakat dengan ekspresi keangkeran dan keangkuhan dalam gaya-gaya bangunan Eropa Klasik dan pilar-pilar vertikal. Di Indonesia, museum yang pertama kali dibangun adalah Museum Radya Pustaka. Selain itu dikenal pula Museum Gajah yang memiliki koleksi terlengkap di Indoensia.

2.2.2 Dasar Hukum Pendirian Museum

5 Pendirian sebuah museum memiliki acuan hukum, yaitu:  UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya,  PP No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1992.  PP No. 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum,  Kep. Menbudpar No. KM.33PL.303MKP2004 tentang Museum. Museum dalam menjalankan aktivitasnya, mengutamakan dan mementingkan penampilan koleksi yang diimilikinya. Pengutamaan kepada koleksi inilah yang membedakan museum dengan lembaga-lembaga lainnya. Setiap koleksi merupakan bagian integral dari kebudayaan dan sumber ilmiah, hal itu juga mencakup informasi mengenai objek yang ditempatkan pada tempat yang tepat, tetapi memberikan arti dan tanpa kehilangan arti dari objek itu sendiri. Penyimpanan informasi dalam bentuk susunan yang teratur rapi dan pembaharuan dalam prosedur, serta cara dan penganganan koleksi. 5 http:www.budpar.go.iduserfilesfile4410_1346-BAGAIMANAMENDIRIKANSEBUAHMUSEUMwebsite.pdf Universitas Sumatera Utara 8 Museum dapat didirikan oleh Instansi Pemerintah, Yayasan, atau Badan Usaha yang dibentuk berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, maka harus memiliki dasar hukum seperti SK bagi museum pemerintah dan akte notarsi bagi museum yang diselenggarakan oleh swasta. Bila perseorangan berkeinginan untuk mendirikan museum, maka dia harus membentuk yayasan terlebih dahulu.

2.2.3 Fungsi Museum

Fungsi museum menurut ICOM adalah sebagai wadah untuk:  Pengumpulan dan pengamanan warisan alam budaya,  Dokumentasi dan penelitian ilmiah,  Konservasi dan preservasi,  Penyebaran dan penataan ilmu untuk umum,  Pengenalan kebudayaan antar-daerah dan bangsa,  Visualisasi warisan alam budaya,  Cermin pertumbuhan peradaban manusia,  Pengenalan dan penghayatan kesenian. 2.2.4 Tugas Museum 2.2.4.1 Pengumpulan Pengadaan Tidak semua benda padat dimasukkan ke dalam koleksi museum, hanyalah benda-benda yang memenuhi syarat-syarat tertentu, yakni:  Harus punya nilai budaya, ilmiah dan estetika,  Harus dapat mengidentifikasi mengenai wujud, asal, tipe, gaya dsb,  Harus dapat dianggap sebagai dokumen.

2.2.4.2 Pemeliharaan

Tugas pemeliharaan ada 2 aspek, yakni:  Aspek teknis  benda-benda materi koleksi harus dipelihara dan diawetkan serta dipertahankan tetap awet dan tercegah dari kemungkinan kerusakan. Universitas Sumatera Utara 9  Aspek administrasi  benda-benda materi koleksi harus mempunyai keterangan tertulis yang menjadikannya bersifat monumental.  Konservasi  usaha pemeliharaan, perawatan, perbaikan, pencegahan dan penjagaan benda-benda koleksi dari penyebab kerusakan.

2.2.4.3 Penelitian

Bentuk penelitian ada dua macam, yaitu:  Penelitan intern  dilakukan kurator untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan museum yang bersangkutan.  Penelitian ekstern  dilakukan oleh peneliti dari luar, seperti mahasiswa, pelajar, umum, dll untuk kepentingan karya ilmiah.

2.2.4.4 Pendidikan

Kegiatan disini lebih ditekankan pada pengenalan benda-benda materi koleksi yang dipamerkan, antara lain:  Pendidikan formal  seminar, diskusi, ceramah, dsb.  Pendidikan non-formal  pameran, pemutaran film atau slide, dsb.

2.2.4.5 Rekreasi

Sifat pameran mengandung arti untuk dinikmati dan dihayati, yang mana merupakan kegiatan rekreasi yang segar, tidak diperlukan konsentrasi yang akan menimbulkan keletihan dan kebosanan. 2.2.5 Jenis-Jenis Museum 2.2.5.1 Berdasarkan Koleksinya Menurut SK Menteri P K No. 79 Tahun 1975, bab XLVI, pasal 728, museum dibagi menjadi tiga tipe umum, yaitu:  Museum umum  koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Universitas Sumatera Utara 10  Museum khusus  koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, ilmu pengetahuan ataupun beragam disiplin ilmu, ditentukan oleh objek koleksi yang terdapat di dalamnya.  Museum pendidikan  bagian dari museum khusus, tetapi di Indonesia terdapat pembedaan terhadap jenis-jenis museum pendidikan, baik untuk tingkat universitas, sekolah dasar ataupun sekolah tingkat lanjut.

2.2.5.2 Berdasarkan Penyelenggarannya

Menurut penyelenggaranya, museum dapat dibagi atas:  Museum pemerintah  diselenggarakan dan dikelola pemerintah, dibagi lagi oleh pengelolanya yaitu Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.  Museum swasta  diselenggarakan dan dikelola swasta. Berdasarkan tipologi di atas, maka Medan Chinese Cultural Museum merupakan museum khusus, karena terbatas pada satu kebudayaan yaitu kebudayaan etnis Tionghoa Indonesia khususnya Tionghoa Medan dan diselenggarakan serta dikelola oleh pihak pemerintah yaitu Pemerintah Kota Medan. 2.2.6 Persyaratan Pendirian Museum 2.2.6.1 Lokasi Museum didirikan bukan untuk kepentingan pendirinya, tetapi untuk kepentingan masyarakat umum. Atas dasar kepentingan publik, maka lokasi museum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:  Lokasi museum harus strategis, tidak berarti harus di pusat kota, melainkan tempat yang mudah dijangkau oleh umum.  Lokasi museum harus sehat, bukan di daerah industri yang banyak pengotoran udaranya, kondisi tanah baik dan memiliki kualitas udara yang baik dengan kelembapan udara antara 55 - 60. Universitas Sumatera Utara 11

2.2.6.2 Bangunan

Dalam pembuatan pra-desain gedung museum, harus sudah dipikirkan pembagian ruang, jumlah ruang, ukuran ruang, faktor elemen iklim, sirkulasi udara yang baik, juga masalah sistem penggunaan cahaya. Persyaratan minimal bangunan terdiri dari dua komponen yaitu bangunan pokok dan penunjang. Secara umum gedung museum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:  Bangunan dikelompokkan berdasarkan fungsi dan aktivitasnya, ketenangan dan keramaian serta keamanan.  Pintu masuk dibedakan atas pintu masuk utama dan pintu masuk khusus.  Area publik terdiri dari bangunan umum pameran tetap dan temporer serta bangunan auditorium meliputi seluruh ruang pendukungnya.  Area semi publik terdiri dari bangunan adminsitrasi perpustakaan dan ruang rapat.  Area privat terdiri dari laboratorium, studio serta daerah servis lainnya.

2.2.6.3 Koleksi

Dalam perencanaan museum, tidak bisa terpisahkan antara perencanaan gedung dan koleksi, sebab serasi atau tidaknya suatu museum terletak pula dalam keseimbangan antara besar kecil bangunan dan volume koleksi yang akan mengisinya. Jenis benda materi koleksi:  Benda Asli Yakni benda koleksi yang memenuhi persyaratan: - Harus mempunyai nilai budaya, ilmiah dan estetika. - Harus dapat diidentifikasikan mengenai wujud, asal, tipe, gaya, dsb. - Harus dapat dianggap sebagai dokumen.  Benda Reproduksi Universitas Sumatera Utara 12 Benda buatan baru dengan cara meniru benda asli menurut cara tertentu, meliputi: - Replika  benda tiruan yang memiliki sifat dari benda yang ditiru. - Miniatur  benda tiruan yang diproduksi dengan memiliki bentuk, warna, dan cara pembuatan yang sama namun dengan ukuran yang lebih kecil. - Referensi  yang diperoleh dari rekaman atau fotokopi suatu buku mengenai etnografi, sejarah, dll.  Benda Penting Berupa foto yang dipotret dari dokumen mikrofilm yang sukar dimiliki.  Benda Penunjang Benda yang dapat dijadikan pelengkap pameran untuk memperjelas informasi pesan yang akan disampaikan, misalnya lukisan, foto dan contoh bahan.

2.2.6.4 Peralatan

Peralatan di museum adalah sebagai sarana penunjang yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan penyelenggaraan museum. Dibedakan menjadi:  Peralatan kantor  setiap alat benda bergerak yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan adminstratif perkantoran museum.  Peralatan teknis  setiap alat benda bergerak yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan teknis museum.

2.2.6.5 Organisasi dan Ketenagaan

Pendirian museum sebaiknya ditetapkan secara hukum. Museum harus memiliki organisasi dan ketenagaan di museum, yang sekurang-kurangnya terdiri dari kepala museum, bagian adminsitrasi, pengelola koleksi kurator, bagian konservasi Universitas Sumatera Utara 13 perawatan, bagian penyajian preparasi, bagian pelayanan masyarakat dan bimbingan edukasi, serta pengelola perpustakaan.

2.2.6.6 Sumber Dana Tetap

Museum harus memiliki sumber dana tetap dalam penyelenggaraan dan pengelolaan museum.

2.2.7 Sejarah Perkembangan Museum di Indonesia

Berdirinya suatu museum di Indonesia dimulai tahun 1778 dengan didirikannya Museum Bataviaasch Genootschap Van Kunsten en Westenschappen di Batavia sekarang Jakarta. Karena mulai dilakukannya penelitian benda-benda warisan budaya di Indonesia yang telah dikumpulkan. Pada tahun 1915 didirikannya Museum Sono Budoyo di Yogyakarta. Jumlah museum yang terdapat di Indonesia kurang lebih 30 buah sampai akhir Perang Dunia II. Jumlah itu terus bertambah setelah kemerdekaan Indonesia dan tujuan pendiriannya berubah dari tujuan untuk kepentingan pemerintah penjajah menjadi untuk kepentingan masyarakat dalam usaha pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada tahun 1964 urusan museum ditingkatkan menjadi Lembaga Museum-museum Nasional, kemudian pada tahun 1966 Lembaga Museum-museum Nasional diganti menjadi Direktorat Museum dalam lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan. Dalam rangka pembinaan dan pengembangan permuseuman di Indonesia maka: • pada tahun 1971 Direktorat Permuseuman mengelompokan museum- museum menurut jenis koleksinya menjadi tiga jenis yaitu Museum Umum, Museum Khusus dan Museum Lokal. • pada tahun 1975 pengelompokan itu diubah menjadi Museum Umum, dan Museum Khusus, dan Museum Pendidikan. • pada tahun 1980 pengelompokan itu disederhanakan menjadi Museum Umum, dan Museum Khusus. Universitas Sumatera Utara 14 Berdasarkan tingkat kedudukan Direktorat Permuseuman mengelompokan Museum Umum dan Museum Khusus menjadi Museum tingkat Nasional, Museum Regional propinsi dan Museum tingkat Lokal kodyakabupaten. Menurut catatan, pada tahun 1981 di Indonesia terdapat 135 buah museum. Dalam era pembangunan program pengembangan permuseuman dilakukan melalui:  PELITA I dengan proyek rehabilitasi dan perluasan museum pada museum pusat Museum Nasional dan Museum Bali Denpasar.  PELITA II sampai tahun kedua 19751976 program proyek dilanjutkan pada sebelas lokasi dan sampai tahun kelima mencapai 26 lokasi provinsi.  PELITA III proyek rehabilitasi dan perluasan diganti menjadi proyek pengembangan permuseuman dengan tugas yang lebih luas yaitu selain membina dan mengembangkan museum yang dikelola oleh swasta dan museum pemerintah daerah. Pembinaan dan pengembangan permuseuman di Indonesia Khususnya museum dilingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan meliputi bidang kolekasi, fisik bangunan, ketenagaan, sarana penunjang, fungsionalisasi dan peranan museum sebagai museum pembinan museum daerah dan swasta. Tabel 2.1: Tabel Perbandingan Museum No. Pra-Kemerdekaan Pasca-Kemerdekaan 1. Didirikan untuk kepentingan ilmu pengetahuan yang menunjang. Didirikan untuk kepentingan pelestarian warisan budaya dalam rangka pembinaan dan pengembangan. 2. Pelaksanaan politik kolonial dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kebudayaan bangsa dan sebagai sarana pendidikan nonformal. Universitas Sumatera Utara 15 3. Beberapa museum mempunyai jumlah koleksi yang cukup besar, sebagian dipamerkan berorientasi pada tata letak pameran museum di Eropa. Jumlah koleksi masih terbatas. 4. Sebagian besar bangunan tidak direncanakan untuk suatu museum, pada umumnya sudah tua dan tidak lagi memenuhi persyaratan bangunan modern. Bangunan museum pada umumnya sudah direncanakan khusus untuk suatu museum dan mencerminkan suatu gaya arsitektur tradisional daerah tertentu. 5. Sebagian dari museum-museum ini tidak memiliki tenaga ilmiah yang berpengalaman, namun jumlahnya tidak memadai. Pada umumnya masih kekurangan tenaga ahli. 6. Sebagian sudah mempunyai bagian yang melayani bimbingan edukatif yang tidak terdapat pada zaman kolonial sarana penunjang belum memadai. Struktur organisasi disesuaikan dengan kebutuhan. 2.2.8 Permasalahan Permuseuman di Indonesia 2.2.8.1 Masalah Umum