53
Bentukan denah yang membuat para pengunjung dapat berkeliling pada jalur yang ada, tidak membuat pengunjung menemukan suatu
ruangan yang lebar yang mana dapat berkeliling, semuanya sudah teratur dalam jalur yang telah disediakan dan dirancang kian.
Gambar 2.29: Denah Museum Kebudayaan Cheng Ho Dalam perancangannya, antara suatu bagian ruang pameran,
terdapat ruang transisi yang menyajikan diorama suasana jalur hutan hujan tropis. Museum ini juga menyediakan fasilitas bagian teknik penyajian teh
tradisional pada lt. 2, dan tempat workshop
bagi para artis untuk berkarya di lt. 3. Lt. 4 terdapat
menara jaga yang berfungsi sebagai tempat observasi kota
pada ketinggian.
2.6.4 Xinjiang Uyghur Regional Museum, Ürümqi,
Xinjiang, RRC
Gambar 2.30: Pertunjukan oleh Etnis Xinjiang China
Universitas Sumatera Utara
54
Museum ini didedikasikan untuk etnis Uyghur, salah satu etnis minoritas di China dan dibangun di Kota Ürümqi, salah satu kota yang memiliki
kemajuan pesat di tengah padang pasir. Ditujukan pula sebagai pusat koleksi dan studi relikwi budaya yang ditemukan di daerah sana.
Dibangun pada lahan seluas 7800 m2, gedung ini berarsitektur khas etnis Uyghur modern. Museum ini juga memiliki fasilitas gedung pertunjukan
tradisional Uyghur.
Gambar 2.31: Eksterior Museum Regional Xinjiang, China Kubah sentral bangunan ini menjadi salah satu keunikan langgam
modern pada sebuah museum, yang selain estetika juga mendukung fungsi struktur pada bangunannya untuk mengikat kaca kubah di atasnya.
Gambar 2.32: Interior Void Museum Regional Xinjiang, China
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
55
BAB III ELABORASI TEMA
3.1 Asal-Usul Neo-Vernakular
Neo-Vernakular merupakan aliran bentuk dan gaya yang lahir dari cabang arsitektur modern muncul pada akhir abad XIX dan XX, sejak munculnya
Revolusi Industri di Inggris, sehingga menimbulkan revolusi sosial ekonomi yang melanda seluruh dunia yang juga mengakibatkan terjadinya perubahan besar dalam
budaya, pola pikir, pola hidup masyarakat termasuk seni dan arsitektur. Arsitektur modern berkembang seiring dengan adanya perkembangan
teknologi. Mulai pertengahan abad XX, teknologi tidak lagi menjadi hambatan dalam mewujudkan bentuk bangunan. Modernitas berkembang sangat cepat, dalam
bentuk, aliran, dan gaya secara paralel sampai akhir abad XX. Arsitektur neo- vernakular sendiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Bentuk merupakan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural.
Tidak adanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik yaitu budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak yang
mengacu pada makro kosmos, religi, dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip vernakular, melainkan karya baru mengutamakan penampilan visualnya.
3.2 Pengertian
Arsitektur Neo-Vernakular terdiri dari pengertian masing-masing:
“Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia
beradab. ”
1
Arsitektur adalah seni atau pengetahuan tentang bangunan, khususnya, seni bangunan permukiman, gereja, jembatan, dan dengn
struktur yang lainnya, utnuk tujuan kehidupan sipil, yang sering
1
Encyclopaedia Britannica
Universitas Sumatera Utara