Menurut Fandeli et al. 2008 perkembangan penduduk menyebabkan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak memperhatikan kelestarian.
Perkembangan penduduk menyebabkan kebutuhan lahan semakin meningkat dan menyebabkan peralihan fungsi hutan ke penggunaan yang lain. Selanjutnya
Sitorus et al. 2010 menyatakan perkembangan jumlah penduduk yang terlalu banyak dapat mengakibatkan penggunaan sumberdaya yang berlebihan.
Semakin tinggi pertumbuhan penduduk mengakibatkan perubahan penggunaan lahan yang tidak memperhatikan kaidah konservasi yang dapat
mengkibatkan bencana banjir, longsor, dan kekeringan yang merupakan bukti dari perubahan penggunaan lahan yang berakibat terhadap kerusakan lahan. Semakin
besar perubahan penggunaan lahan yang dilakukan oleh manusia dapat berakibat terhadap munculnya dan meluasnya lahan kritis Kodoatie dan Sjarief, 2008.
2.2. Perubahan Penggunaan Lahan
Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007 menyatakan bahwa lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi, dan vegetasi
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Kegiatan penduduk masa lalu maupun sekarang secara potensial akan berpengaruh terhadap
penggunaan lahan di suatu wilayah. Penggunaan lahan merupakan kegiatan manusia terhadap sumberdaya
lahan yang sifatnya menetap untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, penggunaan lahan bersifat dinamis, mengikuti perkembangan kehidupan dan
budaya manusia Sitorus et al., 2010. Tipe penggunaan lahan adalah jenis-jenis penggunaan lahan termasuk pengelolaan. Tipe penggunaan lahan menurut sistem
dan modelnya dibedakan menjadi dua macam yaitu jamak dan gabungan. Tipe penggunaan jamak adalah penggunaan yang terdiri lebih dari satu jenis
penggunaan lahan pada area yang sama, dan penggunaan lahan gabungan adalah terdiri lebih dari satu jenis penggunaan lahan komoditas pada area-area yang
berbeda Sitorus, 2004. Menurut Arsyad 2010 penggunaan lahan dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu penggunaan lahan pertanian dan
penggunaan lahan bukan pertanian. Penggunaan lahan pertanian dibedakan dalam komoditas yang diusahakan dan yang dimanfaatkan di atas lahan. Penggunaan
lahan pertanian seperti tegalan, sawah, kebun, padang rumput, hutan, alang-alang, dan sebagainya.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2011 mengkelaskan penggunaan lahan menjadi dua yaitu penggunaan lahan pertanian dan lahan non
pertanian. Lahan pertanian meliputi lahan sawah dan lahan bukan sawah ladang, perkebunan, tambak, tegalan, kebun campuran, dan rumput. Sedangkan lahan
non pertanian yaitu pemukiman, hutan negara, rawa, jalan, lahan terbuka atau lahan tandus, dan sungai
Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan dapat berdampak pada penurunan kualitas lahan dan mengakibatkan ketidakberlanjutan
pembangunan akibat terjadi erosi, menurunnya fungsi hidrologis hutan, terjadinya perubahan penggunaan lahan dan meningkatnya lahan kritis Desman, 2007.
Perubahan penggunaan lahan adalah perubahan aktivitas terhadap suatu lahan dari aktivitas sebelumnya, untuk komersial atau industri. Laju perubahan
penggunaan lahan akan semakin cepat seiring dengan bertambahnya penduduk. Perubahan penggunaan lahan merupakan proses pilihan pemanfaatan yang
optimum dari lahan, untuk pertanian dan non pertanian Kazaz, 2001. Perubahan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian menyebabkan penurunan luas tanah
pertanian yang subur berubah menjadi industri dan pemukiman. Sementara pembukaan tanah pertanian yang baru di lokasi lain tidak mudah, karena luas dan
produktivitasnya tidak sesuai dengan tanah yang telah diubah penggunaannya. Demikian halnya dengan ladang berpindah yang pada awalnya tidak
bersifat merusak ekosistem secara cepat jika ekosistem sekelilingnya masih belum terganggu. Namun dengan meningkatnya jumlah penduduk yang semakin lama
semakin bertambah dan pembukaan kembali lahan-lahan bekas perladangan meningkat, sehingga menyebabkan lahan semakin rusak Rahim, 2006.
Perubahan penggunaan lahan terkait dengan tingkat efisiensi dari penggunaan lahan, dimana penggunaan lahan yang mampu memberikan tingkat
efisiensi lebih tinggi akan menggantikan penggunaan lahan yang mempunyai tingkat efisiensi yang lebih rendah. Misalnya, petani akan mengkonversikan
sawahnya ke penggunaan lahan lain apabila hasil produksi sawah tidak mampu memenuhi perkembangan standar tuntutan hidupnya. Penyebab perubahan
penggunaan lahan pertanian terkait dengan beberapa faktor yaitu manusia, pertumbuhan penduduk, dan lingkungan fisik lahan. Kualitas manusia ditentukan
umur, kepribadian, dan pendidikan, serta segala sesuatu yang menentukan kualitas manusia dalam menentukan keputusan. Misalkan petani muda berpendidikan yang
memiliki pemikiran yang sudah maju akan lebih cepat menerima teknologi baru di bidang pertanian dibandingkan petani tua yang konservatif. Kualitas manusia dan
jumlah penduduk mempengaruhi pola penggunaan lahan. Selain itu tingkat perubahan penggunaan lahan terkait dengan tingkat kesesuaian lahan dan
lingkungan fisik lahan. Penggunaan lahan pada daerah datar lebih cepat berubah menjadi penggunaan lain dibandingkan dengan di daerah yang berlereng. Daerah
datar lebih subur dibandingkan daerah berlereng, karena daerah yang berlereng lebih banyak terjadi erosi dan longsor akibat curah hujan yang terjadi sehingga
bahan tanah yang subur yang berada diatas permukaan terbawa oleh air menuju daerah yang lebih rendah Saeful Hakim dan Nasoetion, 1996.
2.3. Land Rent