kebutuhan hidaupnya dan sawah tersebut digunakan sebagai tempat penambangan batu-batuan.
Tabel 9. Luas perubahan penggunaan lahan dari sawah di Kecamatan Sukamakmur
No Desa
Luas Sawah 2006 Ha
Luas Perubahan Penggunaan Lahan 2009
Pemukiman Lahan Terbuka
Ha Ha
1 Sukaharja
280,35 0,74
0,2 3,64
1,3 2
Sukaresmi 532,02
2,97 0,5
Jumlah 812,37
3,71 0,4
3,64 0,4
Sumber: Hasil interpretasi Citra ALOS AVNIR 2006-2009
5.3. Sebaran Lahan Kritis di Kecamatan Sukaraja Dan di Kecamatan
Sukamakmur
Luas lima tingkat lahan kritis di Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Sukamakmur disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 menunjukkan bahwa lahan kritis
di Kecamatan Sukaraja tertinggi potensial kritis, karena lahan di Kecamatan Sukaraja didominasi oleh lahan dengan topografi berombak, mulai terjadi erosi
alur akibat pembukaan lahan pertanian di beberapa tempat, presentase vegetasi masih relatif tinggi, batuan permukaan 10 , dan kedalaman efektif tanah lebih
dari 100 cm yang masih produktif bila diusahakan untuk pertanian. Selain lahan potensial kritis di Kecamatan Sukaraja juga dijumpai lahan tidak kritis, agak
kritis, kritis, dan sangat kritis. Lahan tidak kritis terluas di Desa Nagrak, karena banyak lahan yang tidak dialih fungsikan ke penggunaan non pertanian dan lahan
subur untuk pertanian. Lahan potensial kritis di Desa Cijujung karena banyak lahan yang dibuka menjadi lahan terbuka. Lahan agak kritis terluas di Desa
Gunung Geulis karena kodisi lahan yang memiliki kemiringan 18 , vegetasi 50-75 , kedalam tanah 60-100 cm, adanya erosi alur pada beberapa tempat.
Lahan kritis di Kecamatan Sukaraja hanya dijumpai di Desa Gunung Geulis, Nagrak, Cikeas, dan Cadas Ngampar. Lahan kritis terluas di Desa Gunung Geulis
karena banyak lahan yang mengalami erosi parit, kedalaman tanah dangkal 30-60 cm, dan vegetasi kurang dari 25-50 . Lahan sangat kritis hanya terjadi di Desa
Cadas Ngampar karena ada lahan yang memiliki kemiringan lereng 30
sehingga pada lahan tersebut banyak dijumpai erosi parit, vegetasi 25 , dan kedalam tanah 30 cm. Luas lahan kritis secara lebih detail pada penggunaan
lahan pertanian yang berubah menjadi non pertanian di Kecamatan Sukaraja disajikan pada Lampiran 10 dan11.
Tabel 10. Luas lahan kritis di Kecamatan Sukaraja dan di Kecamatan Sukamakmur
No Desa
Tingkat Kekritisan Tidak
Kritis Ha
Potensial Kritis Ha
Agak Kritis
Ha Kritis Ha Sangat
Kritis Ha
Total Ha
Kecamatan Sukaraja 1.
Cibanon 62,41
50,13 222,68
335,23 2. Gunung Geulis
163,16 375,74
71,84 610,74
3. Nagrak
390,34 107,09
70,05 38,19
605,67 4.
Sukatani 33,18
128,95 2,95
165,08 5.
Sukaraja 166,03
83,28 249,31
6. Cikeas
45,35 220,13
51,43 316,90
7. Cadas Ngampar
26,93 225,89
5,33 0,16
258,30 8.
Pasirlaja 28,94
324,83 353,77
9. Cijujung
126,58 328,82
455,41 10. Cimandala
272,36 19,38
40,76 332,50
11. Pasir Jambu 40,81
27,25 11,16
79,22 12. Cilebut Timur
15,39 43,80
59,18 13. Cilebut Barat
12,43 54,41
66,84 Jumlah
1.383,90 1.613,96
723,34 166,78
0,16 3.888,14
Kecamatan Sukamakmur 1.
Sukawangi 1.219,31
632,44 918,68
39,50 2.809,93 2.
Sukaharja 10,53
399,71 61,98
1.524,91 1.997,12
3. Wargajaya
9,54 24,92
392,10 851,44
1.278,00 4.
Sirnajaya 295,08
495,23 682,43
1.472,75 5.
Sukamulya 188,81
768,06 441,45
1.398,32 6.
Sukamakmur 5,10
110,65 727,19
429,47 1.272,42
7. Cibadak
138,14 306,09
654,95 1.099,18
8. Pabuaran
11,89 398,00
526,66 1.147,55
2.084,10 9.
Sukadamai 557,36
514,50 5,10
871,48 1.948,44
10. Sukaresmi
389,65 392,37
415,67 136,58
4,58 1.338,86
Jumlah 984,07
3.681,50 4.330,52
7.658,94 44,08 16.699,11
Sumber: BPDAS Citarum Ciliwung 2009
Lahan kritis di Kecamatan Sukamakmur terluas pada tingkat kritis, karena lahan di Kecamatan Sukamakmur didominasi oleh lahan dengan kemiringan
lereng curam sehingga mengakibatkan erosi berat dan banyak lahan yang tidak
produktif untuk pertanian. Lahan kritis ini terluas di Desa Sukaharja karena banyak lahan yang mengalami erosi parit akibat didominasi kemiringan lereng
30 , terletak pada ketinggian 400-600 meter diatas permukaan laut, kedalaman tanah dangkal sebesar 30-60 cm, vegetasi kurang dari 25-50 dan banyak lahan
yang ditumbuhi oleh rumput ataupun semak. Lahan tidak kritis, terluas di Desa Sukadamai karena kedalaman tanahnya 100 cm, batuan permukaan 5 ,
vegetasi lebat, tanah digunakan untuk pertanian. Lahan potensial kritis terluas di Desa Sukawangi karena banyak lahan yang dibuka menjadi lahan terbuka,
topografi datar sampai berbukit, mulai terjadi erosi alur akibat pembukaan lahan pertanian di beberapa tempat, presentase vegetasi masih relatif tinggi, batuan
permukaan 10 , dan kedalaman efektif tanah lebih dari 100 cm. Lahan agak kritis terluas terjadi di Desa Sukamulya karena lahan di desa ini kemiringannya
18 , vegetasi 50-75 , kedalam tanah 60-100 cm, adanya erosi alur pada beberapa tempat. Lahan sangat kritis terluas dijumpai di Desa Sukawangi karena
lahan di desa tersebut sebagian besar berkemiringan lereng 30 , dan terletak pada ketinggian 600 meter diatas permukaan laut, vegetasi kurang dari 25 ,
batuan permukaan 30 , sehingga di lapang terjadi erosi parit. Hasil pengamatan karakteristik lahan kritis disajikan pada Lampiran 4 dan 5. Luas lahan
kritis pada penggunaan lahan pertanian yang berubah menjadi non pertanian di Kecamatan Sukamakmur disajikan pada Lampiran 10 dan11.
5.4. Nilai Land Rent Lahan Pertanian dan Non Pertanian di Kecamatan