Juli 2009, peta administrasi skala 1:250.000, data jumlah penduduk 2006-2009, peta lahan kritis skala 1:100.000, dan peta jalan, data Potensi Desa PODES.
Peralatan yang digunakan adalah GPS Global Positioning System, abney level, kompas, meteran, kamera, kuesioner, dan seperangkat komputer yang
dilengkapi perangkat lunak software ArcView 3.3, ArcGis 9.3, Statistica 8, Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Visio, dan Microsoft Office Excel.
Kuesioner disajikan pada Lampiran 1, 2, dan 3. Perangkat lunak ArcView 3.3, ArcGis 9.3 digunakan untuk analisis spasial dan Statistica 8 untuk analisis data.
Keterkaitan antar tujuan, data dan sumber serta alat disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Keterkaitan antara tujuan penelitian dengan data, sumber, dan alat
No Tujuan
Data Sumber Data
Alat 1.
Mengidentifikasi pertumbuhan penduduk dan perubahan penggunaan
lahan pertanian ke non pertanian di Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan
Sukamakmur. Data jumlah
penduduk 2006- 2009
BPS Kab.Bogor, Kecamatan
Sukaraja dan Kecamatan Sukamakmur
Excel,
Citra ALOS Avnir 2006 dan 2009
Bagian Pengindraan Jauh dan
Interpretasi Citra
PEMDA Kabupaten Bogor ArcView 3.3,
ArcGis 9.3 Peta administrasi PEMDA Kabupaten Bogor
2 Mengidentifikasi sebaran lahan kritis
di wilayah Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Sukamakmur.
Peta lahan kritis
BPDAS Citarum Ciliwung ArcView 3.3,
ArcGis 9.3, Excel
3 Mengetahui dan membandingkan
nilai land rent penggunaan lahan pertanian dan usaha non pertanian.
Hasil kuesioner land rent
Data PrimerKuesioner dan
survey lapang Excel
Statistica 8 4
Mengetahui keterkaitan pertumbuhan penduduk dengan perubahan
penggunaan lahan pertanian ke non pertanian dan luas lahan kritis di
Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Sukamakmur.
Hasil analisis tujuan 1 dan 2
penduduk, peta perubahan
penggunaan lahan 2006-2009, dan
peta lahan kritis
BPS Kab.Bogor
Bagian Pengindraan Jauh dan Interpretasi Citra
PEMDA Kabupaten Bogor
BPDAS Citarum Ciliwung
Excel, statistica 8
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap kegiatan yang terdiri dari 1 Tahap persiapan, 2 Tahap identifikasi perubahan penggunaan lahan pertanian
ke non pertanian, 3 Pengecekan tutupan lahan dan pengamatan karakteristik lahan kritis, dan 4 Analisis data.
3.3.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi studi pustaka, pengurusan perizinan, penyusunan kuesioner, dan pengumpulan data. Data yang dibutuhkan dalam penelitian terdiri
atas data sekunder dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkan terdiri atas data spasial dan data atribut. Data spasial terdiri atas peta lahan kritis, peta jalan,
peta administrasi, dan citra ALOS AVNIR 2006 dan 2009 dan data atribut yaitu jumlah penduduk 2006-2009. Data tersebut dikumpulkan dari instansi terkait
sebagaimana disajikan pada Tabel 3.
3.3.2. Identifikasi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian ke Non Pertanian di Kecamatan Sukaraja dan di Kecamatan Sukamakmur
Diagram alir identifikasi perubahan penggunaan lahan disajikan pada Gambar 2. Tahap awal yang dilakukan dalam pemetaan penggunaan lahan yaitu
koreksi geometri untuk menghasilkan citra terkoreksi. Koreksi geometri ini digunakan untuk mengurangi distorsi geometrik dan mentransformasikan
geometri citra, sehingga memiliki skala dan sistem proyeksi yang diinginkan. Citra yang telah terkoreksi kemudian ditumpang tindihkan overlay dengan peta
administrasi. Interpretasi citra merupakan proses k egiatan untuk menafsir,
mengkaji, mengidentifikasi, dan mengenali obyek yang tampak pada citra, selanjutya menilai arti penting dari obyek tersebut.
Dalam mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian dilakukan pemetaan penggunaan lahan tahun 2006 dan tahun 2009
dengan menggunakan citra ALOS AVNIR. Interpretasi penggunaan lahan dari citra ALOS AVNIR 2006 dilakukan secara visual berdasarkan warna, tekstur,
pola, ukuran, bayangan, rona, lokasi, situasi, dan asosiasi citra. Interpretasi dilakukan dengan cara mengelompokkan data atau informasi ke dalam kelas-kelas
yang lebih sederhana dan menunjukkan karakter yang spesifik. Citra ALOS 2006 dikoreksi geometri dengan citra ALOS 2009 yang telah terkoreksi. Kemudian
dilakukan interpretasi penggunaan lahan 2006 dan hasil dari interpretasi penggunaan lahan 2006 kemudian disimpan dan ditumpangtindihkan dengan citra
tahun 2009 selanjutnya dilakukan interpretasi citra tahun 2009. Tumpang tindih hasil interpretasi tahun 2006 dan 2009 menghasilkan peta penggunaan lahan 2006,