disediakan guna menjalankan usaha bagi usaha-usaha yang mendorong pembangunan ekonomi pada umumnya Harjono, 2007.
Usaha pengembangan penanaman modal dalam negeri telah dirintis oleh pemerintah, salah satunya adalah dengan kebijakan kredit investasi. Pemberian
kredit investasi memerlukan keahlian dalam prioritas pembangunan. Sebuah pengalaman menunjukkan bahwa penyaluran kredit investasi sering didasarkan
pada perintah atau komando dari atasan. Hal demikian telah menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dimana terjadi pemborosan keuangan negara dan
pengaruhnya kepada laju inflasi Sumantoro, 1989.
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi
2.2.1. Suku Bunga
Menurut Kasmir 1999, bunga merupakan balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya. Ada dua jenis bunga yang diberikan kepada nasabah, yaitu bunga simpanan dan bunga pinjaman. Bunga simpanan merupakan bunga yang
diberikan sebagai rangsangan bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank, dimana semakin tinggi bunga simpanan yang ditetapkan oleh perbankan yang
mengacu pada suku bunga bank sentral maka hal ini akan mendorong nasabah untuk menyimpan dananya. Sedangkan bunga pinjaman merupakan bunga yang
diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Kedua jenis bunga tersebut saling mempengaruhi positif,
artinya jika bunga simpanan tinggi maka secara otomatis bunga pinjaman juga
ikut naik. Sebaliknya jika bunga simpanan rendah maka secara otomatis bunga pinjaman ikut menjadi rendah juga.
Berdasarkan Sukirno 1981, besar kecilnya investasi yang dilakukan dalam suatu kegiatan ekonomi atau produksi ditentukan oleh tingkat suku bunga,
tingkat pendapatan, kemajuan teknologi, ramalan kondisi ekonomi ke depan, dan faktor-faktor lainnya. Secara grafis hubungan investasi dengan suku bunga
berbanding terbalik seperti pada Gambar 2.2. dibawah ini.
Sumber: Mankiw, 2000.
Gambar 2.2. Hubungan Investasi dengan Suku Bunga
Berdasarkan Gambar 2.2 dapat terlihat bahwa kurva investasi memiliki slope negatif sehingga jika suku bunga naik maka akan semakin sedikit proyek
investasi yang menguntungkan sehingga investasi akan menurun dan sebaliknya jika suku bunga rendah, maka orang akan menanamkan modalnya untuk
berinvestasi di berbagai bidang usaha Deliarnov, 1995. Para ekonom membedakan antara tingkat bunga nominal dengan tingkat bunga riil Mankiw,
2000. Tingkat bunga nominal nominal interest rate adalah tingkat bunga yang biasa dilaporkan dan merupakan hasil tabungan dan biaya peminjaman tanpa
penyesuaian terhadap inflasi. Tingkat bunga riil real interest rate mengukur Suku Bunga r
I = Ir Investasi I
biaya pinjaman yang sebenarnya dan merupakan tingkat bunga yang menentukan tingkat investasi. Tingkat bunga riil merupakan tingkat bunga nominal yang telah
dikoreksi karena pengaruh inflasi. Investasi bergantung pada tingkat bunga riil karena tingkat bunga adalah biaya pinjaman Mankiw, 2000. Persamaan yang
menggambarkan hubungan antara tingkat inflasi dengan suku bunga riil adalah sebagai berikut :
I = Ir 2.1
r = i – Л
2.2 Kegiatan investasi akan dilaksanakan apabila tingkat pengembalian modal
lebih besar atau sama dengan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga maka tingkat investasi yang dilakukan akan mengalami penurunan. Ketika suku bunga
mengalami penurunan, investasi akan mengalami peningkatan Sukirno, 1996. Menurut teori ekonomi klasik, makin tinggi tingkat bunga maka keinginan
melakukan investasi semakin kecil. Hal ini disebabkan investor akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih
besar dari tingkat bunga yang harus dibayar investor untuk dana investasi tersebut Dewi, 2005.
2.2.2. Tingkat Inflasi